Kamis, 18 Desember 2008

Sejarah Tahun Hijriyah dimulai dari Muharram

Suatu ketika Umar bin Khottob ra mendapatkan sebuah cek bertuliskan dari fulan kepada fulan lain yang berutang bahwa waktu pelunasannya di bulan Sya’ban. Umar berkata,”Sya’ban yang mana? Apakah Sya’ban tahun ini atau tahun sebelumnya atau tahun depan? Kemudian beliau mengumpulkan para sahabat untuk diajak bermusyawarah menentukan sebuah penanggalan agar manusia dapat mengetahui waktu pelunasan utang-utang mereka serta perkara-perkara lainnya.”

Ada yang menginginkan agar penanggalannya seperti penanggalan raja-raja Parsia—setiap kali dari mereka ada yang meninggal maka mereka menentukan penanggalan lagi dari penguasa setelahnya—namun Umar tidak menyukainya. Ada pula yang mengusulkan ,”Buatlah penanggalan seperti penanggalan Romawi dari zaman Askandar bin Pilips al Maqduniy.” Namun Umar pun tidak menyukainya.

Ada yang mengatakan,”Buatlah penanggalan dari hari kelahiran Rasulullah saw.” Ada yang mengatakan,”..dari waktu diutusnya saw.” Ali bin Abi Thalib dan yang lainnya menyarankan agar penanggalan dimulai sejak waktu hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah dikarenakan hal itu lebih dikenal oleh setiap orang. Hijrah beliau saw lebih diketahui daripada waktu kelahiran dan diutusnya saw menjadi Rasul.” Maka umar dan para sahabat menerima usulan ini dan memerintahkan agar penanggalan dimulai dari waktu Hijrah Rasulullah saw.

Mereka memulai penanggalannya pada awal tahun itu yaitu bulan Muharram, menurut Imam Malik. Sedangkan diceritakan dari as Suhaily dan yang lainnya bahwa awal tahun diambil dari Robiul Awal saat kedatangan Rasulullah saw ke Madinah. Adapun jumhur ulama berpendapat bahwa awal tahun itu adalah Muharram dan ia adalah awal tahun arab. (Bidayah wa Nihayah juz III hal 213, juz VII hal 78 – 79)
As Suhaili menyebutkan bahwa para sahabat memulai penanggalan dengan hijrah Rasulullah saw dari firman Allah swt :

لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ

Artinya,”Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.” (QS. At Taubah : 108)

Sebagaimana diketahui bahwa hari itu tentulah bukan hari pertama. Namun dia disandarkan kepada sesuatu yang tersembunyi yaitu awal waktu dimana islam menjadi agung, didalamnya terdapat penyembahan Nabi saw kepada Tuhannya maka dimulailah pembangunan masjid dan para sahabat menyepakati bahwa hari itu adalah awal penanggalan. Kita memahami dari apa yang dilakukan para sahabat bahwa firman Allah swt,”sejak hari pertama.” adalah awal penanggalan islam, demikian katanya. Dan yang langsung bisa difahami dari makna,”sejak hari pertama.”adalah masuknya Nabi saw dan para sahabat ke Madinah.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abdul Aziz dari ayahnya dari Sahl bin Sa’ad berkata,”Mereka tidaklah memulai perhitungan dari diutusnya Nabi saw, tidak juga dari meninggalnya saw. Tidaklah mereka memulai perhitungannya kecuali dari datangnya beliau saw ke Madinah.”

Didalam riwayat al Hakim dari jalan az Zubeir dari Abdul Aziz bahwa manusia telah melakukan kesalahan didalam perhitungan. Mereka tidak menghitungnya dari diutusnya saw, tidak dari kedatangannya saw namun mereka menghitungnya dari wafatnya saw. Al Hakim mengatakan,”Ini keliru.” Kemudian dia membetulkan dengan lafazh,”Tidak dari wafatnya. Sesungguhnya mereka menghitung dari kedatangan Rasulullah saw ke Madinah.”

Yang dimaksud didalam kata ”kedatangannya.” bukanlah waktu kedatangannya saw, bukan pula bulan kedatangannya saw karena penanggalan ditentukan sejak awal tahun. Sebagian mereka menentukan awalnya dari saat hijrah. Disebutkan pula bahwa permasalahan mereka adalah kemungkinan memulai penaggalan dari empat hal : kelahirannya saw, diutusnya saw, hijrahnya saw dan wafatnya saw dan akhirnya mereka menjadikan hijrahnya saw sebagai penanggalannya. Hal ini dikarenakan waktu kelahiran dan diutusnya saw tidak terbebas dari perselisihan didalam menentukan tahunnya. Adapun waktu wafatnya saw mereka menolaknya karena mereka akan diingatkan kejadian yang menyedihkan tersebut, untuk itu mereka memilih hijrahnya saw.

Adapun penanggalan dari Robiul Awal menjadi Muharram dikarenakan munculnya tekad untuk berhijrah itu sudah sejak bulan Muharram ketika baiat terjadi disaat Dzulhijah dan ini adalah permulaan hijrah. Dan hilal yang muncul pertama setelah baiat dan tekad untuk berhijrah adalah hilal bulan Muharram maka tepat untuk dijadikan sebagai permulaan penanggalan.

Ibnu Hajar menyebutkan saat mereka berselisih didalam penentuan penanggalan itu, Umar mengatakan, ”Hijrahlah yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan maka mulailah penanggalan darinya.” Dan peristiwa ini terjadi ditahun 17 H.

Ia juga menyebutkan tatkala para sahabat bersepakat dengan hijrahnya Rasulullah saw sebagaai penanggalan lalu ada yang mengusukan, ”Mulailah dari bulan Ramadhan.” Maka Umar mengatakan, ”Akan tetapi.. mulailah dari bulan Muharam karena ia adalah bulan haram dan dia adalal awal tahun keberangkatan manusia untuk pergi berhaji dan para sahabat pun setuju.”

Ada juga yang menyebutkan bahwa yang pertama kali menentukan penanggalan adalah Ya’la bin Umayyah tatkala berada di Yaman sebagaimana riwayat dari Ahmad bin Hambal dengan sanad yang shahih namun ada yang putus yaitu antara ‘Amr bin Dinar dan Ya’la.

Didalam riwayat Hakim dari Said bin Musayyib disebutkan suasana musyawarah yang terjadi diantara para sahabat dalam penentuan penanggalan itu. Setelah disepakati dimulai dari hijrahnya saw kemudian Umar menanyakan—kepada peserta musyawarah—dari bulan apa kita memulainya?

Sebagian mengatakan, ”Dari bulan rajab.” Ada yang mengatakan, ”Ramadhan.” Maka Utsman mengatakan, ”Mulailah penanggalan dari bulan Muharram karena ia adalah bulan haram dan dia adalah awal tahun keberangkatan manusia untuk pergi berhaji.” Dia (Hakim) menyebutkan bahwa peristiwa ini terjadi pada tahun 17 H tapi ada juga yang mengatakan tahun 16 H dibulan Robiul Awal.

Dari sejumlah data diatas maka yang mengusulkan agar penanggalan dimulai dari bulan Muharam adalah Umar, Utsman dan Ali ra.” (Fathul Bari juz VII hal 300 -302)

Demikianlah sejarah dimulainya penanggalan di dalam islam yang kemudian menjadi salah satu ciri khas kaum muslimin yang membedakan mereka dari orang-orang Nasrani atau yang lainnya. Namun sangat disayangkan bahwa kebanyakan kaum muslimin saat ini sudah melupakan penanggalan islam dan beralih kepada penanggalan barat (Masehi).

Tidak jarang dari umat ini yang tidak tahu atau tidak hafal nama-nama bulan yang ada didalam tahun Hijriyah berbeda ketika ia diminta menyebutkan urutan bulan-bulan Masehi. Padahal bulan-bulan Hijriyah adalah syiar kita kaum muslimin dan ketika kita memasyarakatkannya maka kita telah mendakwahi islam ditengah-tengah mereka.

The Overview of Ketika Cinta Menembus Masa Binapri Vindy Turningtias SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

The Overview of Ketika Cinta Menembus Masa

Dara adalah seorang siswi SMA. Ia tinggal di sebuah kost putri bersama teman-temannya, siswi-siswi SMA juga. Mereka adalah Lia, Ovi, Uchi, dan Thamy. Kelimanya sudah seperti bersaudara satu-sama lain.

Di sekolah, Dara juga berteman banyak. Namun, dua sahabatnya yang erat adalah Anggun dan Lira. Persahabatan mereka begitu erat terjaga.

Sementara itu, Iaz adalah seorang anak keturunan Jawa-Turki-Amerika-Jerman. Ia bersabat dengan Miko. Keduanya memiliki konflik batin dengan orang tua. Iaz jauh dari orang tuanya yang di Amerika, sedangkan Miko masih sulit menerima ibu tirinya, yang sebenarnya baik hati.

Berawal dari buku diarynya yang ‘hilang’ ke masa lalu, Dara menemukan Uno. Cowok misterius itu begitu menarik baginya, dan Dara beri julukan Mr. Rious. Uno-lah yang menemukan buku diary Dara dan bermaksud mengembalikannya.

Awalnya, Dara hanya menginginkan buku diarynya kembali. Namun, rasa penasaran akan sosok Uno membuat Dara ingin mengenalnya lebih dalam.

Lewat surat, mereka bertegur sapa. Surat bukan surat biasa yang terkirim lalu diterima, melainkan surat yang mampu melompati masa, menembus waktu dan menghubungkan dunia masa depan dengan kehidupan masa lalu.

Sementara itu, Iaz sedang berbunga-bunga karena jatuh cinta pertamanya. Padahal, kisah cinta Iaz begitu ganjil, bahkan untuk playboy sekelas Miko, sahabatnya sendiri.

Seiring dengan waktu, Dara dan Uno menjadi sepasang kekasih yang tak hanya ‘long distant’, tetapi juga ‘long time’. Mereka tidak pernah bertemu. Apalagi, rencana pertemuan mereka selalu gagal.

Karena itulah, Dara mengakhiri hubungan cintanya dengan Uno. Bukan karena tak sayang, melainkan karena Dara tak ingin terlalu berharap pada Uno yang maya, dan Dara tak ingin Uno juga berharap akan dirinya di masa depan. Dara sendiri tak mengerti dengan perjalanan cintanya.

Di lain sisi dan dimensi, Iaz sedang terguncang, cewek yang ia sayangi sebagai cinta pertama, memutuskan hubungan mereka. Iaz tak membenci cewek itu, hanya saja ia kecewa pada keadaan dan waktu. Iaz mengerti benar, ceweknya itu juga sebenarnya tak ingin berpisah.

Setahun berlalu. Banyak hal yang berubah. Anggun yang awalnya tomboy mulai menjadi ‘cewek’ sesungguhnya sejak jatuh cinta. Miko tak lagi playboy setelah bertemu dengan cintanya. Dara tak lagi tinggal bersama Lia, Ovi, Uci dan Thamy. Namun, satu yang tak berubah, perasaan Dara pada Uno!!!

Ternyata, cowok yang mampu mengembalikan ‘Anggun’ pada keanggunannya adalah Miko! Cewek yang berhasil melelehkan hati playboy Miko adalah Dara! Lantas, kemanakah Iaz? Siapakah Uno sebenarnya?

Akhirnya, Miko menyatakan isi hatinya pada Dara. Tentu saja, cinta Anggun yang tak terungkap harus merelakan Miko. Tetapi, di luar dugaan Anggun, Dara mengetahui semuanya. Dara menolak Miko. Lagipula, Dara juga masih mencintai Uno! Miko menerima itu dengan lapang dada. Apalagi, begitu ia mengetahui ada Anggun yang begitu sayang padanya.

Kemudian, dari Miko akhirnya semuanya terungkap. Suatu hari, Miko meminta bantuan Anggun dan Dara untuk mencari buku diary miliki pacar Iaz yang hilang di ruang Redaksi Mading. Buku diary itu ditemukan oleh Dara. Dara pun mengenali buku itu sebagai…..Buku diarynya yang dulu hilang! Buku diary yang tak pernah berhasil Uno kembalikan!

