Minggu, 04 Oktober 2009

Hujan & Olah Raga

Olah raga merupakan hak asasi tubuh. Nutrisi vital bagi jasad. Ia penting sepenting makanan yang tiap hari kita santap. Selain itu sebagai seorang muslim maka berolah raga adalah tanda kita bersyukur atas nikmnat badan yang sehat. Ingat, kita manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna. Laqod khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim, Al-Qur an menyebutkan dalam Surah At-Tin : 4. Ya, bersyukur adalah menjaga, merawat, mengembangkan dan mengoptimalkan segala yang Alloh Swt berikan.
Masalahnya sudah 1 bulan ini saya tidak berolah raga. Dan pagi ini saya bertekad untuk membayar lunas. Setelah memberi kuliah subuh perdana saya di Masjid Agung Baitussalam di bulan Syawwal ini, di awal bulan Oktober ini. Saya pun bersiap. Alhamdulillah 2 lembar pertama juz 4 telah saya baca. Biasa ‘One Day One Juz’ sebagai amal unggulan menjadi prioritas utama. Sesampai di rumah saya langsung selonjor di kasur untuk membaca Dzikir Pagi Al-Ma’tsurat. Biasanya saya duduk bersila dengan mata terpejam dan mulut melafazkannya lirih di luar. Sambil menikmati udara pagi yang bersih. Namun kali ini beda. Tak terrasa mata ini menutup sangat pelan dan…gelap.
Kamar tampak terang saat ku buka mata satu persatu. Lampu masih menyala. Samar-samar ku dengar suara di dapur. Istriku sedang memasak. Ku melangkah keluar dan ternyata tanah telah basah. Hujan masih tersisa dari langit. Rintik-rintiknya menciprati bumi.
“Hujan deres ya Yang” Ku sapa mesra calon ibu dari anak-anakku
“Iya dari jam 5.30 an” jawabnya sambil terus memasak
“Alhamdulillah, untung saya ngga olah raga” Ku duduk di kursi meja makan
“Kok Alhamdulillah, ngga jadi olah raga kok bersyukur, kan rugi” Ia berbalik.
“Ya Alhamdulillah, coba kalau saya olah raga kan saya bakal kehujanan” jawabku santai.

Aku jadi teringat kisah jenaka si Abu Nawas. Suatu hari Abu kehilangan unta yang sangat ia banggakan. Unta yang kuat, lincah dan mahal. Namun Abu malah mesam-mesem dan berdendang riang. Orang-orang bingung lalu berkerumun.
“Hey Abu, engkau gila ya, baru kehilangan unta terbagus mu, kau malah gembira” Seorang tetangganya heran 7 keliling.
“Alhamdulilah…alhamdulillah…” Abu masih bertahmid sambil bernyanyi
“Hey Abu !” Satu lagi tetangganya kesal
“Saya sangat bersyukur…coba kalau saya pas naik unta kan saya ikut hilang Alhamdulillah…alhamdulillah…” Abu terus bersyukur.


Purwokerto Kota Satria
4 Oktober 2009/ 14 Syawwal 1430
Siapa yang belum shaum Syawwal

Tidak ada komentar: