Minggu, 10 Mei 2009

Spesial buat Mas Apit dan Mba.Ning
Jum’ at, 12 Jumadil Awwal 1430 H/ 8 Mei 209
Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khayriin

Menikah itu akselerasi
- Sang Bayu-

Menikah itu akselerasi
Surga duniawi
Baytii jannatii

Menikah itu akselerasi
Lebih cepat berlari
Melompat lebih tinggi

Menikah itu akselerasi
Sempurnakan bersama
Hargai sesama

Menikah itu akselerasi
Lebih kaya raya
Sejahtera bersama

Menikah itu akselerasi
Lebih peduli
Wujudkan cinta sejati

Menikah itu akselerasi
Lebih hebat berbuat
Semangat berlipat

Menikah itu akselerasi
Bangun generasi
‘Tuk kejayaan negeri


Bertabur do’a dan cinta :
Keluarga Besar JARIMATIKA cabang Banyumas
** ** ** ** **

Sang Bayu
adalah nama pena dari Bhayu Subrata
Ikuti ide-ide cerdasnya di www.bayubarata.blogspot.com

Jumat, 08 Mei 2009

Workshop Gratis “Menulis Itu Gampang”

Workshop Gratis “Menulis Itu Gampang”
Bersama Afifah Afra Amatullah (FLP Solo, dan Afra Publishing)
Super Bookfair 2009, Gedung Kesenian Soetedja Ahad, 3 Mei 2009


Ini adalah rangkuman materi yang sempat saya catat dan tulis dengan bahasa saya sebab beliau tidak membuat malakah kecil. Saya tambahkan beberapa pengalaman saya. Semoga bisa memperkaya ilmu pengetahuan dan memperluas cakrawala wawasan kita. Terima kasih.

- Sang Bayu
-----------------------------------------------------
Menurut beliau menulis itu proses melahirkan ide dan memenej kata. Ide bisa muncul setiap saat, kapan saja, dimana saja. Maka saran dari beliau adalah selalu membawa ballpoint dan kertas / buku saku, terutama bagi seorang penulis pemula atau baru akan menulis.

“Ide-ide di dinding
Diam-diam melintas
Datang sebuah pena
Hap… lalu ditangkap”
– Sang Bayu

Jadi saat ada ide melintas…langsung ditangkap, tulis segera sebab kalau tidak mudah hilang, terutama penulis pemula. Sahabat dan sepupu Rasulullah Saw ‘Ali bin Abi Thalib k.w mengatakan Qayyidul ‘Ilma bil Kitaabah, ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Jadi, kata Mba.Afra, ada tiga cara menulis: satu, ambil pena. Dua, ambil buku. Tiga, tulis.

ide itu mudah datang dan mudah pergi (easy come–easy go). Ide muncul tiba-tiba, mak thing ! sekelebat. Dan sangat mungkin satu ide yang sama muncul dari beberapa orang, biasanya teman dekat atau rekan kerja di waktu yang hampir bersamaan atau tidak jauh selisih waktu. Maka siapa yang cepat mengikat ide tersebut dan merealisasikannya ialah yang berjaya. – Sang Bayu

Saat sesi tanya jawab, saya bertanya (sebenarnya saya sudah tahu beberapa, tapi bukan ngetes cuma acting saja he he) tentang urgensi menulis atau mengapa harus menulis. Ini penting sebab akan melahirkan motivasi/niat. Beliau menjawab bahwa menulis itu adalah tradisi ilmiyah. Menulis itu tradisi peradaban. Bayangkan seandainya tidak ada yang berinisiatif menuliskan ayat-ayat Qur an seperti ‘Umar Al-Faruq mungkin saat ini tiada An-Nuur di rumah kita. Begitu pula dengan hadits-hadits. Imam Bukhari dan Imam Muslim adalah orang yang sangat berjasa pada Islam karena kumpulan hadits beliau masih dimanfaatkan sampai hari ini. Menulis adalah tradisi ulama zaman dulu. Para ulama besar semacam Imam Syafi’i dan imam mahzab yang lain adalah para penulis ulung.

Peradaban islam itu diantarai dengan tradisi menulis. Ia bagai jembatan antar peradaban, antar generasi. Ia lah yang menghubungkan sekaligus menyatukan dua rentang zaman. Ia meniadakan keterputusan sejarah. – Sang Bayu

Selain tradisi ilmiyah, menulis juga sarana meningkatkan kualitas diri. Dengan menulis kita akan selalu membaca untuk menambah wawasan.

Pahami bahwa menulis dan membaca itu bak dua sisi sekeping dinar, tidak bisa dipisahkan sebagaimana siang dan malam yang menemani hari-hari kita. – Sang Bayu

Bila dikaitan dengan aktivitas dakwah maka menulis adalah salah satu cara untuk nasyrul fikrah (penyebarluasan pemikiran/ide) yakni fikrah islam. Selanjutnya menulis juga merupakan amal abadi yang tiada akan putus saat kita mati. Kata Nabi Muhammad Saw ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak sholeh adalah 3 amal abadi yang akan terus mengalir pahalanya. Motivasi lainnya dalah materi. Saya lebih nyaman menyebut nya efek. Seorang penulis bisa mendapatkan uang, honor dari tulisannya. Honor majalah, koran, tabloid nasional rata-rata pada kisaran Rp.500.000– Rp.1.000.000. Lumayan. Kalau lokal dan regional ya sekitar Rp.150.000 –Rp.300.000. Lumayan juga. Kita cuma nulis saja. Misal dalam satu bulan kita mengirim 5 cerpen ke beberapa media cetak. Kalau 2 saja yang dimuat bisa untuk hidup sebulan lebih plus nabung. Wah enak yo… Adanya tulisan juga bukti adanya peradaban, kata beliau lagi. Era Yunani, Romawi dan Mesir kuno telah ditemukan artefak, tulisan kuno yang sekarang kita kenal dengan prasasti. Dari sanalah kita memastikan adanya sebuah peradaban.

Menulis itu sejarah. Usia kita amat terbatas dan pasti mati. Maka menulislah bila kita ingin terus hidup dan menjadi sejarah. Jika harimau mati meninggalkan belang, masa manusia mati ninggalin utang. Kita mati meninggalkan karya, sejarah emas salah satunya adalah tulisan kita, buku kita yang akan terus dibaca oleh anak cucu kita, generasi pewaris negeri ini. – Sang Bayu

Mulailah menulis dengan sesuatu, ide yang unik, khas, beda dan juga orisinil, asli. Kedua hal ini yang membuat tulisan kita berbobot. Jangan tergoda dengan ide orang lain, malu atuh niru, plagiat tea. Terus jika menulis adalah memenej kata maka agar kata dan tulisan kita bernilai, bermanfaat dan layak baca harus memiliki kelebihan, ada nilai plusnya. Kemudian ada kemanfaatkan, ada sesuatu yang bisa didapat oleh pembaca. Lalu tulisan kita menginspirasi, mengilhami, membawa aroma kebaikan, mengusung api perubahan.

Tentang fungsi kata. Kata akan mendeskripsikan sesuatu. Kaidah dalam dunia menulis adalah ‘show not talk’, tunjukan bukan ceritakan, ekspresikan bukan katakan. Mba. Afra menyampaikan bahwa ‘Show’ ini bukan kata-kata yang bersayap, melainkan ini soal cita rasa. Beliau menganalogikan dengan makan nasi, telur dan sayur yang tidak pake bumbu. Selera makan kita akan hilang karena tidak ada rasanya meskipun gizinya pasti ada dan kita dapatkan. Nah, ‘show’ itu bisa menghidupkan kata, membuatnya punya cita rasa tinggi. Kelezatan yang tiada tara.
Misal, Trias gembira. Ini ‘talk’. Sangat singkat dan tawar bin garing alis ilfil. ‘Show’nya adalah : Wanita belia itu tertawa girang. Senyumnya mengangkasa dengan jilbab yang terus mengembang. Sebuah kado tergenggam erat di tangan. Lagu-lagu kecil merdu membahana di udara. Feel-nya dapet to ? Bbbrrrrr ….

“Talk’ itu hanya melibatkan satu panca indra, mulut saja akan tetapi ‘show’ adalah semua panca indra, melibatkan mata, telinga, tangan dan kaki bahkan akal, hati dan perasaan. Akan sangat membekas, terasa dan mengena. Untuk menghidupkan kata-kata kita bisa memakai majas hiperbola, metafora dll. Diksi / pemlihan kata yang tepat juga sangat penting. – Sang Bayu

Terkait cerpen dan novel (ini pertanyaan dari Mba.Iponk, dia ikut juga). Mba.Afra menjawab cerpen itu tunggal dalam tema, alur dan konflik. Ia lebih fokus. Tapi cerpen tidak bisa dibatasi dalam jumlah kata, cerpen bisa 500-1000 kata atau puluhan lembar. Kalau novel lebih luas konfliknya, bisa bercabang tapi tetap ada konflik utama. Akan lebih menarik bila ada konflik-konflik kecil yang masih berkaitan dengan konflik utama. Lalu ada afiksi dan non fiksi. Fiksi itu sifatnya narasi. Ada tokoh dengan karakternya masing-masing. Perbedaan karakter ini sangat mungkin menimbulkan konflik. Ending-nya adalah bagaimana kita mengakhiri konflik yang terjadi.
Bagi penulis pemula, saya dan Anda. Bangunlah habit / kebiasaan. Habit itu terbangun atas Knowledge (ilmu dan pengetahuan), Skill (ketrampilan), Desire (hasrat, ambisi) dan Dreams (mimpi, cita-cita).
“FLP segera meluncurkan genre bagu di dunia sastra; sastra motivasi. Insya Alloh kita launch-kan di Surakarta saat Munas FLP awal Juli tahun ini.” Beliau pun menutup workshop sore itu.

Menulis itu bukan bakat akan tetapi skill. Skill lahir dari practice, latihan. Berlatihlah terus, menulis dan terus menulis. Maka ‘tulislah apa yang kau pikirkan, jangan pikirkan apa yang akan kau tulis’. Let it flow, mengalir lah selembut air. Bila tulisan sudah jadi, tinggalkan sejenak 10-15 menit untuk rehat. Lalu baca ulang dan sempurnakan karya sejarah itu. – Sang Bayu
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Sang Bayu adalah nama pena dari Bhayu Subrata.
Ikhwan berkaca mata ini telah menulis lebih dari 50 tulisan sebagian bergaya opini dan artikel.
Ikuti terus ide-ide cerdasnya di www.bayubarata.blogspot.com.

Sabtu, 02 Mei 2009

Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga

Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah menyatakan sebelumnya betapa penting peranan kata itu dalam mengekspresikan kata cinta.
Tapi itu bukan satu-satunya bentuk ekspresi cinta. Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi. Karena itu ia bersifat fluktuatif naik turun mengikuti semua anasir di dalam dan di luar di diri manusia yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya saya juga mengatakan, mempertahankan dan merawat rasa cinta sesungguhnya jauh lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya. Jadi obrolan kita belum selesai.

Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya urgensi untuk menjawab pertanyaan ini: apa itu cinta? Itu terlalu filosofis. Saya lebih suka menjawab pertanyaan ini: bagaimana seharusnya anda mencintai? Pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita. Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran. Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan, dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar di atas latar wadah perasaan kita. Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun juga menggelorakan.

Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini: menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini; bagaimana istri anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan menumbuhkannya, mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan. Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu memperhatikan dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawatnya... menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan. Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama? Apakah anda mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah anda mengenal kecenderungan-kecenderungannya? Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya? Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah anda dapat melihat gelombang-gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya?

Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, "Wahai Aisyah, aku tahu kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku. Jika kamu ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan: Ya Rosulullah! tapi jika kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan sebutan: Ya Muhammad!. Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja? Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata yang satu pada situasi jiwa yang lain.

Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dlm proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau "obsesi" yang berlebihan terhadap fisik. Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa anda menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya. Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas kebaikannya? Tidak. Semua yang ada dlm jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang utk berubah dan berkembang. Dan karenanya ia menyimpan harapan besar dlm hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah yang akan menjadikan segalanya lebih baik.

Penerimaan positif itulah yang mengantar kita pada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan. Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia memasuki rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri anda, menjadi ibu anak-anak anda; Andalah yang bertugas membuka kelopak kuncup itu, meniupnya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yang harus menyirami bunga itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati anda baginya, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta bersemi.

Dan ungkapan "Aku Cinta Kamu" boleh jadi akan kehilangan makna ketika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik (dan tidak menyenangkan). Apa yang harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang untuk berkembang, keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas anda terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan. Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dlm keseimbangan. Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang anda perlu memotong sejumlah (ranting atau cabang) yang sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni. Hidup adalah simponi yang kita mainkan dengan indah. Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri: Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda? Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya: DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU ... MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA ...