Semuanya terungkap. Miko menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Meski pahit, Miko akhirnya tahu bahwa cewek yang pernah dan selalu dicintai sahabatnya, Iaz, adalah Dara! Lebih pahit lagi ketika Dara harus mengetahui bahwa Uno adalah Iaz! Iaz, pengendara Honda CBR yang bertabrakan dengan truk Fuso di depan sekolah setahun yang lalu! Dara melihat dengan mata kepalanya sendiri! Sesungguhnya, Dara telah menyaksikan bagaimana Uno, cowok kesayangannya, pergi…. Yap, Iaz telah meninggal dunia.

Namun, bukan cinta namanya kalau tak bisa dipertahankan. Dengan penuh harapan, Dara mengirim surat lagi. Ia melawan batas waktu, suratnya melesat menembus masa.

Dengan surat itu, Dara memberi tahu Iaz alias Uno di masa lalu, agar tak terjadi kecelakaan yang merenggut nyawanya! Dara berhasil!

Keajaiban itu datang. Uno pada tahun 2006, tak mengalami kecelakaan. Dara pada tahun 2007, tak pernah menyaksikan kecelakaan di depan sekolah.

Uno dan Dara pada 2008, bertemu! Ketika akhirnya Miko merelakan Dara , ketika akhirnya Anggun menyambut Miko, ketika Dara bertemu kembali dengan cintanya, ketika cinta menembus masa.

Dalam novel ini, saya penulis, mengajak teman-teman pembaca untuk berimajinasi tentang cinta remaja (seperti biasa), namun plus imajinasi tentang waktu (ini yang luar biasa). Di sini, saya menampilkan para pelaku yang notabene adalah pelajar (biasa). Sehingga, saya tetap menampilkan bagaimana hakikat pelajar, yaitu cukup sibuk dengan tugas dan PR, obsesi berprestasi, plus kehidupan mereka sebagai anak kos (cukup ‘luar biasa’).

Tujuan saya menulis cerita ini adalah untuk menghibur pembaca dengan fiksi imajinatif. Saya menyajikannya dalam ‘format’ remaja, sesuai dengan usia saya. Meskipun tema cerita ini masih biasa, yaitu cinta remaja, namun saya memberikan bumbu berupa perbedaan waktu di dalamnya.

Amanat yang ingin saya sampaikan adalah tentang kesetiaan, kegigihan, tanggung jawab, keprihatinan, persahabatan dan kesabaran. Jika cerita ini sulit dibawa dalam logika, maka kembali pada hakikat awalnya, cerita ini adalah fiksi imajinatif, yang bertujuan sebagai penghibur untuk pembaca.

The Overview chapters of “Ketika Cinta Menembus Masa!”


1. Kost ‘Ratu Love’

Ratu Love adalah nama kost yang dihuni oleh Dara. Nama itu adalah singkatan dari daRa, Thamy, Uchy, Lia dan OviE. Mereka adalah Ratu Love!

Di sini diungkapkan kehidupan mereka di kost itu bersama ibu kost, hari-hari Ratu Love sebagai anak kost, pelajar dan lain-lain, hingga hal konyol serta peristiwa menarik yang terjadi di kost itu.


2. The Accident

Siang terik itu Dara menyaksikan suatu kecelakaan di depan sekolah. Korbannya juga siswa sekolah Dara sendiri!


3. Where Is The Book?

Dara begitu mencintai buku diarynya. Suatu hari karena kecerobohannya, buku itu hilang!

Dara tak tahu harus mencari ke mana. Padahal, buku itu ditemukan oleh seseorang!!!


4. Ada surat!!!

Pagi itu, Dara mendapat Surat dari seorang cowok yang mengaku bernama Uno. Dia juga mengaku telah menemukan buku diary Dara dan bermaksud mengembalikannya.

Anehnya, Dara tak pernah menemukan Uno sesuai dengan petunjuk yang ia berikan. Rasa penasaran terus menghantui Dara akan sesosok Uno.


5. Mata-mata

Inilah langkah. Dara selanjutnya! Dibantu dua sahabatnya, Anggun dan Windy, Dara memata-matai Uno.

Mereka hamper berhasil, namun, ternyata semua dugaan mereka salah! Cowok yang mereka kira adalah Uno, ternyata bukan. Malah, sosok Uno tidak juga terungkap hingga misi penyelidikan berakhir.

6. Yang Pertama

Untuk yang pertama, Iaz jatuh cinta pada seorang cewek. Iaz mengenalnya lewat surat. So, Iaz sendiri belum pernah melihat ceweknya itu. Iaz sangat ingin bertemu dengan cewek itu.

Jadi, Iaz dan Dara sama-sama sedang jatuh cinta. Yup! Dara diam-diam menyukai Uno!

7. Mama Baru Miko

Miko memang tak pernah pusing dengan hubungan pacarannya. Ketika bosan, ia cari dan ganti yang baru. Demikian pula dengan urusan tugas sekolah, karena ia memiliki Iaz. Eit, jangan salah dulu! Kalau ulangan, Miko lumayan juga kok, meski hampir setiap tugas, ia meng’copy paste’ dari Iaz, sahabatnya.

Namun kali ini Miko harus pusing dengan masalah yang dihadapi keluarganya. Miko telah belajar untuk terbiasa hidup tanpa mama di sampingnya. Miko berhasil. Ia sudah mampu menerima kenyataan bahwa tak ada lagi sosok mama terinta di sisinya.

Namun, kembali Miko harus belajar untuk menerima kehadiran ‘mama baru’ dalam hidupnya!!!!


8. Rindu Iaz

Tak ada masalah antara kedua orang tua Iaz. Keduanya baik-baik saja, dan Iaz sangat bersyukur karena masih memiliki mereka.

Sayang, mereka terpisah. Orang tua Iaz harus mengurus bisnis mereka, sedangkan Iaz memilih untuk tinggal….Sendiri…..Rindu Iaz bertambah lagi, yaitu rindunya pada cewek tersayang….


9. Koran Loakan

Dara mendapat tugas membuat kliping. Tentu saja Dara harus mengumpulkan bahan klipingnya dari berbagai merk dan edisi. Semua Dara peroleh dengan mudah karena bantuan Uno!

Uno mengumpulkan koaran-koran bekas masa depan untuk Dara!!! Sejak itu, mereka mulai tak canggung lagi mengungkapkan rasa sayang…..

10. Masa Lalu? Masa Depan? Ok!

Saat perbedaan waktu tak lagi membatasi, Dara dan Uno pun akhirnya jadian…..


11. Ketika Hujan Turun

Awalnya, semua baik-baik saja. Mereka masih saling menerima apa adanya. Namun, justru perbedaan waktu yang perlahan menyadarkan bahwa mereka tak mungkin bersatu.

Suatu hari, ketika hujan turun, Dara memutuskan untuk berpisah dengan Uno…..



12. Let it go

Seiring waktu berlalu, Dara kembali seperti dulu, sendiri. Meski perih menahan perasaannya, Dara mencoba selalu tegar.

Bayang Uno mulai lekang, namun tidak cintanya… Semua, kini Dara biarkan berlalu, mengalir seperti air. Ia yakin waktu yang akan menuntun jalan atas semua keluh kesah cintanya….


13. Patah Hati

Sementara itu, Iaz patah hati. Ia harus kehilangan ceweknya dengan alasan yang membuatbya begitu geram. Tapi, mau bagaimana lagi, Iaz harus rela.

Berkali-kali Miko mencoba menghibur Iaz. Tetapi Iaz masih saja bergundah gulana ria. Bahkan ketika orang tuanya kembali, Iaz tak mau diajak ikut bersama mereka!

Iaz ingin mencari jawaban…..

14. New Comer

Selepas Uno pergi dari kehidupan Dara, dating seorang cowok yang menawarkan cintanya untuk Dara. Dia begitu perhatian dan baik pada Dara.

Bagaimana respon Dara?! Ups! Ternyata Anggun juga mencintai cowok itu, Miko! Dara tahu tentang semua itu. Dara pun menolak Miko yang notabene cukup popular di sekolah!

Apakah hanya itu alasan Dara menolak cinta Miko? Tidak! Dara masih mencintai Uno….


15. Ketika Cinta Menembus Masa

Lewat Miko, identitas Uno terungkap! Dia adalah Elfren Saturno Diraz, alias Iaz! Cowok yang meninggal karena kecelakaan di depan sekolah, yang siang itu dilihat oleh Dara!

Begitu Dara tahu, ia langsung memberi tahu Uno lewat surat. Ia meminta Uno untuk tidak lewat gerbang barat, tempat kecelakaan terjadi.

Surat itu ditemukan Uno! Uno mengerti dan akhirnya mereka bertemu!!!

Milad HAMAS

Hari Ahad, 14 Desember 2008 merupakan hari jadi Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (HAMAS) atau Gerakan Perlawanan Islam yang ke 21.

Usia Hamas sudah Dua Puluh Satu tahun, hitungan waktu yang tidak singkat, dalam rentang waktu sepanjang itu sudah pasti banyak suka dan duka, derita dan bahagia yang didapat, simpati dan benci yang diperoleh dalam meniti perjuangan suci membebaskan negeri menuju kemerdekaan yang hakiki.

Silih berganti tampuk kemimpinan Hamas tidak menghambat lajunya perjuangan untuk meraih cita-cita yang mulia, mulai Syekh Ahmad Yasin, lahir pada tahun 1938M, tokoh spiritual Hamas, walaupun lumpuh dari leher hingga ujung kaki, akan tetapi keberanian menyampaikan kebenaran tidak pernah lumpuh, beliau memiliki wibawa yang mengagumkan dan gugur setelah menunaikan sholat subuh berjama’ah di masjid Al Mujama’ Al Islami, Senin, 1 Shafar 1425 H / 22 Maret 2004 M.

Setelah Syekh Ahmad Yasin gugur, maka kepemimpinan Hamas digantikan oleh murid sekaligus sahabatnya dalam berjuang, Abdul Aziz Ali Abdul Hafizh Ar Rantisi, lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 M. Tidak lama memegang kepemimpinan Hamas, pada hari Sabtu, 25 Shafar 1425H / 17 April 2004 M, Abdul Aziz Ar Rantisi gugur dihantam roket Zionis Israel yang diluncurkan dari helikopter Apache.

Setelah Abdul Aziz Ar Rantisi gugur, maka untuk menjaga keselamatan jiwa pemimpin Hamas yang baru dari niat busuk Zionis Israel dan antek-anteknya yang akan membunuh, maka Hamas tidak mempublikasikan siapa pemimpinnya saat ini.

Hamas merupakan Gerakan Perlawanan Islam walaupun dituduh Zionis Israel dan antek-anteknya sebagai teroris, akan tetapi Hamas tetap bekerja dan berjuang sehingga dicintai rakyat Palestina terutama sekali di Jalur Gaza, hal tersebut disebabkan aktifitas yang dilakukan Hamas merakyat, tidak banyak teori dan retorika yang ujungnya adalah membingungkan umat dan membuat perselisihan. Hamas banyak memberikan solusi dan manfaat kepada rakyat Palestina dibidang sosial, kesehatan, pendidikan, seni dan budaya.

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾

"dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS: At Taubah/ 9 : 105).

Sejak didirikan Senin, 14/12/1987 M oleh Syekh Ahmad Yasin, Hamas yang awalnya banyak bergerak di bidang sosial dan pendidikan telah membuktikan komitmennya seperti yang tertera di dalam piagam yang terdiri dari lima bab tiga puluh enam pasal.

Di dalam muqaddimah Piagam Hamas yang dikeluarkan pada tanggal 1 Muharram 1409 H bertepatan dengan 18 Agustus 1988, Hamas menegaskan, "Ketika fikrah telah datang, ketika benih telah tumbuh, lalu akarpun menghujam ke lubuk bumi, jauh dari semangat temporal dan ketergesaan yang tercela, maka bangkitlah Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (HAMAS), Gerakan Perlawanan Islam Palestina untuk menunaikan tugas jihadnya di jalan Allah bersama dengan semua mujahidin demi membebaskan Palestina".

