Senin, 25 Januari 2010

The power of silaturahim

Silaturahim itu fitrah
Manusia adalah makhluk sosial, maka ia perlu bersosialisasi dan berinteraksi sosial. Dengan itu lah ia bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Silaturahim yang berarti menyambung atau menghubungkan persaudaraan terutama dengan sesama muslim.
Saya sering menyebut silaturahim dengan ngendong atau dolan [Jawa]. Atau bertamu dalam istilah Indonesia. Namun inti dari silaturahim adalah bertemu & berkomunikasi. Oleh karena itu meskipun tidak bertatap muka,saat kita berkirim surat, SMSan, telepon, chatiing atau online dan facebook-an pun bisa tergolong silaturahim. Sehingga saat ini masalah jarak bukan lagi halangan untuk bersilaturahim. Siapa saja yang perlu kita silaturahimi? sebanyak nama di phonebook HP kita & sebanyak nama yang bisa kita tulis.
Silaturahim adalah ajaran Islam. Ia lebih bersifat sosial [muamalah atau habluminannas] maka silaturahim bisa disebut ibadah sosial [ghairu maghdhoh]. Al-Qur an mengabadikan ajaran ini di ujung QS.An-Nisaa [4]: 1
”...Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Sedangkan dalil dari hadits Nabi Muhammad saw diantaranya terangkum dalam kitab Riyadhushshalihin karya Imam An-Nawawi, antara lain :
Dari Anas ra bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia suka bersilaturahim” HR.Bukhari dan Muslim

Kekuatan silaturahim
Dengan silaturahim kita bisa saling tahu kabar,kondisi dan situasi, dapat bertukar pikiran, ide & gagasan, bisa curhat, berbagi informasi. Tak jarang juga gara-gara silaturahim kita bisa dapat teman baru, rekan bisnis baru bahkan jodoh, he he. Silaturahim juga menjadi sarana ishlah [akurisasi] yang ampuh antar beberapa pihak yang berseberangan, yang sempat ada konflik. Tentu saja dengan hati yang bersih.
Silaturahim bagi orang-orang bisnis seperti MLM menjadi penting sebab dengan itu ia bisa menambah dan memperluas jaringan sekaligus dapat downline. Ada keuntungan materi disana, ada kepingan uang di setiap ketukan pintu. Maka rajinlah mereka bersilaturahim, door to door dari pagi hingga malam.
atau para politisi. bagi mereka silaturahim adalah suara.banyak silaturahim, banyak turun ke masyarakat berarti penggemebungan suara yang akan memangah banyak dukungan.
Bagi seorang muslim, silaturahim juga menjadi sangat penting karena termasuk ibadah yang berpahala. Niat ikhlas lillahi ta’ala pasti akan berbuah ganjaran. Melapangkan rejeki dan memanjangkan umur itu hanyalah efek depan. Rejeki itu tidak selalu berwujud uang tapi bisa traktiran, pulsa gratis, undangan walimah, orang bayar utang, dll. Namun yang pasti dengan silaturahim kita bisa memperekat ukhuwwah islamiyah yang akan meningkat pada persatuan dan kesatuan ummat [wihdatul ummat]. Disinilah kekuatan silaturahim. Maka bersilaturahim antar satu ormas islam, antar masjid-musholla menjadi agenda utama ummat Islam hari ini dan esok.

Silaturahim itu aktif
Silaturahim itu bersifat aktif, bukan diam menunggu. Tapi terkadang kita baru silaturahim bila ada maunya. Ada atau tidak ada kepentingan/urusan, hendaknya silaturahim itu tetap dilakukan. Silaturahim tidak dilakukan kepada orang yang baik/tidak ada masalah dengan kita melainkan pula kepada orang yang kurang atau tidak baik kepada kita.
Dari Abdullah bin ’Amr bin Ash dari Nabi saw,beliau bersabda,”orang yang menghubungkan persahabatan bukanlah orang yang memberi jaminan, tetapi orang yang menghubungkan persahabatan adalah orang yang apabila sanak kerabatnya memutuskan hubungan maka ia menyambungnya”. HR Bukhari
”Yang paling utama diantara perbuatan yang utama adalah engkau melakukan silaturahim dengan orang yang memutuskannya..”. HR.Thabari

Silaturahim menjadi bagian hidup
Silaturahim dengan segala kekuatan dan keunggulannya sebaiknya bisa menjadi bagian dari aktifitas kita sehari-hari. Bermasyarakat ddan berkehudupan sosial.

disampaikan dalam Kajian Remaja Islam RIMBAS Masjid Agung Purwokerto, Januari 2010

Minggu, 03 Januari 2010

1 juz itu 10 atau 9 lembar ?