M. Anis Matta, Lc

Buat sahabatku yang mo nikah Mei ini
Barakalahu laka wa baraka 'alaika wa jama'aka bainakuma fii khayrin

Bhayu Subrata
081 327 64 64 81
www.bayubarata.blogspot.com

Slamet batuk – batuk

Hampir sepekan ini harian lokal Banyumas kerap memasang news gunung Slamet sebagai headline selain teka-teki siapa yang maju di Pilpres Juli mendatang. Yang jelas bukan mengalihkan isu. Fenomena gunung meletus bukan rekayasa walalupun bisa. Informasi terakhir gunung tertinggi di Jateng ini sudah mengeluarkan abu yang menghujani daerah lerengnya seperti Bobotsari dan sebagian Pemalang. Berharap bukan wedhus gembel yang lepas dari kandang. Mengerikan. Hawa panasnyanya saja sudah cukup untuk mengeringkan satu sungai dan menghanguskan tetanaman. Pemkab Banyumas via Bupatine sing sering gembelengan mewanti-wanti dan menyarankan masyarakat untuk memakai masker. Daerah melingkar di radius lereng gunung Slamet pun disterilkan dari pendaki dan wisatawan. Beberapa desa juga sudah diminta untuk waspada sebab peringkat si Slamet naik jadi siaga III. Kemarin pagi, kata Pak.Sis, 28 April sekitar pukul 2 pagi moncong gunung Slamet sempat menyemburkan api dengan ketinggian kisaran 500 m. Nyala lahar cairnya berkali- kali terlihat sangat ‘indah’ dari kejauhan. Wah, Slamet marah…
Oia kenalkan ini Pak.Sis. Saya sering sarapan pagi di tendanyatak jauhd ari kantor saya. Kata bapak yang sudah sepuh ini gunung Slamet belum pernah meletus besar hanya letupan kecil, goyang-goyang dikit. Nah, kalau bener-bener meletus maka daerah yang akan terimpa bencana adalah daerah utara gunung Slamet sebab lereng di sana lebih curam.
“Pemalang, Pekalongan, Tegal sebagian akan kena. Kalau Banyumas Purwokerto agak aman karena lereng yang kesini cukup landai” jawabnya tuntas.
Gunung Slamet termasuk gunung yang aktif, Alhamdulillah tidak hiperaktif. Sejak tahun 80an gundukan raksasa ini terus memberikan sinyal atau tanda-tanda kehidupannya. Sesekali hanya asap menggumpal di puncak sana. Kadang getaran ringan tapi sempat tercatat di seismograf. Aliran air panas yang sampai di lokawisata Baturraden juga dicek dan memang terjadi kenaikan suhu. Jadi lebih hot, naik sekitar 7 derajat. Bbbrrrrr…..
Pas di SMP kita juga banyak belajar tentang gunung di pelajaran Geografi. Para mahasiswa juga ada yang konsen di jurusan geologi atau vulkanologi. Gunung adalah fenomena alam yang terjadi bukan tiba-tiba seperti cerita nenek kita. Sambil nginang beliau mendongeng.
“Sang pangeran Sangkuriang menendang perahu dengan akurat padahal dia tidak pernah belajar tendangan pisangnya gelandang AC Milan David Beckam. Uhuk…uhuk… Perahu itu terlempar jauuuh dan jatuh terbalik. Perahu itupun menjadi sebuah gunung. Itulah asal-usul gunung Tangkuban Perahu…” Saya dan cucu-cucu beliau yang lain hanya bisa melongo, ooo… saktinya pemuda Sangkuriang.
“Tapi tetep masih sakti David Beckam Mbah” saya maksa protes.

Mari kita baca fenomena alam ini dengan kacamata agama kita, dengan narasumber Al-Qur an Al-Kariim. Gunung dan semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan-Nya, Rabb Al-‘Alaamin. Alloh Swt lah yang mengatur, mengurus dan menentukan takdir semua makhluknya. Subhanallah…ada + 27 surah yang berisi tentang gunung. Secara ilmiah, Ust.Harun Yahya menulis tentang gunung sebagai berikut :
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