Jelas dan tegas sekali pernyataan di atas bahwa Hamas memilki tekad yang bulat untuk melaksanakan tugas mulia yaitu berjihad di jalan Allah bersama para mujahidin, berjuang dan terus berjuang untuk membebaskan bumi Palestina dari belenggu penjajah, mengembalikan kemuliaan masjid Al Aqsha yang sudah dikotori oleh tangan dan kaki Zionis Israel

Hamas dalam perjuangannya memiliki ciri khas dan independensi tersendiri yang berbeda dengan gerakan Palestina yang berdasarkan paham sekuler, hal ini dapat diketahui di pasal keenam dalam piagamnya, Hamas adalah gerakan Palestina yang lain dari yang lain, ia menyerahkan wala’nya kepada Allah, menjadikan Islam sebagai manhaj hidupnya, dan berjuang menegakkan panji Allah di atas setiap jengkal bumi Palestina. Sebab, hanya dibawah naungan Islam keamanan jiwa terwujud, harta dan hak-hak asasi para pengikut semua agama dihormati. Jika Islam tidak tampil, maka tumbuhlah pertentangan, tersebarlah penindasan dan kerusakan, dan terjadilah peperangan dan pertumpahan darah.

Lebih lanjut dalam piagam Hamas dikutip bait syair gubahan Muhammad Iqbal: Tanpa iman tak ada kedamaian, TanpaAgama tiada arti dunia, Kehidupan tanpa agama, Berarti kefanaan yang berkepanjangan.

Dalam perjalanan sejarahnya, Hamas telah melakukan berbagai macam kreasi dan inovasi perjuangan yang disesuaikan dengan momentum zamannya dengan tidak meninggalkan manhaj perjuangannnya yaitu Islam.

Diawal-awal berdirinya Hamas, bersamaan dengan gegap gempitanya gerakan intifadhah pertama, Hamas ikut menggerakkan rakyat agar aktif berjuang melawan kezaliman Zionis Israel walaupun dengan persenjataan yang sangat sederhada berupa batu, pisau dapur atau persenjataan yang sejenisnya.

Perlawanan rakyat semesta atau intifadhah pertama berlangsung sangat heroik dan melibatkan seluruh rakyat Palestina, mulai dari anak-anak sampai orang tua, perlawanan yang tidak mengenal lelah telah membuat tentara Zionis Israel kewalahan.

Beriring dengan perjalanan waktu dan bertambah ilmu dari berkah jihad di Palestina, maka Hamas telah memiliki kemampuan membuat persenjataan untuk melawan penjajah, persenjataan itu mulai dari yang sangat sederhana berupa senjata laras pendek atau laras panjang, membuat bom syahid hingga roket.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾

"dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS: Al ‘Ankabut/29 : 69)

Ketika ada peluang untuk berjuang di dunia politik praktis, maka Hamas ikut ambil bagian. Keikut sertaan dalam pemilu menegaskan bahwa Hamas tidak anti politik bahkan telah mengkombinasikan gerakan perlawanan dan politik, Hamas mampu meyakinkan masyarakat dunia bahwa Hamas bukanlah teroris sebagaimana tudingan Zionis Israel, Amerika dan antek-anteknya. Akan tetapi Hamas merupakan Gerakan Perlawanan Islam Palestina yang berjuang melawan penjajah Zionis Israel.

Hamas ikut serta dalam Pemilu Legislatif Palestina yang berlangsung pada hari Rabu, 25/1/2006, diluar dugaan para pengamat politik, dengan izin dan kekuasaan Allah maka Hamas meraih kemenangan dan membuat lawan politiknya tercengang betapa tidak?

Dari 132 kursi yang diperebutkan Hamas memperoleh 74 kursi (48 orang di Tepi Barat dan 26 orang di Gaza), rivalnya dari Fatah dukungan Amerika dan sekutunya memperoleh 45 kursi, Faksi Abu Ali Mustafa 3 kursi, Faksi Palestina Masa Depan 2 kursi, Faksi Jalan Ketiga 2 kursi, Faksi Alternatif 2 kursi, calon Independen 4 kursi.

وَمَا جَعَلَهُ اللّهُ إِلاَّ بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ﴿١٢٦﴾

"dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS: Ali Imran/ 3 : 126).

Dampak dari kemenangan Hamas dalam pemilu legislatif Januari 2006, bukan saja Hamas, tetapi rakyat Palestina terutama anak-anak yang tidak berdosa dan orang tua yang sudah jompo mendapatkan hukuman nberupa blokade yang dilakukan penjajah Zionis Israel.

Jika dihitung lamanya, sudah dua tahun rakyat Jalur Gaza menjadi korban blokade yang diterapkan Zionis Israel, ini merupakan hukuman kolektif yang dilakukan penjajah, hukuman yang tidak sesui dengan prikemanusiaan, hukuman yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Walaupun pemimpin Arab, pemimpin dunia Islam hingga saat ini tidak mampu mencabut blokade tersebut, rakyat Jalur Gaza sudah terlanjur jatuh cinta dengan Hamas, sehingga mereka tetap bersabar menghadapi penderitaan yang berat karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok dan obat-obatan.

Rakyat Jalur Gaza tidak mau menjadi penghkhianat bagi perjuangan Hamas yang telah bersungguh-sungguh, yang telah berkorban dengan darah, air mata, harta dan jiwa melawan penjajah Zionis Israel untuk hengkang dari bumi Palestina.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٢٠٠﴾

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS: Ali Imran/3: 200).

Dalam usia yang ke 21 tahun semoga Hamas tetap istiqamah dalam perjuangannya membela rakyat Palestina, menjaga kemuliaan masjid Al Aqsha dan meraih kemerdekaan yang hakiki. Amin.

Rabu, 19 November 2008

Menjadi Humas yang handal

Menjadi Humas yang handal ©
Bhayu Subrata b

Humas & PR
Humas atau hubungan masyarakat biasanya disamakan dengan Public Relations (PR). Padahal keduanya berbeda. Secara bahasa, Humas adalah bagaimana kita berhubungan, berinteraksi, bergaul, berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat. Bagaimana (how) di sini berarti melakukan dengan cara tertentu, dengan media (instumen/ alat) tertentu pula. Sedangkan PR adalah bagaimana kita membangun jaringan (network) dengan publik. Publik disini berarti pihak-pihak tertentu yang penting dan positif (baca : menguntungkan) baik internal maupun eksternal organisasi dimana kita punya kepentingan dengan mereka. Misal, publik-nya ROHIS adalah Kepsek, Kesiswaan, Pembina Rohis, OSIS dan pihak-pihak eksternal yang dianggap penting oleh ROHIS dan menguntungkan organisasi, alumni ROHIS, misalnya. Publik biasanya para pemegang kebijakan. Bisa jadi masyarakat adalah bagian dari publik. Humas itu memang kerja eksternal bukan jadi kurir yang membagi undangan, nyebar liflet dll. Humas bisa jadi kurir tapi bagi publik. So Humas / PR harus ‘dekat’ dengan masyarakat / publiknya. Pilih mana, Humas atau PR ?

Kerja Humas / PR
Jadi Humas/ PR adalah bagian penting organisasi yang bertanggung jawab pada tiga hal penting :
Pertama, pembangunan dan penjagaan hubungan, interaksi, komunikasi, relasi, jaringan (network) yang baik dan berkelanjutan dengan pihak internal dan eksternal yang dianggap penting dan berdampak positif terhadap organisasi. Humas / PR harus segera memetakan siapa publiknya, kemudian membuka komunikasi, bisa dengan silaturahim, kunjungan dll.. Terus, membangun interaksi secara kontinyu dan menjaga jaringan, bisa silaturahim pada moment tertentu, misal, HUT PGRI, pas beliau ultah, HUT sekolah, dll. Untuk yang satu ini Humas biasanya duet dengan Ketua Umum.
Kedua, pencitraan positif dan branding organisasi. Humas juga bertugas men-create image yang dirancang dan bisa diterapkan oleh pengurus, anggota dan kelembagaan, misal ROHISnya UI, SALAM punya motto BERSAHABAT. Humas juga bertugas mempopulerkan ROHIS dengan branding / logo / simbol. ROHIS juga perlu dikenal dan terkenal.
Ketiga, penyebarluasan informasi kegiatan & rekayasa isu / opini. Informasi adanya ROHIS dan kegiatannya harus diketahui oleh publik. Baiknya ROHIS punya media khusus untuk pemberitaan, informasi, dan propaganda / rekayasa isu, misalnya mading dan bulletin.

Ketiganya memang kerja besar dan berat tapi ROHIS adalah wujud nyata dari amal jama’i (kerja sama yang tersistem). Humas adalah penanggung jawab, konseptor, think tank saja sedangkan pelaksananya adalah semua pengurus, dan anggota ROHIS. Selain sibuk dengan pihak internal, Humas juga perlu membangun link / net dengan ROHIS SMA / SMK, MA lain. Syukur-syukur ada jaringan ROHIS.

Alat Humas / PR
Humas / PR dapat menggunakan media/ alat yang beraneka macam mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Mulai stiker, selebaran, gantungan kunci, pembatas buku sampai poster, mading/ mabok, bulletin, tabloid, majalah, koran, SMS, MMS, dan web / blog. Wallohu ‘alam


© Bahan diskusi Up Grading dan Training Organisasi ROHIS SMA N 2 Purwokerto lokus Humas - Usda, 1-2 November / 2-3 Dzul qo’dah 2008 di SMA N 2 Purwokerto
b Ketua Divisi Humas & Media Remaja Islam Masjid Agung Baitussalam (RIMBAS) Kab.Banyumas, Staf Dept. Jaringan & Media JPRMI Daerah Banyumas, Program Director BAS 107,8 FM, Staff Bag.Pengembangan Unit & Marketting JARIMATIKA Cabang Banyumas, Kepala Bagian Pembinaan NURy Youth Centre.
HP. 081 327 64 64 81. Email: pakbhayu@yahoo.co.id/ weblog : bayubarata.blogspot.com.

My Time , My Life

My Time , My Life*
Bhayu Subrata, S.Sos ^_^

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS.A-‘Ashr [103]: 1-3


Sang waktu…
Imam Syafi’i mengomentari surah diatas dengan singkat “seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya..”. Surah Al-‘Ashr berisi intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Dalam beberapa surah lagi Alloh Swt juga bersumpah dengan waktu, tengok saja Adh-Dhuha, Al-Falaq, dan Al-Lail. Begitu pentingnya waktu sehingga kita harus memberikan perhatian serius kepadanya.
Orang Barat menganggap waktu setara dengan uang, wajar karena mereka materalialistis. Berbeda dengan kita, kaum muslimin berpandangan bahwa waktu adalah kehidupan (Al-Waqtu Al-Hayatun) atau bisa juga waktu adalah amal sholeh (Al-Waqtu Al-‘Amal). Sang waktu memiliki tiga dimensi ; masa lalu (past), masa kini (present) dan masa depan (future). Masa lalu adalah sejarah, tidak mungkin berubah dan tak ’kan kembali. Ia jauh dibelakang kita.. Masa depan adalah misteri. Kita tidak tahu pasti masa depan kita. Kita hanya bisa berencana, memprediksi, dan merancang. Masa kini adalah prestasi. Waktu dalam pandangan Rasulullah Muhammad Saw dirumuskan dalam lima hal utama ; hidup-mati, muda –tua, kaya - miskin, sempat - sempit, sehat – sakit.