AsS..Ah 1 day 1 juz, 2 lmbr stlh shlat5wktu. Y gag paz, ah 1 juz.Plng stngh jus. Cba ah,itung..pasti gag paz 1 jus…08986523452. 27 Desember 2009 pkl.07.23 WIB

Salah satu pijakan dari 1 day 1 juz adalah jumlah lembar dalam 1 juz. Ada perbedaan antara mushaf Depag dengan mushaf Timur Tengah. Jumlah lembar 1 juz dalam mushaf terbitan Depag ada 9 lembar sedangkan mushaf cetakan Beirut dan Timur Tengah lainnya ada 10 lembar. Lembar lho bukan halaman. Mengapa berbeda? Karena mushaf terbitan Timteng biasanya akhir halaman pasti akhir ayat. Hal ini mungkin demi kerapihan dan keindahan dan juga memudahkan hafalan. Oleh karena itu ada yang menyebut Qur an Timteng dengan Qur an pojok. Berbeda dengan mushaf Depag yang ‘kurang tertib’ artinya akhir halaman bukan akhir ayat. Dan itu ada banyak di musholla dan masjid di lingkungan kita.
Jadi kalau kita masih memakai mushaf Depag maka akan lebih enteng sebab hanya 9 halaman eh lembar. Seharusnya lebih bersemangat, lebih termotivasi. Soal formasinya (duh kaya sepak bola aja) bisa bervariasi, mulai dari 3-2-2-2, atau 3-1-3-2 atau 3-2-3-1 atau semampunya. Ending-nya tetap ; 1 juz.
Namun pola 1 day 1 juz selalu sama. Dan disinilah keistimewaanya ; 2-2-2-2-2. Seiring sholat fardhu kita sehari-semalam. Sebuah pola yang konsisten. Ajeg, kata wong Jowo. Seperti tetesan air diatas batu, sedikit tapi pasti, pelan namun fokus dan perlahan sebuah cekungan terlihat disana. Bekas yang sulit hilang. Begitu dalam, begitu nyata.

15 Adab agar Tilawah Anda Memberi Bekas

Agar Al-Qur’an memberi bekas ke dalam hati, ada adab-adab yang perlu Anda perhatikan saat membacanya. Berikut ini beberapa adab yang bisa Anda lakukan.

1. Pilihlah waktu yang terkategori waktu Allah ber-tajalli kepada hamba-hamba-Nya. Di saat itu rahmat-Nya memancar. Bacalah Al-Quran di waktu sepertiga terakhir malam (waktu sahur), di malam hari, di waktu fajar, di waktu pagi, dan di waktu senggang di siang hari.

2. Pilih tempat yang sesuai. Misalnya, di masjid atau sebuah ruangan di rumah yang dikosongkan dari gangguan dan kegaduhan. Meski begitu, membaca Al-Qur’an saat duduk dengan orang banyak, di kendaraan, atau di pasar, dibolehkan. Hanya saja kondisi seperti itu kurang maksimum untuk memberi bekas di hati Anda.

3. Pilih cara duduk yang sesuai. Sebab, Anda sedang menerima pesan Allah swt. Jadi, harus tampak ruh ibadahnya. Harus terlihat ketundukan dan kepasrahan di hadapan-Nya. Arahkan wajah Anda ke kiblat. Duduk terbaik seperti saat tasyahud dalam shalat. Jika capek, silakan Anda mengubah posisi duduk. Tapi, dengan posisi yang menunjukkan penghormatan kepada Kalam Allah.

4. Baca Al-Qur’an dalam keadaan diri Anda suci secara fisik. Harus suci dari jinabah. Bila Anda wanita, harus suci dari haid dan nifas. Berwudhulah. Tapi, Anda boleh membaca atau menghafal Al-Qur’an tanpa wudhu. Sebab, tidak ada nash yang mensyaratkan berwudhu sebagai syarat sah membaca Al-Qur’an. Bahkan, para ulama menfatwakan boleh membaca Al-Qur’an bagi wanita yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an saat ia sedang haid atau nifas dengan alasan darurat.

5. Sucikan semua indera Anda -lidah, mata, telinga, hati– yang berhubungan dengan tilawah Al-Qur’an dari perbuatan maksiat. Sesungguhnya Al-Qur’an itu seperti hujan. Batu tidak akan menyerap air hujan. Air hujan hanya berinteraksi dengan lahan yang siap menyerap segala keberkahan. Jadi, jangan Anda bungkus lidah, mata, telinga, dan hati dengan lapisan masiat, dosa, dan kemunkaran yang kedap dari limpahan rahmat membaca Al-Qur’an.

6. Hadirkan niat yang ikhlas hanya kepada Allah swt. Dengan begitu tilawah yang Anda lakukan akan mendapat pahala. Ketahuilah, amal dinilai berdasarkan niat. Sedangkan ilmu, pemahaman, dan tadabbur adalah nikmat dan rahmat yang murni dari Allah. Dan rahmat Allah tidak diberikan kepada orang yang hatinya bercampur aduk dengan niat-niat yang lain.