Takdir gunung adalah meletus. Jika kita ingat lagi proses terjadinya bumi yang kita kenal dengan teori Big Bang. Teori tersebut menyatakan bahwa alam semesta ini berawal dari sebuah ledakan hebat yang menimbulkan pecahan raksasa yang terus mengembang. Satu persatu menjauh dari sumber ledakan. Sumber ledakan itu lah yang kita tahu sebagai matahari. Pecahan yang teramat banyaknya perlahan mendingin dari luar dan menjadi planet – planet yang kita hafal sekarang. Merkurius yang sangat panas, Venus yang kadang terlihat di senja hari. Lalu Bumi, planet yang berkehidupan, Si merah Mars, Jupiter, the giant planet, Saturnus, planet bercincin, Uranus dan Pluto. Seiring melajunya ilmu pengetahuan, Pluto pun bisa jadi bukan planet terjauh dari matahari. Bumi lah yang dipilih Alloh Swt sebagai satu-satunya planet yang berkehidupan, yang layak ditempati semua makhluk-Nya. Namun belakangan ini para ilmuwan sempat mencoba menacari tahu adakah kehidupan lain di planet selain Bumi. Dari sinilah mereka berimajinasi tentang alien yang semakin heboh saat muncul di film yang pernah kita tonton. Adakah makhluk selain manusia di luar angkasa sana? Itulah pertanyaan yang terus mengisuk kecerdasan mereka .
Kembali ke gunung. Di bagian inti bumi masih tersisa panas yang biasa kita sebut magma. Bumi terus berputar (berotasi) pada porosnya dan berevolusi dengan matahari pada orbitnya. Gerakan bumi ini berdampak banyak hal seperti pasang surut kaut, siang dan malam dan terbentuknya gunung. Proses terbentuknya gunung memakan waktu sangat lama, sangat halus sehingga tak terasa padahal nyata ada.
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Al-Hijr [15] : 19

Gunung tercipta dalam kesempurnaan. Dari jauh sangat indah, begitu mendekat tampak aslinya, berbatu, lereng, sungai, hutan dll namun tetep indah. Gunung sangat kokoh menghujam ke akar bumi. Ia bagaikan pasak yang terpancang kuat menjaga kekokohan bumi.
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk An-Nahl [16]: 15
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.Al-Anbiyaa [21]: 31
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut[1103]? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. An-Naml [27]: 61
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Fushilat [41] :10
Dan gunung-gunung sebagai pasak?, An-Nabaa [78]: 7
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, An-Nazi’at [79]: 32
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Al-Ghasiyah [88] : 19

Gunung yang ada sekarang ini menjadi saluran resmi yang menjaga suhu bumi dari panas dalam dan goncangan ledakan hebat. Panas yang ada di perut bumi sangat lah tinggi maka butuh ruang supaya tidak mampet. Gunung ibarat pori-pori tubuh kita yang akan mengeluarkan keringat sebagai respon saat suhu badan kita naik. Ya, gunung adalah pori-pori bumi. Maka letusan gunung adalah hal yang biasa, adalah nikmat bila kita selalu memperhatikan, menjaga, dan merawatnya. Letusan gunung pasti akan terjadi sebab bila tidak akan membahayakan bumi dan kehidupan manusia. Ibarat api dalam sekam, bara di pusat bumi bisa meledak sewaktu-waktu. Gunung meminimalisirnya dan mengantisipasinya. Letusan gunung berapi juga tidak selamanya buruk dan berbahaya. Lava yang mendingin justru menjadi lahan yang amat subur untuk pertanian, nggih mboten pak tani ? Kita memang tetap harus terus waspada, letusan gunung bisa mengirimkan wedhus gembel, menimbulkan kerusakan dan menewaskan manusia.

Ummat-ummat dulu pernah memanfaatkan gunung untuk kehidupan mereka, untuk tempat tinggal, bercocok tanam dan lain sebagainya. Kaum Tsamudnya Nabi Shaleh diberi kemampuan oleh Alloh Swt untuk mengelola kawasan gunung bahkan mereka bisa membuat rumah di sana. Fenomena itu terulang kini, banyak orang yang membangun vila-vila di kaki gunung, lereng bukit baik untuk kepentingan pribadi-keluarga yakni tempat tinggal maupun kepentingan bisnis duniawi yakni hunian wisatawan. Dengan pongah mereka menebang pohon, membakar hutan, merusak alam dan menggantikan dengan bangunan batu. Ya, mereka bangga bisa menggunduli hutan, menjual kayu (illegal logging) dan mendirikan villa yang akan disewakan. Uang didapat akan tetapi alam dirusak. Akibatnya bencana alam selalu mengancam.
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.Al-A’raf [7] : 74
Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. Al-Hijr [15] : 82
Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. QS. Asy-Syu’ara [26] : 149

Salah satu peristiwa yang sangat mengerikan di hari kiamat nanti adalah hancurnya segala yang ada di muka bumi, termasuk hancurnya gunung. Ciptaan Alloh Swt yang gede banget itu meletus bersama-sama, bayangkan meledak di waktu yang sama, saat sangkakala berbunyi. Seketika segalanya bergoncang hebat dan.... porak porandala isi bumi. Laut meluap menjadi tsunami, bukan cuma satu samudra tapi semua. Manusia bertanya tentang hari kiamat. Apakah semuanya hancur, gunung juga ? inilah jawaban-Nya. Bahkan dijawab oleh Alloh Swt dengan sangat menyakinkan. Dihancurkan sehancur-hancurnya dengan ledakan yang sangat luar biasa. Gunung pun akan luluh lantak tanpa sisa bagai debu yang hampir tak terlihat.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya” QS. Thohaa [20] : 105
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan, At-Takwir [81]: 3
Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. QS. Al-Haqqah [69] : 14
Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya. maka jadilah ia debu yang beterbangan. QS. Al-Waqi’ah [56]: 5- 6
Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan). QS. Ma’arij [70] : 9
Dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu, Al-Mursalat [77]: 10