Manajemen waktu
Salah satu sifat muslim yang baik adalah haritsun ‘alaa waqtihi, punya manajemen waktu yang baik. Yang bisa kita atur, kita menej adalah masa kini dan masa depan. Masa depan kita menej dengan life planning (perencanaan hidup). life planning ini lebih umum/global, visioner. Masa kini bisa kita atur dengan manajemen waktu harian, pekanan, bulanan, tahunan. Life planning ini lebih umum/global, visioner (cita-cita). Kita ingat pesan dari Aa’ Gym bahwa kita semua diberi modal yang sama oleh Alloh Swt, yang paling rugi adalah yang tidak memanfaatkan modal tersebut dengan baik.
“Setiap orang punya waktu yang sama 24 jam, orang sukses, orang bangkrut, ulama atau penjahat sama ,24 jam. Ada yang dalam waktu 24 jam bisa mengurus negara, ngurus perusahaan dll, namun ada juga 24 jam ngurus, ngatur diri sendiri saja tidak bisa…”

Rasulullah Saw juga sudah berwasiat kepada kita bahwa orang yang celaka adalah yang hari ini lebih buruk daripada kemarin. Orang yang rugi adalah yang hari ini sama dengan kemarin. Sehingga satu-satunya pilihan kita adalah menjadi orang yang beruntung, yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Sehingga selalu ada perbaikan dan peningkatan kualitas pribadi dan hidup. Beberapa ulama besar sangat pandai membagi, mengatur waktu ada yang membagi 24 jam ke dalam 3 aktivitas besar; 8 jam beribadah/berdakwah, 8 jam bekerja, 8 jam istirahat. Atau para shahabat dulu punya prinsip fursaanu finnahar wa ruhbanu fillail, seperti prajurit di siang hari, bak rahib dimalam hari. Mereka membagi waktu siang untuk bekerja, berdakwah, beraktivitas keduniawian. Malamnya mereka habiskan untuk beribadah, mendekat pada Alloh Swt.

Ulama dunia dan tokoh pergerakan islam abad 20, Hasan Al-Banna mengatakan bahwa kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Nah, bagaimana menggunakan, memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu yang ada sehingga produktif dan bernilai pahala. Kita bisa memulai dari aktivitas harian. Sebagai seorang muslim kita punya kewajiban untuk beribadah, bekerja, belajar, kuliah dll. Kita pun harus adil, berimbang. Sederhana saja, perhatikan waktu sholat kita… hidup kita sehari-semalam sebenarnya sudah diatur, sudah ada pedoman berdasarkan pada waktu sholat fardhu kita. Ditambah dengan amal-amal sunnah seperti sholat dhuha, tahajud, fajar dll. Klop sudah. Misal, kita punya target tadarus 1 juz sehari, pake saja rumus 2 x 5. Kita baca 2 lembar setiap ba’da sholat fardu, insya Alloh 1 juz sehari sangat mudah. Satu bulan khatam sekali Setahun khatam 12 kali. 3 tahun khatam 36 kali, hebat kan ? Kuncinya 2 A : Azzam & Alokasi. Kita bertekad meluangkan waktu min 10 - 15 menit saja.

Tips Penting
ü Maknai waktu sebagai kehidupan, menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyian hidup
ü Buat life planning yang realistis, buat juga langkah-langkah menuju ke sana
ü Buat kalender harian, pekanan, dan bulanan
ü Waspada dengan waktu luang, sebab jika tidak diisi dengan aktivitas kebaikan dan manfaat pasti akan terisi aktivitas keburukan dan sia-sia
ü Belajarlah dari orang-orang hebat dan sukses karena mereka pandai mengatur waktu


---------------------------------
* Tulisan untuk Kajian Sore UKKI Magistra Utama, Senin, 17 November 2008
^_^ Humas RIMBAS & Program Director radio BAS FM Masjid Agung Baitussalam Kab.Banyumas, Manajemen JARIMATIKA cabang Banyumas, mantan Ketua Umum UKKI Unsoed 2005/2006

Minggu, 09 November 2008

Pemimpin Alternatif, harus itu !

Pemimpin alternatif 2009 ? harus itu !

Bhayu Subrata

Kemenangan senator muda Barack Obama atas politisi gaek Mc Cain pada Pilpres Amerika Serikat 4 November 2008 ini menjadi sejarah baru di dunia. Bukan hanya karena Obama adalah presiden pertama dari kulit hitam, melainkan pula karena bapak dua putri ini masih berusia muda. Berbekal visi besar yang dikemas dalam slogan ‘Change, we believe it’, program-program baru, tim sukses yang handal dan aksi kampanye yang simpatik, suami pengacara Michele Obama ini berhasil mengantongi lebih dari separuh suara warga negara Amerika. Kemenangan Obama tersebut telah menginspirasi dan membangkitkan semangat akan lahirnya kepemimpinan muda di belahan bumi yang lain. Ya, Obamanomena tengah melanda dan mewabah di dunia, tak terkecuali di negeri seribu pulau bernama Indonesia.

Ya, bangsa ini akan segera menggelar kembali event nasional lima tahunan untuk memilih para wakil rakyat dan presiden-wakil presiden untuk masa bakti 2009 -2014. Pemilu tidak lebih dari sebuah mekanisme atau cara untuk menentukan putra-putri terbaik bangsa ini untuk memimpin bangsa, memperbaiki kondisi masyarakat dan mengawal perubahan besar menuju cita-cita mulia yang telah digoreskan pendiri bangsa ini 63 tahun silam. Sebelum pemilu 2009 pun proses penentuan para pemimpin di tingkat daerah sudah terjadi melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung dimana rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang layak menjadi bupati, walikota dan gubernur di wilayah masing – masing.

Pemilu 9 April 2009 semakin dekat, nama-nama capres dan cawapres sudah berseliweran di media masa dan menjadi topik perbincangan masyarakat. Wacana presiden ‘balita’ atau di bawah lima puluh tahun yang pernah dilontarkan Presiden PKS, Tifatul Sembiring beberapa waktu lalu menjadi isu paling panas dalam perjalanan menuju kursi R1. Ya, kepemimpinan muda adalah sebuah tawaran alternatif sekaligus dianggap sebagai solusi dari kondisi bangsa yang belum juga bangkit dari krisis multi dimensi selama sepuluh tahun ini. Tuntutan hadirnya wajah-wajah baru sebagai generasi baru yang tidak memiliki dosa sejarah dan bukan bagian dari masa lalu di pentas politik nasional mendapat reaksi keras dari politisi tua (baca : senior) yang kembali maju pada pilpres 2009 ini. Argumentasi fakta sejarah telah membuktikan bahwa kepemimpinan muda lebih mempunyai daya ubah yang besar (reformis), berani dan tegas dalam mengambil keputusan serta lebih menjanjikan adanya perbaikan dijawab dengan dalih belum punya pengalaman di dunia politik dan terlalu dini (prematur) bagi kepemimpinan nasional.

Isu pemimpin muda semakin menguat dengan adanya momentum 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda tahun 2008 ini. Kedua peristiwa sejarah tersebut sama-sama dilatar belakangi oleh kondisi buruk bangsa kala itu dan kepeloporan kaum muda. Seolah-olah mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda bergegas berbenah. Uniknya, pilkada yang sudah berlalu -yang merupakan awal dari perhelatan akbar 2009 dan ajang pembelajaran kedewasaan berdemokrasi-, telah melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang berusia relatif muda yang memberi harapan baru bagi masyarakat, misal Pilwakot Depok dan Pilgub Jawa Barat. Ternyata isu kepemimpinan muda sudah mendapat respon positif dari masyarakat di daerah. Lagi-lagi bak mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda 2009 semakin cepat berbenah.

Bangsa ini perlu banyak belajar dari proses demokrasi di AS yang melahirkan presiden muda berusia 47 tahun bernama Barack Hussein Obama. Kondisi negara terutama perekonomian yang semakin mengkhawatirkan, kemerosotan moral generasi muda, dan banyaknya kebijakan pemerintah AS terutama kebijakan luar negeri yang tidak sesuai dengan aspirasi warganya menjadi titik tolak akan adanya perubahan yang signifikan. Maka saat Obama menawarkan program dan kebijakan baru -yang merupakan antitesa dari kebijakan pemerintahan Goerge W Bush selama ini- mendapat sambutan yang amat luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa rakyat AS menginginkan perubahan yang segera dan nyata. ‘Change, we need it’, itulah mainstream kampanye Obama. Yang menarik dari pidato perdana presiden AS ke-44 ini adalah ungkapan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan semua rakyat AS dan ajakan kepada para rivalnya terutama Mc Cain untuk bekerja sama dalam pemerintahan yang baru. Sebuah konsep memadukan semangat generasi muda dan kearifan generasi tua coba diterapkan oleh Obama.

Saat ini bangsa ini membutuhkan pemimpin alternatif yang menjadi harapan baru Indonesia. Pemimpin alternatif itu bukanlah orang-orang kiriman dan warisan masa lalu. Ia juga bukan orang lama dengan dosa sejarah. Ia bukan pula produk sistem yang bobrok. Pemimpin alternatif itu adalah pemimpin yang bisa menawarkan ide-ide baru, gebrakan baru, program – program baru sebagai harapan baru untuk Indonesia baru. Pemimpin alternatif adalah pemimpin yang berkarakter visioner, cerdas, berani dan kuat. Indonesia membutuhkan segera pemimpin baru akan menjebol kebuntuan regenerasi kepemimpinan nasional selama ini. Pemimpin alternatif itu adalah generasi muda. Maka berilah kesempatan kepada generasi muda bangsa ini untuk berjuang, berkontribusi dan menata kembali bangunan Indonesia untuk kebaikan seluruh warga negaranya.

Purwokerto Kota Satria

7 November 2008

tulisan ini sebenarnya mau dikirim ke SINDO tapi ternyata paling lambat 7 November. Tapi ga pa pa ga ada ruginya, sing penting wis nulis

Selasa, 04 November 2008

ayo menulis

Fauzil Adhim: Penulis Laksana "Pejuang"

Penulis buku parenting terlaris, Mohammad Faudzil Adhim, berbagi ilmu. Menulis, menurutnya merupakan aktivitas pejuang. Isnyaallah, matinya tergolong syahid


Hidayatullah.com—Pernyataan ini disampaikan oleh penulis buku-buku parenting Mohammad Fauzil Adhim dalam acara Talk Show “menulis itu candu yang diprakarsai oleh Mushida, Surabaya.

Acara yang bertempat di Aula Rahman, Pesantren Hidayatullah Surabaya ini juga menghadirkan Shinta, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Surabaya. Para pesertnya mayoritas ibu-ibu dan sejumlah siswa SD dan SMP Putri Lukman Al-Hakim, khususnya yang mengikuti ekstra jurnalistik. Dalam kesempatan itu, dua penulis produktif ini membagikan kiat menjadi penulis yang 'merubah'.


Bagi pengarang buku “Ku Pinang Engkau dengan Hamdalah” ini, menulis merupakan aktivitas seorang pejuang, jadi, matinya pun insyaalah tergolong syahid. Oleh sebab itu, menurutnya, sangat menyayangkan para penulis yang berfikir pragmatis yang berorientasi pada royalti dan tepuk tangan orang semata. Padahal, lanjut dia, tulisan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dalam melakukan perubahan paradigma.


Penulis buku, “Membuat Anak Gila Membaca” ini mencontohkan tokoh Yahudi ternama, Theodore Herezle dengan buku The Old New Land yang terbukti telah menginspirasi ribuan warga Yahudi dalam membikin sebuah negara.

Agar tulisan kita dapat merubah, maka diperlukan visi atau tujuan menulis yang jelas, untuk apa saya menulis”, katanya. Jika menulis karena dorongan nurani yang gelisah akan realitas yang jauh dari idelaitas agama, maka tulisan itu akan memiliki 'power' yang dapat merubah.

Ia juga menyebut novel “Ayat-Ayat Cinta”, yang menurutnya hingga kini, pengaruhnya dapat dilihat di layar kaca. Artis memakai jilbab besar dengan dibalut cadar serta praktek berpoligami yang sudah bukan hal menakutkan lagi.

Sekedar bercerita, Fauzil Adhim mengaku mengawali debut menulisnya bukan dengan alat teknologi yang canggih, namun cukup dengan lembaran kertas. Oleh sebab itu, dia menyarankan para penulis agar jangan tergantung dengan alat, walau yang ada secarik kertas.

Hal fatal yang sering dilakukan penulis menurut ujar Fauzil adalah mengikuti permintaan custumer (pasar). Padahal, hal ini dapat mengakibatkan para penulis terjebak pada pragmatisme dan custumer needs yang sesaat.