7. Berharaplah akan naungan dan lindungan Allah swt. seperti orang yang kapalnya sedang tenggelam dan mencari keselamatan. Dengan perasaan itu Anda akan terbebas dari rasa memiliki daya dan upaya, ilmu, akal, pemahaman, kecerdasan, serta keyakinan secara pasti. Sebab, kesemuanya itu tidak akan berarti tanpa Allah swt. menganugerahkan tadabbur, pemahaman, pengaruh, dan komitmen untuk beramal kepada diri Anda.

8. Bacalah isti’adzah dan basmalah. “Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98). Basmalah dibaca saat awal membaca surat di awal, kecuali surat At-Taubah. Membaca basmalah juga dianjurkan saat Anda membaca Al-Qur’an di tengah surat dan ketika Anda memutus bacaan karena ada keperluan kemudian meneruskan bacaan Anda. Membaca basamalah adalah tabarruk (mencari berkah) dan tayammun (mencari rahmat) dengan menyebut nama Allah swt.

9. Kosongkan jiwa Anda dari hal-hal yang menyita perhatian, kebutuhan, dan tuntutan yang harus dipenuhi sebelum membaca Al-Qur’an. Jika tidak, semua itu akan terbayang saat Anda membaca Al-Qur’an. Pintu tadabbur pun tertutup. Jadi, selesaikan dulu urusan Anda jika sedang lapar, haus, pusing, gelisah, kedinginan, atau ingin ke toilet. Setelah itu, baru baca Al-Qur’an dengan haqul tilawah.

10. Saat membaca, batasi pikiran Anda hanya kepada Al-Qur’an saja. Pusatkan pikiran, buka jendela pengetahuan, dan tadabburi ayat-ayat dengan sepenuh jiwa, perasaan, cita rasa, imajinasi, pemikiran, dan bisikan hati. Dengan begitu, Anda akan merasakan limpahan rahmat dan lezatnya membaca Al-Qur’an.

11. Hadirkan kekhusyu’an. Menangislah saat membaca ayat-ayat tentang azab. Hadirkan azab itu begitu nyata dalam penglihatan Anda dengan menyadari dosa-dosa dan maksiat yang masih lekat dengan diri Anda. Jika Anda tidak mampu berbuat seperti itu, tangisilah diri Anda yang tidak mampu tersentuh dengan ayat-ayat yang menggambarkan kedahsyatan azab neraka.

12. Rasakan keagungan Allah swt. Yang Mahabesar yang dengan kemurahannya memancarkan nikmat dan anugerah-Nya kepada Anda. Pengagungan ini akan menumbuhkan rasa takzim Andfa kepada Allah dan Kalam-Nya. Dengan begitu interasi, tadabbur, dan tarbiyah Anda dengan Al-Qur’an akan memberi bekas, makna, hakikat, pelajaran, dan petunjuk yang sangat luar biasa manfaatnya.

13. Perhatikan ayat-ayat untuk ditadabburi. Pahami maknanya. Resapi hakikat-hakikat yang terkandung di dalamnya. Kaitkan juga dengan berbagai ilmu, pengetahuan, dan pelajaran yang bisa menambah pengayaan Anda tentang ayat-ayat tersebut. Inilah tujuan tilawah. Tilawah tanpa tadabbur, tidak akan melahirkan pemahaman dan memberi bekal apa pun pada Anda. Al-Qur’an hanya sampai di tenggorokan Anda. Tidak sampai ke hati Anda.

14. Hanyutkan perasaan dan emosi Anda sesuai dengan ayat-ayat yang Anda baca. Bergembiralah saat membaca kabar gembira. Takutlah saat membaca ayat peringatan dan tentang siksaan. Buka hati saat membaca ayat tentang perintah beramal. Koreksi diri saat bertemu tilawah Anda membaca sifar-sifat orang munafik. Resapi ayat-ayat yang berisi doa. Dengan begitu hati Anda hidup dan bergetar sesuai dengan sentuhan setiap ayat. Inilah ciri orang beriman yang sejati dengan imannya (Al-Anfal: 2).

15. Rasakan bahwa diri Anda sedang diajak berbicara Allah swt. lewat ayat-ayat-Nya. Berhentilah sejenak saat bertemu dengan ayat yang didahului dengan kalimat “Wahai orang-orang yang beriman…, hai manusia….” Rasakan setiap panggilan itu hanya untuk Anda. Dengan begitu lanjutan ayat yang berisi perintah, larangan, teguran, peringatan, atau arahan akan dapat Anda respon dengan baik. Kami dengar dan kami taat. Bukan kami dengarin lalu kami cuekin