Atau gunung –gunung itu beterbangan seperti bulu, terangkat ke angkasa, melayang-layang dengan cepat dan… BUMMM ! jatuh berantakan di atas bumi. Atau bak pasir yang ditaburkan lalu mengotori udara, membuat mata perih, kelilipan, mengaburkan pandangan dan menyesakkan nafas.
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. QS. Al-Qari’ah [101]
Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan. Al-Muzammil [73]: 14

Bila saat ini gunung Slamet baru asma, sesak nafas dan batuk kecil kita sudah sangat panik, ketakutan, bersiap-siap mengungsi, bagaimana nanti saat semua gunung di bumi ini tidak sempat memberikan isyarat letusan atau memberi tanda akan meledak namun seismograf tidak bisa mendeteksi karena tanda itu sangat tiba-tiba. Meletusnya gunung di hari kiamat nanti akan sangat mendadak sehingga manusia tak akan bisa membaca, mendeteksinya. Dalam hitungan sepersekian detik… kita hanya akan berteriak, berlarian tungggang langgang ketakutan, panik luar biasa. Sementara batu-batu panas, awan panas, lava menerjang apa saja.
Saya sering mengomentari temen-temen pecinta alam yang salah satu hobinya naik gunung, susur pantai, jelajah gua dan lain-lain. Mereka adalah orang yang paling bagus imannya, paling luas wawasannya, paling kuat fisiknya, seharusnya. Bila mereka mau merenungi, menafakuri ayat ini ke-190-192 surah ‘Ali ‘Imran surah ke-3 Al-Qur an.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Hey, ada book fair lagi !

Belum genap setengah tahun, Purwokerto kembali disuguhi pameran buku yang konon menjadi parameter cerdasnya warga sebuah kota. Februari 2009 kemarin EO BUKABUKU kembali menggelar Pesta Buku untuk yang kali ketiganya. Sebelumnya di Gedung Soemardjito kompleks Unsoed dan kemarin Gedung Paschalis Hall. Kali itu mereka kembali memilih aula gereja di jalam Gereja sebagai lokasi pameran. Lebih enak baca lagi tulisan saya tentang Book Fair di gedung Paschalis Hall di blog saya juga. Eh, maaf baru saya up load.

Selang 2 bulanan, 29 April ini sampai 4 Mei besok giliran EO GIANT menawarkan aneka buku di Super Book Fair 2009. Mengusung tema ‘Saatnya meng-up grade bukumu” EO yang kayaknya baru kali pertama ke kota satria ini berharap eventnya akan sukses. Pemilihan gedung Soetedja sebagai lokasi pameran membuat saya lebih leluasa mengajak siapa saja, termasuk temen-temen MAI SMKN 1 Purwokerto untuk main ke sana. Walaupun hanya lihat-lihat saja, toh banyak buku yang bisa dibaca ditempat. He he… bocoran nih, tips baca buku tanpa harus beli ; baca saja bab Daftar Isi maka kita sudah tahu apa isi bukunya, point-point penting ada di sana. Meskipun kulit, garis besar tapi lumayan tahu dikit daripada ga tahu sama sekali. Atau baca rangkuman di cover belakang. Eh, ini rahasia yaa…
Saya termasuk lelaki yang gila buku, kerennya ‘face book’ dalam arti sebenarnya bukan trend baru berjejaring sosial di dunia maya. Wajah buku artinya wajah yang penuh ilmu. Orang akan dapat ilmu baru saat bertemu. He he biasa bela diri… Maka mata saya pasti berbinar-binar melihat spanduk kuning hitam di perempatan DKT. Seorang temen -bener ini temen- pernah bilang pokoknya beli dulu bacanya nyusul. Yang penting punya dulu. Betul juga. Kapan lagi ada buku murah kalau ga di book fair. Saya langsung ingin membuktikan janji EO GIANT di hari pertama. Ngap gred ngga’