Jika Anda ingin berhasil, maka tulislah hal yang terbaik dan jangan tanya apa maunya pasar, tapi beri tahu, ini penting untuk pasar,” katanya mengutip raja computer dunia, Bill Gate. [anshar/cha/www.hidayatullah.com]


Antara RUU APP, Syeikh Puji, dan Amrozi cs

Antara RUU APP, Syeikh Puji, dan Amrozi cs

Dua pekan terakhir ini Indonesia dihebohkan dengan tiga berita besar. Berita yang menyedot perhatian public, banyak orang, menghiasi hari-hari media massa cetak dan elektronik, menjadi buah bibir kehidupan sehari-hari. Pertama, RUU Anti Pornografi & Pornoaksi. Kedua, Pernikahan kontroversial milyader, syeikh Puji dengan bocah 12 tahun Luthfiana Ulfa. Ketiga, eksekusi mati trio bom Bali. Mari kita komentari satu-satu…

Pornografi dan pornoaksi di Indonesia sudah berada pada tingkat yang amat menyedihkan, amat akut. Banyaknya kasus pelecehan seksual, video mesum pelajar, maraknya tayangan dan film seksual, beredarnya VCD porno dan majalah khusus dewasa, aneka goyangan erotis, penemuan bayi atau mayat bayi di kali, kasus aborsi, hingga survey perilaku seks bebas di kalangan remaja, menjadi argumentasi yang kuat untuk mengegolkan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Tapi niat yang mulia untuk menyelamatkan generasi muda harus berhadapan dengan raksasa nafsu angkara yang bertopengkan seni dan HAM. RUU ini lama tergeletak di tanah tandus parlemen terkubur oleh agenda daerah bernama Pilkada, RUU Pilpres, lahirnya parpol yang berebut ikut Pemilu 2009.

Alhamdulillah, kita masih punya beberapa anggota dewan yang peduli terhadap masa depan bangsa ini, khususnya generasi muda. Mereka terus menjaga komitmen untuk mengegolkan RUU perbaikan moral bangsa yakni RUU APP. Mereka sadar gol tidaknya RUU ini tergantung dari respon masyarakat. RUU ini memang sarat dengan kontroversi, banyak yang mendukung, namun tak sedikit yang menolak keras. Masih segar di ingatan kita, aksi turun ke jalan para seniman, artis, beberapa tokoh bangsa ini dua atau tiga tahun silam. Mereka adalah pihak yang merasa terancam dengan kehadiran RUU ini. Dalih islamisasi, pelanggaran HAM, merusak kebhinekaan, membubarkan NKRI menjadi alasan. Diskusi dan debat public, surat pembaca dan aksi jutaan massa semakin menambah panas perjalanan panjang RUU APP. Bagi pihak yang pro RUU ini diundangkanya RUU APP menjadi kewajiban sebagai satu solusi perbaikan moranl bangsa. Mereka jenuh, tak kuasa lagi melihat erosi moral, khususnya anak bangsa ini. Bangsa ini tengah menuju jurang kehancuran.

Namun saya dan para pembaca mungkin sempat mendapat SMS yang isinya meminta dukungan dengan vote di situs internet, mengirim surat dukungan ke FPKS, FPPP, FPKB, dll. Itu di dalam parlemen, adu argument, lobbying, bahkan money politik bisa saja terjadi. Sementara itu diluar parlemen, dua kubu masyarakat terus ‘bertarung’, membuktikan kepada mata dunia siapa yang paling banyak dukungannya. Ruang sidang bertambah panas, FPDIP dan PDS terpaksa walkout saat pengesahan RUU tersebut. Itulah demokrasi dimana suara rakyat menjadi harga mati adanya sebuah kebijakan public. Siapa yang paling banyak dukungannya akan sah, legal meskipun itu sesuatu yang tidak baik. Alhamdulillah, RUU tersebut berhasil diundangkan dan telah diuji public di beberapa daerah. Tambahan dalam buku Prof. DR. HM. Amien Rais yang terbaru, agenda mendesak bangsa; selamatkan moral bangsa.


Pria berjenggot bersanding dengan seorang bocah 12 tahun menjadi headline sebuah media cetak nasional. Pernikahan kedua antara Syeikh Puji, pimpinan sebuah ponpes di Kab. Semarang dengan cewek ABG bernama Ulfa tiba-tiba menjadi topic yang amat mengasyikan. Dengan hujjah ittiba rasul –Rasulullah Saw menikahi ‘Aisyah di usia 9 atau 10 tahun- pengusaha kaligrafi alumunium ini mantap mengawini bocah yang lebih pantas jadi anaknya. Dalih akan menjadikan Ulfa sebagai GM salah satu perusahan besarnya membentur tembok besar UU ketenagakerjaan ; dilarang mempekerjaan orang dibawah umur atau anak-anak. UU perkawinan juga menegaskan calon perempuan minimal berusia 16 tahun. Ini pelanggaran terhadap UU. Tak tanggung-tanggung Komnas HAM pun gerah melihat fenomena aneh tersebut ; perampasan hak anak. Norma sosial pun berbicara lantang, milyader itu harus berurusan dengan hukum.

Melihat perilaku beliau di televisi, gayanya yang ceplas-ceplos, tertawa terbahak-bahak, bercanda berlebihan, kata-kata yang terkesan keras, gaya hidup yang glamor. Oia, Syeikh Puji ini pernah membagikan sedekah langsung tunai (SLT) sebesar 1,3 M, koleksi mobil mewah macam BMW, Mercedes duduk manis di rumahnya, kebiasaan menyimpan uang di gudang. Keraguan melintas, apa benar pria berjubah putih ini adalah seorang ulama, seorang syeikh yang banyak limunya. Seorang ulama apalagi syeikh adalah orang yang paling bertaqwa, paling tawadhu, arif - bijaksana, zuhud, sederhana dll. Islam tidak melarang ummatnya menjadi kaya. Fakta sejarah tegas sekali bahwa sebagian besar para shahabat adalah orang-orang yang kaya raya, Abdurrahman bin Auf adalah seorang saudagar, Abu Bakar r.a tetap berniaga sesaat setelah dilantik sebagai khalifah, Utsman bin Affan juga pedagang yang sukses, beliau pernah memborong dua sumur sebagai fasilitas perang. Bahkan Rasulullah Saw juga entrepreneur, bisnisman yang amat sukses. Lihat, maharnya saja saat menikahi Khadijah sebanyak 20 ekor unta muda, setara dengan 20 BMW zaman sekarang. Namun di akhr hayat, beliau tidak meninggalkan warisan harta, bahkan mensedekahkan beberapa keping dirham yang tersimpan dibawah bantalnya. Subhanallah…

Akhirnya perisai hukum disiapkan, namun pengusaha ekspor ini tetep bersikeras tidak akan menceraikan Ulfa. Yang mengagetkan lagi, konon dalam waktu dekat pria 43 tahun ini akan mengawini dua bocah bau kencur 7 dan 8 tahun. Ada apa ini ? dalih ini adalah keputusan Tuhan, jadi harus lewat istikharah panjang, katanya di sebuah media massa. Dalih, Nabi Muhammad Saw juga pernah menikahi gadis belia, jadi ada landasan agamanya, selalu dijadikan tameng. Kenekatannya untuk melawan hukum positif, mengindahkan fatwa para alim ulama menimbulkan tanda tanya besar. Kecurigaan pun menguat, jangan-jangan syeikh ini punya lelaku / amal khusus dengan syarat tertentu terkait dengan kehidupannya saat ini.

Saya sempat baca sebuah buku saku, buku teenlit yang berisi hal-hal yang boleh dilakukan Rasulullah Saw dan bisa kita tiru, dan yang ‘tidak boleh’ kita contoh. Sub tittle di cover buku kecil tersebut tertulis’ ‘Apa yang boleh bagi Rasul belum tentu boleh bagi kita’ Apa yang haram bagi Rasul belum tentu haram bagi kita”. Menerima zakat adalah hal yang tidak boleh dllakukan Rasul, tapi kita, ummat beliau boleh. Bersiwak adalah wajib bagi diri Rasul, tapi sunnah bagi kita. Ustadz muda asal UMP, Asep Daud Kosasih, M.Pd pernah mengatakan dalam mabit Maulid Nabi di Masjid At-Taqwa setahun silam bahwa ada hal khusus yang itu hanya berlaku pada Rasulullah Saw saja.

“Berpoligami dengan 9 istri, hanya untuk Rasul saja. Kita cukup 4 saja” ujar dosen UMP ini disambut gerrr… peserta yang didominasi ikhwan.

Nah, menurut saya hemat saya –gayane… kaya pengamat politik saja-, menikahi gadis belia juga hanya berlaku pada Nabi Saw saja. Dalam sirah Nabawiyah difirmankan bahwa keputusan Nabi Saw menikah dengan ‘Aisyah binti Abu Bakar r.a adalah keputusan Alloh Saw, Rasul wajib taat, wallohu a’lam. Adapun efek dari pernikahan beliau terhadap ummat ini itulah kehendak Tuhan. Bahwa kemudian Ummul Mu’mimin ‘Aisyah r.a lah yang paling banyak meriwayatkan hadits, yang notabene menjaga orisinalitas pendukung wahyu dalam kecerdasan beliau, menjadi figur politisi wanita, dsb, semua itu adalah skenario Alloh Swt. Semuanya sudah amat jelas, muhasabahlah dan bertaubatlah Syeikh !


Cilacap mendadak menjadi kota yang paling terkenal diseluruh jagad raya dunia. Semua mata, telinga tertuju pada daerah kecil di kawasan Jawa Tengah selatan ini. Di salah satu pulau bernama Nusakambangan lah trio terpidana mati kasus bom Bali I dikurung. Berita eksekusi mati awal November ini menjadi berita paling ditunggu oleh dunia terutama para keluarga korban bom Bali 12 Oktober 2002 di Austria, Inggris, Belanda, Australia, Denmark dll. Ya, bom Bali adalah tragedi kemanusiaan level dunia. Saat ini dunia menunggu ketegasan hukum di Indonesia untuk segera mengakhiri hidup ketiga warga negaranya. Bukan tidak mungkin ada campur tangan pihak asing dalam kasus ini. Penjagaan yang amat ketat menandakan begitu berbahayanya tiga teroris dunia tersebut. Kekhawatiran akan adanya serangan balik atau pembalasan sesaat ditembaknya otak peledakan bar di Bali ini membuat pihak keamaman menurukan semua kekuatannya. Razia kendaraan umum dilakukan di beberapa jalur, penjagaan pulau yang berjasa melindungi kota Cilacap dari little tsunami 2006 lalu ini juga amat ketat. Tidak ada yang bisa masuk keluar LP Batu kecuali orang tertentu saja. Wartawan pun hanya melongo dan menerka-nerka atas jawaban ‘no commet, ngga’ tau’, para pejabat.

Tidak ada tanda-tanda penyesalan di wajah Ali Ghufron, Amrozi dan Imam Samudra menjelang tembakan maut. Keluarga mereka di Jombang Jatim dan Banten juga tampak tenang dan pasrah terhadap keputusan hukum. Kemarin mereka gagal bertemu anak-anak mereka gara-gara tidak ada surat ijin dari Kejagung. Bahkan mereka sempat meminta disegerakan dihukum mati karena kata mereka bidadari surga sudah menanti. Permintaan hukuman pancung urung dilakukan karena tidak ada aturannya atau hukum positif Indonesia tidak mengenal hukum seperti itu. Hukum pancung, hudud (rajam) adalah syariat islam yang hanya bisa dilakukan oleh institusi bernama khilafah, kata Abdul Kahar Muzakkar, ketua Komite Persiapan Penerapan Syariat Islam (KPPSI) di forum diskusi nasional 3 tahun silam. Sampai tulisan ini diturunkan, belum ada kepastian kapan dan dimana trio teroris ini akan ditembak mati. Bahkan terancam kembali molor. Semua pejabat bungkam. Tidak ada yang berani menjawab. Rahasia besar akankah terungkap ?

Apa pun alasannya kita semua sepakat hukuman mati harus diberikan kepada trio teroris ini. Ketiganya bukanlah mujahid dan pejuang agama. Bukan sama sekali ! Mereka adalah pemuda-pemuda lugu yang dimanfaatkan oleh pihak yang membenci Islam dan ingin menghancurkannya. Mereka adalah pemuda-pemuda bodoh dengan pemahaman agama yang dangkal sehingga mudah dipengaruhi dan disetir. Mereka adalah pembunuh bayaran. Indonesia bukan daarul harb ! bukan Negara perang. Hukum qishahsh wajib ditegakkan, mata dibalas mata, telinga dengan telinga, nyawa dengan nyawa. Disinilah pentingnya hukum agama yakni untuk melindungi nyawa, darah seseorang.