Hari pertama Super Book Fair belum begitu ramai. Biasalah orang – orang lebih memilih datang di yaumil akhir, hari-hari akhir yang diyakini -dan kadang terbukti- akan ada diskon gede-gedean. Sang EO cukup pintar rupanya, iming-iming bagi-bagi ribuan buku gratis terbukti ampuh bisa merangsang nafsu memborong para pengunjung. Termasuk saya. Siang itu setelah satu urusan kantor selesai, saya tancap gas ke Gedung Kesenian Banyumas. Suasana yang belum terlalu ramai sedikit membuat nyaman melihat-lihat dulu, survey dulu lah, catet-catet dulu buku-buku yang rencananya akan dibeli di hari terakhir. Selain penerbit dan toko buku papan atas seperti Syaamil, IBS, GIP, Pro-U ada pula stand VCD islam hingga baju muslim, peci dll. Lirikan mata saya mengkilat di atas panggung. Yusuf Agency cukup ramai. Banyak buku menumpuk di lantai. Beberapa orang sibuk ngorak-arik, ngadul- adul (baca : memporak-porandakan) buku. Hal yang membuat saya tertarik –dan orang lain juga- adalah harganya. Murah. Oke lah berkorban makan pake mendoan malam ini. O ga ding, makan tetep bergizi.

Lumrah dan manusiawi orang suka yang hal yang murah dan bila ditawari pasti he eh, mau mau. Kalau kita mau sabar, teliti dan berjihad wuih…. kita bisa dapat buku bagus dengan harga murah rah, jauh di jurang harga pasaran. Mata saya pun cepat membaca tumpukan buku di rak-rak. Saya berhenti di buku bercover cukup lux, tertulis timbul ‘Konsep Islam Solusi Bagi Ummat’. Nama yang sangat saya kenal ada di bagian bawah ; DR.Yusuf Al-Qaradhawi. Tanpa pikir panjang, sikat !
“Rp.10.000 murah, masih segel lagi. Harga normal mungkin kisaran Rp.30.000 – Rp.40.000an. Buku bagus nih” Saya tersenyum. Puas.
Di pameran buku yan lain saya pernah dapat buku bagusnya Anis Matta, Lc meskipun edisi lama yang penting masih bagus, yang penting isinya; Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga, kumpulan tulisan kolom Ayah di majalah Ummi. Wah, cocok kiye…mung limangewu (Rp.5000). Ada sih edisi revisi cover harganya sekitar Rp.25.000an. Terus buku bagus lainnya ‘Jawaban Pertanyaan Kubur’. Wow ‘ngeri sekali’ walaupun sebagian kita sudah tahu pertanyaan di kubur nanti, dapat bocoran dari para ulama he he tapi belum tentu kita bisa menjawab dengan benar. Saya lihat penulisnya, Oo Ust. Khozin Abu Izzudin dari Solo, nama yang tidak asing.

Oia 1 tips penting mendapat buku yang berkualitas. Lihat penulisnya dulu, lalu judulnya, baru ke penerbitnya. Utamakan penulisnya, penerbit sih ga begitu penting amat. Buku yang berkualitas ditulis oleh orang yang qualify, mumpuni, ahli, yang baik tentunya. Nah, ulama asal Qatar ini sudah sangat dikenal di dunia. Buku-bukunya banyak dijadikan rujukan para ulama sat ini seperti Halal dan Haram, Fatwa Kontemporer dll. Beliau juag banyak menulis buku-buku pergerakan. Ya iya lah beliau juga dikenal sebagai aktivis pergerakan islam terbesar abad XX asal Mesir Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM). IM masih eksis sampai detik ini. Pas Pesta Buku Februari kemarin saya beruntung dapat buku bagus nan murah. Tafsir Al-Qur an Kontemporer yang ditulis oleh Ustadz. Aam Amirudin, Lc. Saya hanya keluar Rp.10.000 ga sebanding dengan ilmu yang ada di sana. Selain itu saya juga bisa dapat buku bagus Rp.5000 karya DR. KH. Didin Hafidhudin. Saat ini pakar zakat ini adalah ketua BAZNAS. Alhamdulillah.
Saya turun dan menyisir deretan stand yang tersisa. Saya teringat dengan keenam saudara saya yang baru. Mereka sedang belajar Islam bersama-sama. Saya membeli Al-Ma’tsuratnya sebanyak 6 buah untuk mereka. Buku kecil ini temasuk buku saku yang laris, konon sudah tercetak 1 juta copy. Saya juga berencana pesan 300an buat untuk event maha penting dalam waktu dekat ini. Al-Ma’tsurat adalah rangkuman doa-doa yang biasa dibaca Rasulullah tiap pagi dan petang. Hadist-haditsnya hasan dan shahih. Buku mungil ini disusun oleh Ustadz. Hasan Al-Banna (alm). Beliau juga termasuk penulis buku yang terkenal terutama di kalangan aktivis dakwah. Kata temen saya, Imam Hasan Al-Banna ini adalah pendiri, ideolog dan mursyid ‘aam I IM (Ikhwanul Muslimin) yang syahid tahun 1928 di Mesir. Dan ternyata beliau itu adalah gurunya DR. Yusuf Al-Qaradhawi. Klop lah.