Tugas mendesak pemerintah adalah membongkar jaringan teroris amatir yang mengatas namakan Islam dan jihad macam Noordin M Top dkk. Untuk para ulama, kembalilah ke barak, urusin ummat, didik masyarakat, para ulama ga usah masuk ke ranah politik praktis. Saya bukan orang sekular. Ini bukan memisahkan tapi mendudukan, memposisikan ulama pada tepat yang tepat. Kita jangan terjebak pada paham sekular yang memisahkan agama dan negara, mengharamkan nilai agama masuk ke wilayah politik. Kasus Ahmadiyah, Lia Eden dll sedikit banyak adalah akibat kelalaian ulama dalam mendidik ummat. Ingat, tugas utama ulama adalah mentarbiyah ummat, menjaga akidah mereka, ibadah mereka. Negara juga menjaga dan mengatur ummat dalam ranah hukum, konstutisi, dan kemaslahatan bersama.

Ketegasan hukum Indonesia dalam kasus ini akan semakin menambah wibawa Indonesia di mata dunia. Bahwa NKRI sangat menjunjung tinggi hukum dan keadilan. Terima kasih.



Purwokerto Kota Satria , 4 November 2008


Senin, 03 November 2008

Dunia Para Malaikat - By ITHA

Dunia Para Malaikat

Sinar terang itu muncul,tersembunyi di antara rimbunan gelap.

Seorang pengemis tua berjalan menyusuri jalan dengan langkah gontai. Jalan yang tampak lengang sesak dibumbui oleh dedaunan yang berguguran di terpa angin.Gerimis itu mulai menjelma menjadi hujan,yang lambat laun mulai deras. Pak tua tak lagi mampu mempercepat langkahnya untuk berteduh di antara sunyinya malam itu.Angin terdengar berisik saat membahasakan beritanya.

Baginya,jalan yang ia jelajahi seakan tak berujung. Sementara rintihan sang hujan telah setia membasahi sekujur tubuh kurusnya.Angin malam terus berteriak seolah tak bersahabat.Membuat daun - daun yang berjatuhan semakin tak teratur.Badannya mulai menggigil dan bibirnya pun membiru.Sesaat matanya menangkap setitik cahaya yang berada jauh di ujung jalan.Legalah ia karena malam tak lagi akan merubungi untuk sementara waktu.Ia telah menemukan tujuan untuk menjadi persinggahannya sementara.

Cahaya yang ia lihat semakin membesar.Itu merupakan suatu pertanda bahwa jarak antara dia dengan si sumber cahaya tidak seberapa jauh.Pak tua itu seperti mendapat kekuatan baru untuk mempercepat langkah.Ia berhenti sejenak mengambil nafas.Luka yang terdapat di kaki menjadi kendala untuk ia bergegas.Dengan usaha yang keras ia akhirnya bisa memfinishkan tujuannya yang pertama.Sesampainya disana,lampu itu ternyata menerangi dua jalan setapak yang bertolak belakang.Seakan memberikan pilihan untuk mengambil salah satu jalan untuk di tuju.Ia amati jalan tersebut.Kedua pilihan jalan itu agak membuat kelegaannya berkurang.Ia memutuskan untuk menunggu sebentar di balik cahaya lampu.Hingga hujan mulai enggan untuk turun lagi ke bumi untuk sementara waktu

Hujan berangsur-angsur reda.Kali ini dia sudah menentukan pilihannya setelah melewati pertimbangan yang cukup pelik.Hatinya mantap untuk menjelajahi jalan setapak yang terletak di sebelah kiri.Karena tempat itu terlihat cukup nyaman dan lebih indah.Setelah sampai di tengah perjalanan,ternyata pemandangan yang ada memang indah.Tepat seperti apa yang diduga.Rumah - rumah mewah berdiri berjajar,indah dengan tiang-tiang yang tinggi.Dikiri kanannya terdapat banyak tanaman serta kolam ikan.Pepohonan seperti memberi salam padanya dengan lambaian daunnya yang tertiup angin.Sejenak pak tua agak terpana.Mungkin hal itu sudah tidak biasa,namun baginya sangatlah jarang di temui di suatu daerah terpencil.

Lampu-lampu jalan yang aneka warna menyala saling bergantian.Selang beberapa lama ia berjalan,ada sekelompok orang yang tengah asyik bercengkerama.Tempat itu tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang.Pak tua agak bahagia karena ia bisa meminta sedekah berupa makanan kepada mereka yang sedang berpesta.Walaupun sedikit,paling tidak itu akan melonggarkan perutnya yang sudah sangat lapar.Ia terpaksa pergi dari emperan toko yang sudah ia anggap sebagai rumah.Karena beberapa pemuda berandal yang sedang mabuk menghajarnya dan menyuruhnya pergi.Bukan cuma itu,ia pun dihadiahkan hantaman-hantaman keras dan pukulan tongkat dari pemuda yang merasa kalau kehadiran pak tua itu mengganggu.

Ia mencoba memberanikan diri untuk mendekati salah satu pria yang memakai kemeja biru,sembari menjinjing jas hitam di tangan kiri. Pakaian yang mereka semua pakai tampak rapi dan indah.Jauh berbeda dengan kaos sobek yng menjadi kebanggannya itu."Permisi...,!!!"suaranya sopan.Pria yang di sapanya itu hanya melirikkan sebelah matanya tanpa merespon.Lantas membuang muka.Pak tua merasa segan dengan.Ia kembali berjalan.Sekarang ia mencoba menghampiri seorang wanita cantik bergaun hitam.Dari dandanannya yang agak mencolok,pak tua berani mengambil kesimpulan bahwa dia adalah nyonya besar.

Untuk yang kedua kalinya ia masih mendapatkan perlakuan yang sama sekali tak ia harapkan.Tak putus asa ia menghampiri orang yang ketiga , keempat,dan kelima.Namun hasilnya nihil.Dari sekian orang yang ia temui tak ada satu pun dari mereka yang mau memberinya sedikit makanan.Melayangkan pandangannya ke pak tua pun mereka enggan.Hatinya tersayat."Apakah kalian tak merasa iba sedikit pun terhadap keadaan saya?"Rintih hatinya.Nafasnya semakin sesak.Rasa lapar itu terus menyiksa tubuh reyotnya.Serasa ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk melangkahkan kaki untuk sejenak menjauh.Dengan serpihan sisa kekuatan yang ada,ia mengasingkan diri ke pojok salah satu rumah yang cukup hening.Tempat itu terasa sangat nyaman dari semua ketidaknyamanan hatinya.

Ia mencoba sabar untuk menunggu sampai pesta usai.Saat itu ia bisa memungut sisa-sisa makanan yang ada demi memanjakan sedikit perutnya.Maklum beberapa hari ia belum mengisinya dengan makanan,perutnya pun semakin perih.Setelah menunggu beberapa waktu lamanya event yang ia tunggu pun tiba.Satu persatu orang meninggalkan tempat itu.Ia merasakan setetes embun jatuh mengaliri sanubari sang jiwa.Tetapi satu yang tak ia habis fikir.Pesta tadi benar-benar merupakan ajang maksiat.Pria dan wanita bercampur baur tak terarah.Yang ia lihat kala itu sangatlah jauh dari cerminan manusia yang berakal dan berpendidikan.Pak tua beristighfar penuh penghayatan.Kini matanya nyalang menatap makanan yang tergeletak di tanah berumput hijau.Ia mulai menggeramakkan tangannya ke bawah meja.

Diambilnya roti yang tampak masih sangat lezat itu.Ia mengucap hamdallah atas rezeki yang Allah berikan padanya.Ia tak mau hidup sebagai hamba yang tak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.Pak tua malahap roti tersebut dengan penuh nikmat.Rona wajahnya memancarkan sinar bahagia.Namun ketenangannya tak berlangsung lama.Baru ia akan menggenapkan gigitannya,sebuah tangan kekar mencengkeram tangannya.Spontan ia ia tersentak dan kaget.Tubuhnya bergetar saat dua pasang mata buas menatap matanya tanpa ampun.

"Heh pak tua!!!Ngapain kamu ambil-ambil makanan disini.Dengar,tempat ini tak pantas untuk orang seperti kamu!!Hardiknya

Pak tua menangis sejadi-jadinya saat roti yang berada dalam genggamannya direbut oleh pria itu.Pria itu menginjak roti tersebut tanpa ampun.Rupanya ia lebih rela kalau roti itu terbuang percuma di tanah,ketimbang diberikan untuknya.Wajahya kini pucat pasi.Wanita yang berada di samping pria itu seolah membenarkan apa yang dikatakan teman kencannya itu.Mereka berdua pergi tanpa perasaan bersalah.Tinggallah paktua sendiri.Dengan perasaan yang kian perih tak terperi ia tinggalkan tempat itu.Tempat yang indah namun hakikatnya hancur.Tak ada keimanan yang tercermin pada setiap penduduknya.Ia merasa terdzalimi.Pak tua menengadahkan tangannya seraya berdoa penuh takzim.Ia yakin kalau Tuhannya Maha Adil dan Maha mengetahui atas apa yang mereka lakukan terhadapnya.

Malam sudah sangatlah larut.Sungguh di luar dugaannya ia akan bertemu orang yang lebih kejam dari pada hewan buas.Suatu tempat yang manusianya tamak,sombong,dan selalu mengumbar nafsu.Memang harta bisa membuat cuaca siang hari menjadi gelap.Begitu pula dengan mudahnya membuat orang yang berakal menjadi orang yang amatlah dungu.

Sudah separuh perjalanan ia lewati menuju tempat pertama kali ia muncul.Sebuah lampu yang memberikannya pilihan.Kali ini ia ingin mencoba ke daerah yang berada di sebelah kanannya.Ia berharap kejadian yang ia alami tidak terulang lagi di sana.Dengan ketidakberdayaan yang amat sangat,ia masih terus berjuang melintasi jalan yang pencahayaannya redup.Untuk menuju tujuannya kini,ia butuh tenaga ekstra.Ia harus terlebih dahulu melewati hutan yang agak rimbun.Benturan di kakinya semakin membuat lukanya bertambah parah.Ia harus menahan rasa sakit setiap kali ia paksakan dirinya untuk berjalan.Darahnya terus mengucur.Rasa lelah dan perih semakin menghujam tubuhnya.Samar-samar ia melihat sebuah tugu pembatas yang berdiri tegak beberapa meter dari tempatnya sekarang.Selangkah....,dua langkah....,tiga langkah....,BRUGG!!!Ia pun jatuh tak sadarkan diri.

---

Matanya tajam menerawang langit-langit kamar yang ia huni.Tempat yang tak ia kenal sebelumnya memberi ia suatu penafsiran baru.Pak tua berangsur-angsur siuman.Ia mendapati dirinya tengah berbaring di asur yang sama sekali jauh dari empuk.Kkinya yang terluka sudah terbalut dengan perban.Wajah pria yang ia tatap tersenyum ramah.Sangat berbeda dengan tatapan sadis yang ia terima dari daerah seberang.Pak tua mengangkat tubuhnya untuk berdiri.Tapi niat itu ia urungkan karena pria tadi mencegah."Bapak belum sembuh betul, lebih baik istirahatlah dulu sejenak di rumah sederhana ini."Pak tua tersenyum.Rumah itu sangat sederhana.Jauh berbeda dengan rumah mewah tadi.

Beberapa hari sudah ia diperbolehkan menginap di sana.Desa yang tak pernah ia kenal namun amatlah asri di hatinya.Disana ia dilayani seolah kerabat sendiri.Tak ada permusuhan antara satu dengan yang lain.Pak Danu/sang pemilik rumah orang yang dermawan.Ternyata setelah beberapa hari ia menetap di sana,ia semakin takjub.Tak hanya pak Danu seorang yang memiliki kemurahan hati.Rata- rata semua penduduk di sana mempunyai sifat yang sama.Mereka saling menguatkan antara satu dengan yang lain.Seakan mereka berpegang pada tali yang sangatlah kuat.Subhanallah....., Allah memberikan kesempatan padanya untuk menerima pelajaran berharga ini.Dua tempat yang sangat berbeda.Seperti jauh berbedanya warna putih dan warna hitam.Seandainya semua manusia yang ada memiliki hati semulia mereka,tentulah kedamaian tercipta di seluruh sudut dunia.Kebaikan hati mereka layaknya malaikat.Bahkan derajat mereka bisa jauh melampaui mlaikat.

Ia mulai membandingkan dengan tempat pertama yang ia jelajahi.Rumah-rumah disana indah namun tak ada yang mau memberikan secuil harta mereka pada orang yang tak berpunya seumpama dirinya.Mereka jauh di bawa hewa ternak.Mereka diberi akal namun tak di\gunakan untuk melihat tanda-tanda kkuasaan RabbNya.Rakus,Sombong,pengumbar nafsu,....semua lengakap pada diri mereka seperti paket komplit.Ia mulai berfikir.Cendrawasih pun kalau sombong hanya sifat itu saja yang jelek darinya.Karena teramat bangga dengan keindahan bulu-bulu yang ia miliki.Tetapi manusia bisa melampaui itu.Padahal mereka di karuniai anugrah yang agung berupa akal.Ia kembali teringat denan tafsir surat At-Tiin seaat secara tak sengaja singgah di dekat masjid.Imam tersebut memberikan penjalasan tentang isi pokok surat tersebut.

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya(neraka)"(At-tin 3-4).

Ia kini tampakmengerti akan sesuatu.Semua yang ia alami dapatv emberikannya dua pilihan hidup.Lebih tinggi derajatnya dari malaikat ataukah lebih rendah dar hewan ternak.Ia sudah menemui dua tempat yang mencerminkan dinamika kehidupan manusia.Yang satu Rabbani dan yang lainnya hewani.

Dua bulan setelah ia merasa lebih baik dan sudah memiliki cukup uang,ia putuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.Ia ingin memberitakan pada orang lain apa yang ia alami di kedua tempat tersebut.Tentunya ia tal mau berlama-lama menyusahakan penduduk yang sudah dngan tulus ikhlas menolongnya.Setelah pamit ia langsung bergegas pergi.Hutan yang harus ia lewat untuk kedua kalinya tak membuatnya takut.Semua tampak lebih mudah.Lampu yang sinarnya masih tetap terang itu masih setia menerangi jalan.Ia berhenti sejenak dibawah cahaya lampu untuk kali keduanya.Ia menolehkan kepalanya ke tempat yang ada di sebelah kirinya.Di tengadahkan tangannya sejajar dengan dada.

"Ya Allah Berilah balasan yang setimpal atas apa yang mereka perbuat padaku." Ia memalingkan wajah ke sebelah kanannya. Ia pun brdoa sama halnya dengan doa yagn ia panjatkan sebelumnya.Dengan hati berbinar-binar ia tinggalkan kedua tempat tersebut.Namun ia terhenyak.Ia lupa menanyakan dese apa kepada para penduduk tersebut.Setelah beberapa langkah ia menengok ke belakang.Dalam hati ia berkata "tempat kedua akan selalu ku ingat sebgai kota para malaikat.Dunia nya para malaikat.Dan ia berhrap suatu saat Allah mengizinkannya kebali kesana.

1 November 2008

Sebuah Fiksi

Karya Itha Heryana

SMKN 3 Purwokerto

SS Writting Forum

NURy Youth Centre

Kamis, 23 Oktober 2008

Pergi ke Salatiga

Pergi ke Salatiga
(niru judul lagu barunya D’Changcutter)

Ini adalah kali pertama saya pergi ke Salatiga. Ya, saya dan manajemen Jarimatika Cabang Banyumas melakukan perjalanan dinas ke Jarimatika Pusat, tepatnya ke kediaman sang penemu, arsitek dan direktur metode berhitung cepat & tepat dengan jari, Bunda Septi Peni Wulandani, S.KM. Niat ikhlas kami adalah silaturahim mumpung masih di bulan Syawwal meskipun sudah di pertengahan bulan. Tapi tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan.
Pagi itu sangat cerah, langit terang padahal matahari belum muncul dari ufuk timur tapi pancaran energinya sudah terasa. Rabu, 15 Oktober ini Pukul.06.00 ini kita berangkat berkendaran Espass merah metalik. Layaknya mobil travel, mobil keluarga itu sigap menjemput semua manajemen. Oia,seharusnya kita take off jam05.00 tapi… Ustad Imung, -begitu bapak 1 putra dan 1 putri ini bisa dipanggil-, dengan style khas; baju koko, peci putih dan jas coklatnya telah duduk gagah di samping pak sopir yang sedang bekerja, mengendarai Espass supaya baik jalannya, tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk, itu suara sepatu kuda..he he.

Awalnya saya agak grogi duduk berdekatan dengan akhwat. Maklum ikhwan, masih single lagi, he he…Tapi daripada disemprit pak polisi, -yang katanya tidur saja dah nyusahin apalagi jalan-jalan-, gara-gara berdua dengan ustadz disamping Pak.Nasrulah. Oia, kenalkan ini Pak.Nasrullah, kata Ustadz beliau ini seorang mualaf yang amat taat. Saya juga mualaf, baru 10 tahun ini belajar islam yang benar. Maka dengan berat badan 53 kg (bukan hanya berat hati), saya pun duduk cakep di kursi di depan 4 akhwat yang mpet-mpetan kaya pemudik di KRL. Saya bisa merasakan betapa ga enaknya berdesakan di dalam sebuah mobil yang akan berlari selama lebih kurang 4-5 jam. Tapi semua itu tidak ada artinya, karena jika 2 atau lebih akhwat pada ngumpul, maka sirnalah kepenatan, tersibaklah kesepian, lahirlah keceriaan, hilanglah masalah. Itulah uniknya para akhwat.

Bagi yang baru melakukan perjalanan jauh pasti akan selalu berkomentar tentang apa saja yang dilihatnya selama perjalanan. Mereka pun rame saat melintasi dua gunung ketika meninggalkan kawasan Wonosobo.
“Itu gunung Merapi yaa ?”
“Bukan, itu Sindoro, yang itu Sumbing” ujar seseorang meluruskan
Atau berdecak kagum ck..ck…ck.. saat melihat indahnya aliran air Serayu yang meliuk-liuk di antara bebatuan besar di bawah sawah yang menghijau.
“Itu kan yang buat arung jeram yaa…” seorang akhwat nyeletuk
Sang surya terus memanasi bumi yang beberapa hari ini basah oleh hujan. Kabarnya dua hari ini curah hujan di beberapa daerah cukup tinggi, bahkan disertai angin membadai. Akibatnya di Banyumas beberapa pohon dan papan reklame tumbang. Alhamdulillah pagi ini cerah sehingga kita bia asarapan pagi di Parakan, tepian Temanggung (apa hubungane ?) Sedetik sebelum meninggalkan warung makan, mata minus saya menangkap sebuah kotak berlabel LAZIS Temanggung. Tak pikir panjang, tak ku sia-siakan kesempatan besar ini. Ku masukan selembar uang receh ke sana. Man jaaa a bil hasanati falahu ‘asyru amtsalihaa

Baik, sekarang kita akan melanjutkan perjalannan ke Salatiga. Mari kita berdoa, bismika allohumma ahyaa wa amuut… ha ha, biasa habis makan, kenyang maka penyakit kantuk bisa menyerang, apalagi dalam kondisi pasif di dalam mobil. Masing-masing mulai mencari kesibukan, ada yang mipil tilawah, Wah hebat nih, juz an wahidan yauman yaa, sip lah, itu baru kader sejati. Mushaf adalah satu benda yang wajib dibawa kemana pun bagi seorang yang ingin serius berislam. Saya juga bawa, pasti tapi akan saya baca nanti setiap setelah sholat fardhu.
“Oia, hari ini saya shafar, berarti…” Saya mulai mengatur strategi agar target satu juz tetap tercapai tapi agenda Jarimatika bisa lancar.
Itulah enaknya jika kita bersafari, kita boleh ga puasa, kita boleh menjamak dan qashor sholat wajib kita, dhuhur & ashar jadi 4 rakaat, maghrib tetap 3, tapi isya bisa dipadatkan jadi 2 rakaat. Kita juga bisa memilih mau di-takdhim-kan atau di-takhir-kan. Asyik kan. Alloh memang baik ya, Rasul Saw memang amat bijaksana.

Kembali ke dalam mobil, ada yang baca novel, ada yang cerita neneknya, adiknya, temen sekolahnya dulu, pengalaman hidup sambil mengunyah apa saja yang bisa dikunyah. Ada pula yang terdiam saja…zzz..zzz. Saya asyik menikmati bangunan, pepohonan di kanan dan kiri. Sesekali ikut berkomentar, menimpali guyonan dari belakang. Ternyata ga semua itu akhwat kalem yaa…
Belum lama roda berputar, Espass kembali berhenti di depan sebuah masjid yang sedang direnovasi. Bagus tidak ada pos atau orang-orang meminta sumbangan pembangunan masjid. Soalnya ada juga orang yang ‘kreatif’ membuat pos di pingir jalan, membuat tanda agar kendaraan memperlambat lajunya dan menyumbang. Cara seperti ini boleh saja dilakukan, tapi apakah layak. Halal sih.. tapi ga thoyyib. Sama ketika di RIMBAS dulu, pas syura Ramadhan, ada ide ngadain pentas nasyid di halaman kubah atas. Saya termasuk yang ga setuju, memang itu bisa tapi ga baik, ga pantes. Spektakuler memang, menyedot perhatian masyarakat, tapi ra patut lah. Alhamdulillah, kegiatan aneh itu ga jadi ada.
“Mau silaturahim dengan takmir masjidnya” ucap Pak.Nas. Dahi Ustadz dan saya berkerut.
“Mau kebelakang, maksudnya” lanjutnya. Kami berdua tertawa, ha ha hi hi…
Ustadz pun ikut keluar menyapa santri-santri TPA, seperti kekasih yang bertemu dengan belahan jiwanya. Aku bergegas ke WC mengikuti Pak.Nas. Saya selesai dulu, sambil nunggu beliau, saya berwudhu dan sholat Dhuha 2 rakaat. Agak keburu sih, tapi lumayan. Saya sempet glewean, ini namanya sholat khauf, bukan sholat dalam suasana ketakutan, kondisi genting dan kritis saat perang, tapi khauf karena khawatir ketinggalan mobil. Astaghfirulah… wa atuubu ilaih

Demi menghemat waktu, kita ambil jalur cepat lewat pinggiran. Kita melintasi daerah yang namanya sempat terkenal gara-gara menjadi judul sebuah film layar lebar.
“Oo..ada daerah yang namanya Banyubiru”
“Itu kan filmnya Dian Sastro sama Tora Sudiro ya?” Sela seorang akhwat disebelahku. Wah, gaul juga ni akhwat, saya hanya bisa tersenyum.
Singkat saja, Alhamdulillah bertepatan dengan adzan Dhuhur kita sampai di Jl. Margosari IV, di depan sebuah rumah yang amat bagus. Bergaya minimalis, tulis sebuah media cetak. Ya, ini rumah Bu.Septi. Rumah sederhana itu tampak sepi, kayaknya lagi pada pergi. Seorang ibu paruh baya mempersilakan kita naik ke lantai dua. Disana kita disambut oleh Pak.Dadang dan crew Jarimatika pusat yang beberapa baru saya kenal.
“Mohon maaf, Bu. Septi lagi keluar, insya Alloh siang ini kembali” ujar Pak. Dadang sambil menata kursi. Kita pun berlebaran, saling memaafkan, saling berpelukaaan sesama akhwat. 8 gelas teh hangat menyapa lidah kita yang cukup garing. Kita langsung pada 7 aspirasi yang harus kita sampaikan, kita perjuangkan sampai tetes air teh penghabisan.