Soal Al-Ma’tsurat, saya lagi ada program 1 juta Al-Ma’tsurat. Program ini pernah saya canangkan ke temen-temen RIMBAS (Remaja Islam Masjid Agung Baitussalam). Konsepnya sederhana, tiap anak menyisihkan uang jajannya atau gajinya untuk membeli Al-Ma’tsurat yang cuma Rp. 1500. Berikan beberapa ke remaja musholla saat jaulah/kunjungan. Ajak mereka untuk membaca minimal 1 x sehari, pagi saja atau sore saja syukur bisa 2 x. Bukan apa-apa ini amal abadi yang kata Rasul Saw, jika anak Adam mati, terputuslah semua amalnya kecuali 3 hal; amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan ortunya. Amal jariyah itu akan terus berpahala selama sesuatu itu dimanfaatkan. Misal membangun masjid, memperbaiki jalan, merobohkan jembatan (emang bisa mendirikan jembatan…) Nah kita wakaf belum bisa, ga punya tanah lapang, anak sholeh belum punya, nikah saja belum. Oke lah ada anak-anak TPQ tapi itu kan anak orang. Jadi peluang kita ada di point ke-2; al ‘ilmu yuntafan’i bihi, ilmu yang bermanfaat. Selama mereka masih membaca Al-Ma’tsurat, kita pasti kebagian pahalanya. Maka motivasi terus. Ajak mereka untuk melakukan hal yang sama,membaca dan mengajak orang lain. Dalam istilah MLM namanya duplikasi atau kloning dalam istilah biologi. Karena Rasulullah Muhamamad Saw terus memotivasi kita bahwa jika kita menunjukkan (baca : mengajak) orang pada kebaikan, amal sholeh, lalu ia mengerjakannya maka kita mendapat ganjaran sebagaimana orang itu mendapat ganjaran tanpa mengurangi ganjaran orang itu. Sing pentin lagi, luruskan niat sempurnakan ikhtiar. Fair kan ? Adil to ?
Kalau temen-temen sudah istiqomah membaca Al-Ma’tsurat. Buat komunitas, sebut saja komunitas Al-Ma’tsuratan. Ya, ini zamannya komunitas bung. Musuh-musuh islam juga berkomunitas, ber1. Ingat, domba yang sendiri lebih mudah diserang oleh srigala. Maksud loe? Jangan lama-lama sendirinya… he he. Kebersamaan itu melahirkan kekuatan, menciptakan semangat, solidaritas, kepedulian dan persaudaraan. Pekerjaan yang dilakukan bersama (amal jama’i) akan lebih baik daripada sendirian (amal infiradhi). Baik dari sisi pahala maupun kinerja. Bersatu kita teguh,bercerai jangan sampai. Together is better.
Punya banyak buku itu baik dan lebih baik lagi bila dibaca. Saya teringat cerita Imam Al-Ghazali. Suatu hari sang Hujjatul Islam ini memindahkan buku, kitab dalam beberapa gerobak. Pindah kost istilah sekarang. Di tengah jalan dicegat perompak, eh perampok. Biasa basa basi perampok pasti main ancam. Sang Imam memohon silakan boleh ambil apa saja asal jangan buku-bukunya karena amat berharga.
“Kalau bukumu aku rampas maka hilang pula ilmumu. Ilmu itu di otak bukan di buku” celetuk si perampok.
Gara-gara kejadian itu Imam Al-Ghazali sadar dan bertambah rajin membaca dan mengkaji buku, memindahkan ilmu dari buku ke otaknya untuk selanjutnya menerbitkan buku-buku baru lainnya.

Selamat berbelanja, ingat beli buku bukan pengeluaran melainkan investasi jangka panjang.

Purwokerto Kota Satria, 30 April 2009 pkl.23.35 WIB
Besok juz 1 lagi cihuy ! One Day One Juz, GO !

Bhayu Subrata,S.Sos