Sekitar jam13.00 an kita sholat di rumah rehat, begitu Pak.Dadang menyebut bangunan kecil yang dikelilingi kolam ikan. Kita harus melewati beberapa pijakan dari bebatuan dulu. Kita sholat Dhuhur yang digabung dengan sholat ashar, namanya jamak qashar di-takdhim-kan. Jadi dilakukan di waktu Dhuhur. Tempatnya asyik banget. Asri. Sambil menunggu para akhwat wudhu, yang ternyata cukup lama, selain anter akhwat kan ‘kompleks’, saya tilawah, lumayan satu setengah lembar. Akhirnya kita sholat dulu, akhwat nyusul. Nah, sambil nunggu akhwat selesai sholat, kembali saya buka lembar-lembar Kalamulah. Saya begitu menikmati ayat demi ayat-Nya.3 halaman selesai siang ini. Genap 6 halaman dengan 3 halaman ba’da subuh tadi.Ku cium kitab yang paling banyak dihafal orang Islam.
“Assalamu’alaikum “ suara dan wajah yang amat kita kenal pun akhirnya datang jua.
“Wa’alaikum salam Bu.Septi ” jawab kita bersamaan.
Wah, seneng sekali bisa bertemu dengan orang nomor satu di Jarimatika. Meskipun kita sudah pernah bertemu, ngobrol sebelumnya tapi tetap terasa... luar biasa. Itulah hebatnya menjadi pribadi yang luar biasa. Seperti biasa, ibu 2 putri 1 putra ini menyapa kami dengan ramah. Kemudian kita pun diajak santap siang bersama.
“Maaf, Pak.Dodi lagi ke Jakarta, ada urusan penting” ujar penerima Danamon Award 2006 ini disela-sela makan. Kami pun mengangguk paham.

Setelah itu kami kembali ke lantai II dan melanjutkan pembicaraan. Kali ini lebih serius. Korwil II (Jateng-DIY) akan mengadakan Workshop Guru Jarimatika pada Desember 2008 ini, sekaligus persiapan Jambore, Ibu Profesional ini insya Alloh bisa hadir. Tapi untuk event Seminar Jarimatika kerja sama dengan SPKN di Banjarnegara 15 November besok, beliau tidak bisa. Selain 16 November nya sudah ada jadwal di Padang, Sumatra, beliau juga harus membimbing kedua putrinya yang akan ujian. Salut sekali, beliau tetap menomorsatukan keluarga. Alhamdulillah, semuanya lancar. Berhasil ! Satu lagi, saat menanggapi banyaknya plagiator Jarimatika. Peraih UMM awards ini menyikapi dengan tenang.
“Kalau kita emosi, justru kita akan rugi, kita menerangkan apa itu plagiator kita. Secara tidak sadar kita mempromosikan mereka. Energi kita habis untuk mengurusi hal yang tidak begitu penting. Lebih baik kita meningkatkan kualitas internal kita. Maka saya push cabang membuat event bersama, antar unit, antar cabang kegiatan non Jarimatika pun boleh.”
Betul juga, kita harus meningkatkan mutu pengajaran, meng-up grade skill teaching guru dan lain sebagainya. Sepakat.
Matahari semakin menghilang, tiba saatnya kita pamit pulang. Kita mau membeli tahu bakso sebagai buah tangan.
“Kebetulan, saya juga usaha tahu bakso. Ayo saya antar” kata beliau lagi. Tak lama kemudian kita sudah duduk menikmati bakso dengan tahu baksonya. Enak sekali, ya iyaa lah ditraktir…
“Ini usaha ibu-ibu yang saya bina” Bu.Septi menunjukan kotak berisi tahu bakso bermerk ‘IBOE’ lalu memasukannya dalam tas pink.
“Jadi Ibu kumpulkan ibu-ibu yang bisa membuat tahu bakso, kita kemas seperti ini. Silakan digoreng dulu.” Lanjut beliau bangga.

Sedih, ga pengin pulang, betah dan perasaan yang lain yang membuat kita sebenarnya ga ingin kembali ke Purwokerto. Tapi bagaimana lagi, besok kita harus kerja lagi. Tapi yang jelas kita mendapat semangat baru, ilmu baru. Kita siap fight di Purwokerto. Langit Salatiga semakin gelap. Adzan Maghrib sudah menghilang di telinga. Kita putuskan sholat jama’-qashar takhir untuk sholat Maghrib-Isya. Aku teringat kewajiban seorang akh, wirid Al-Matsurat petang pun lirih ku baca. Espass melaju pelan menyusuri kota kecil ini.
“Itu Masjid Agung Salatiga, kecil yaa, kaya Nurul Ulum” kata seseorang tepat di belakang ku. Saya tersenyum kecewa. Setelah itu, semuanya terlelap -kecuali Pak.Nas, repot donk, kalau beliau ikut tidur-, hingga terbangun di depan Masjid Agung An-Nuur Banjarnegara.
“My town !” Saya melompat keluar, lalu medang ronde bersama Ustad dan semuanya. Kemudian Ustadz, Pak.Nas dan saya sholat maghrib-Isya di masjidnya wong Banjar yang lagi direhab. Konon kata Pak.Djasri, developernya bermasalah sehingga sisa biaya renovasi yang 800 juta dikembalikan ke Pemda. Kebetulan saya bersua dengan Bupati Banjarnegara itu lagi di tempat yang sama, tepat 3 hari setelah pertemuan pertama saat Peringatan Nuzulul Qur an tingkat nasional 17 September yang dihadiri oleh SBY kemarin, di Masjid Agung Baitussalam Kabupaten Banyumas.

Masjid nan agung itu sangat sepi, tidak ada seorang pun. Aneh sebenarnya masjid kabupaten ga ada yang nungguin. Kayanya belum ada Remaja Masjidnya. Masa saya harus turun tangan sih, back to d’town, menghidupkan remaja masjidnya. Ayo donk, para remaja di sekitar Masjid An-Nuur bangkit, hidupkan Baitullah ! Jangan kalah dengan remaja Masjid Agung Daarussalaam Cilacap yang telah bergabung dalam IKRAR MUDA. Seketika saya teringat dengan temen-temen RIMBAS (Remaja Islam Masjid Agung Baitussalam) Purwokerto yang saya tinggal satu hari ini. Saya bersyukur bisa bersama para remaja yang luar biasa, yang sabda Rasulullah Saw akan mendapat naungan di akhirat tatkala tiada naungan kecuali dari Alloh Swt. Saya ingin segera sampai Purwokerto, segera pagi dan bertemu kembali dengan mereka. Kangen yakin..

Pukul.23.45 sampai di Jarimatika. Kurebahkan sebentar badan yang lemas ini di kamar yang selalu berantakan, buku-buku tebal tergeletak di tempat tidur. Aku bangkit, kubasuh muka, kepala, tangan, dan kaki. Ku ambil Adz-Dikr, ku baca lembar-lembar terakhir juz 15.Ku berniat besok hari ke-4 saya shaum sunnah Syawwal.
“Alhamdulillah yaa Alloh Swt, terima kasih banyak..”
Purwokerto Kota Satria
16 Syawwal / 16 Oktober 2008
Bhayu Subrata, S.Sos

Rizki di pagi hari

Rizki di pagi hari

Dua pekan ini adalah pekan yang amat melelahkan. Rabu kemarin, kita rombongan manajemen bersilaturahim ke Salatiga, ke kantor Jarimatika Pusat. Nah, hari ini P.U siap meluncur ke luar kota lagi, tepatnya ke Cilacap untuk mem-fix-kan tempat yang akan dijadikan kantor unit Jarimatika Cilacap. Pagi itu amat cerah sehingga saya, dua akhwat dan UI (bukan nama sebenarnya .. he he) tampak bersemangat 45. Maklum harusnya Jum’at kemarin, cuma tertunda karena hujan di pagi hari.
“Nuwun sewu Ustadz, saya pake motor sendiri, soale setelah urusan Jarimatika selesai saya ada urusan dengan temen disana” ujar ku diatas motor Honda lanang. Ya, Supra ku dipake dua akhwat P.U.

Pukul. 10.15 kita sampai di Masjid Agung Daarussalaam Cilacap. Kita sudah janjian dengan temen-temen manajemen Cilacap. Masjidnya bagus, parkirnya luas, menaranya tinggiiii, punya auditorium, ada hotel. Tempat wudhunya juga bersih. Sekretariat IKRAR MUDA dan studio DFM juga oke punya. Dari pengelolaan parkir, penyewaan auditorium, hotel, iklan DFM itulah kata Mas.Wiwit, penyiar bisa punya gaji Rp.400.000 per bulan. Hebat yaa. Itu juga yang menjadi ambisi saya di BAS FM.
Tumben ada yang nyetel murattal pagi ini. Suaranya asing, sehingga saya gagal menebak suara imam masjid mana yang berkumandang. Ternyata sedang ada muraja’ah atau semakan Al-Qur an. Sayang, bacaanya terlalu cepat padahal tuntunan dari Al-Qur an kan membaca dengan tartil. Tartil itu santai, tertib dan jelas tajwidnya. Subhanallah, sekilas saya bisa menangkap satu ayat yang sangat saya kenal, cuma saya lupa surah, apa ayat berapa, tapi saya sangat ingat letaknya, ya, ayat ini ada di pojok kanan atas, ayatnya berbunyi “man qotala nafsan bighayri nafsin aw fasadi fil ardl fa ka annama qotalannaasa jamin’aa. Wa man ahyannaasa fakannama ahyannaasa jami’a …”, sata tahu artinya kurang lebih seperti ini “barangsiapa yang membunuh manusia bukan karena membunuh sesama atau karena berbuat kerusakan dibumi ini, seakan-akan ia membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang menghidupkan / menghidupi seorang seakan-akan ia menghidupi manusia seluruhnya”. Inilah efek dari kebiasaan khatam 1 kali sebulan, sedikit-sedikit nyantel. Target 5 tahun hafidz, yess.

Sambil nunggu temen Cilacap, ku sempatkan sholat dhuha 4 rakaat, lumayan… penginya sih kaya Ust. Yusuf Mansur 6 rakaat. Seorang akhwat bergegas masuk ke masjid, kayaknya sholat dhuha juga, Tak lama kemudian dia keluar dan langsung tilawah. Siip lah.. Sementara itu UI tertidur, mungkin tadi malam tidurnya larut.
“Cari sarapan dimana yaa, “ mataku menyapu tanah lapang di timur masjid. Sepi, panas.
Teringat alun-alun Purwokerto pada waktu yang sama juga sepi dari pedagang. Ya, sudah satu pekan ini alun-alun kota tersebut lengang. Tampaknya perbup yang mengatur (baca : mengusir ?) para PKl sudah berlaku. Kasihan juga mereka kehilangan pembeli, omzet menurun drastic.
Saya tidak shaum Syawwal Senin ini, karena mau shafar. Dengan senang hati, shaumnya dipindah besok. Insya Alloh dua kali lagi selesai 6 hari..

Alhamdulillah, tak lama menunggu, 3 manajemen Cilacap datang juga. Kita langsung syuro. Ternyata Cilacap itu punya wilayah yang unik, melengkung katanya. Sesaat sebelum syura selesai, tiba-tiba seorang bapak keluar sambil membawa 7 kotak putih.
“Ini masih ada sisa, silakan” katanya sopan.
Kita semua heran, terutama saya dan UI. Kita saling berpandangan sebelum tawa meledak. Sebelum syura, saya sempet curhat ke UI kalau saya lapar sekali. Masya Alloh, benar-benar ga diduga. Mudah-mudahan itu krenteg ku tadi dikabulkan Allloh yang maha pemberi rizki. Atau ini adalah jawaban dari doa-doa yang setiap ba’da sholat dhuha saya panjatkan. Bisa jadi iya. Sebab kata Ust.Yusuf Mansur dalam ceramah beliau yang setiap Ahad malam diputar di radio BAS FM kaya gini,“Kite kagak pernah tahu doa kite yang mana yang dikabulkan sama Alloh, You’ll never know !” Sarapan kali ini amat bergizi. Hmm kenyang…Terima kasih yaa Alloh.


Purwokerto, 21 Oktober 2008
Bhayu Subrata, S.Sos
Email : pakbhayu@yahoo.co.id
Weblog: bayubarata.blogspot.com