Minggu, 20 Desember 2009

Berislam dengan lebih baik



Alhamdulillah, syukur kita tujukan hanya pada-Nya, Rabbul ‘alamin, Ilaahinnaas, Maaliki yaumiddin, atas nikmat usia. Hari ini tahun 1431 Hijriyah. Selamat tahun baru Islam kepada semua muslim di dunia.
Insan muslim yang dirahmati Alloh Swt, penanggalan dalam islam memiliki nilai sejarah yang kuat dengan satu fase penting dalam perjalanan dakwah Islam. Peristiwa itu adalah hijrah. Perpindahan massal ummat Islam dari Mekah ke Yatsrib (Madinah). Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan para pengikut beliau bukan semata-mata untuk menghindari intimidasi, teror dan serangan dari kaum kafir Quraisy, melainkan juga menjalankan satu strategi besar yang berpengaruh signifikan terhadap perkembangan Islam di masa depan. Cendekiawan muslim Anis Matta,Lc. menyebut peristiwa ini dengan istilah ‘Dari Gerakan ke Negara’.
Sejenak kita kembali ke masa saat Rasulullah Saw semakin giat berdakwah. Semakin hari pengikut Islam kian banyak. Hal itu membuat nafsu kaum Quraisy untuk menghabisi diinul haq ini semakin brutal. Mereka menjadi teroris bengis yang rajin menyerang Nabi Saw dan para pengikutnya. Mulai memberi cap ‘wong edan’ dan penyihir hingga penyiksaan yang tidak manusiawi dan pembunuhan sadis.
Suatu malam, satu pasukan dikirim untuk melenyapkan tokoh nomor satu agama ini. Mereka pun mengepung rumah Nabi Saw. Bersama beliau Abu Bakar Ash Shiddiq dan ‘Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah. Beberapa sahabat senior sekaliber Hamzah bin Abdul Muthalib telah sukses mengawal kafilah muslim Mekah ke Yatsrib secara diam-diam. Hanya pemuda ‘Umar bin Khaththab yang melakukan secara terang-terangan. Sebuah keberanian karena iman yang kokoh.
Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthy menulis dalam Sirah Nabawiyah bahwa pasukan musuh mengantuk dan tertidur sehingga Rasulullah Saw dan Abu Bakar ra bisa pergi ke Yatsrib pada 2 Rabi’ul Awwal (20 September 622 M), 13 tahun setelah kenabian. Lalu ‘Ali bin Abi Thalib berselimut dan tidur ala Nabi Saw. Sebuah strategi penyamaran [kamuflase] yang sempurna dan wujud pengorbanan yang luar biasa. Hampir saja nyawa sang baabul ‘ilmi ini melayang.
Rasulullah Saw dan Abu Bakar transit di gua Tsur selama 3 hari. Musuh pun memburu ke semua jalan menuju Yatsrib bahkan sampai juga di gua Tsur. Abu Bakar ra panik dan takut, hingga lisan Rasulullah Saw meneguhkan dengan “laa tahzan innallaha ma’ana”. Dengan ijin Alloh pula, sarang laba-laba dan sarang burung di mulut gua menyelamatkan mereka berdua. Alhamdulillah…
Mus’ab bin Umair menjadi duta Nabi Saw yang berhasil mengkondisikan masyarakat Yatsrib sehingga berislam dan berukhuwah dengan saudaranya dari Mekah. Merekalah kaum Anshor [para penolong] yang memiliki saudara baru bernama kaum Muhajirin [yang berhijrah]. Ahlan wa sahlan di Madinah Al Munawwarah. Setiba di Madinah, Rasulullah Saw dkk rame-rame mendirikan Masjid Quba. Bangunan perdana. Lalu perlahan peradaban masyarakat baru yang majemuk, beradab, bermartabat, berdaya dan berpayung pada syariat Islam mulai bersinar di bawah kepemimpinan Rasulullah Muhammad Saw. Kita sering menyebutnya dengan masyarakat madani. Ilmuwan Barat mengistilahkan dengan civil society.

Insan muslim yang dirahmati Alloh Swt. Ruh tahun baru hijriyah adalah hijrah. Hijrah berarti aktif dan bergerak. Ibarat air yang selalu bergerak. Thahurun wa muthahharun, suci dan mensucikan. Lawan dari itu adalah pasif dan diam. Bak air yang diam, ia keruh, bau & bersarang penyakit. Maka bila bergerak adalah kehidupan maka berhenti berarti kematian. Tak berlebihan bila Imam salah satu mahzab besar di dunia, Imam Syafi’i menulis kata mutiara yang dijadikan opening novel best seller ‘Negeri 5 Menara’ karya Ahmad Fuadi.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, ‘kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tak tingalkan busur tak akan kena sasaran

Api hijrah harus selalu berkobar dalam dada kita yakni semangat beralih menuju kondisi yang lebih baik. Ini kata kuncinya ‘lebih baik’. Hijrah dari kondisi penuh dosa dan maksiat menuju kondisi full ibadah dan kebaikan. Beralih dari sesuatu yang tidak islami dan jahily kepada hal yang islami dan syar’i. Bukanlah sebuah hijrah bila terjun bebas dalam kondisi yang lebih buruk. Itulah yang sering kita sebut dengan ‘futur’.
Tahun baru hijriyah memotivasi kita untuk berubah. Simak baik-baik nasihat Rasulullah Saw bahwa orang yang beruntung [sukses] ialah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Selain itu bila hari ini sama saja dengan kemarin ia merugi, sedangkan bila hari ini lebih buruk maka ia celaka.
Perubahan dari yang belum baik menuju baik. Dari yang baik menjadi lebih baik lagi. Ada peningkatan dalam amal ibadah, ilmu dan kebaikan kita. Bukankah Alloh Ar- Rahiim menyukai amal yang sedikit tapi terus-menerus?. Apalagi kalau amal kita banyak dan terus menerus, Alloh Yaa ‘Aziiz pasti lebih suka. Sepakat ?.
Ada pula penambahan mutu ibadah sosial kita. Lebih giat bersedekah, infaq dan zakat. Khayrunnas anfa’uhum linnaas, yang terbaik di antara kalian adalah yang paling bermanfaat kepada sesama, kata Nabi Saw. Ibadah sunnah kita giatkan lagi sebab meskipun tidak wajib tapi rugi besar kalau tidak mengerjakannya. Jauhi yang makruh, tinggalkan yang haram.

Insan muslim yang dirahmati Alloh Swt. Setiap manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan. Maka orang yang cerdas adakah orang yang bisa belajar dari kesalahan. Maka manfaatkan tahun baru ini untuk bertaubat, tuubu tawbatannashuhaa… taubat yang bermutu. Menyesal, berhenti dan jangan ulangi. Meninggalkan kebiasaan buruk, mengurangi perilaku negatif yang mengganggu dan merusak diri, keluarga dan masyarakat, seperti merokok dan ‘mo limo’. Kita kubur masa lalu yang kelam dan kita bangun masa depan gemilang. Habis gelap terbitlah terang, kata RA Kartini. Minadzulumati ilannuur, dalam Al-Qur’annul Kariim. Itulah makna hijrah saat ini.
Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan di awal tahun 1431 H ini:
1. Makmurkan masjid. Masjid adalah bangunan pertama yang didirikan Rasul Saw setibanya di Yatsrib. Maka peran masjid menjadi sangat penting. Membangun masjid itu mudah namun membangun jama’ahnya tidaklah mudah. Bersyukur kini masjid dan musholla ada di mana-mana, tugas berikutnya adalah memakmurkannya. Mengisinya dengan aneka kegiatan mulai ibadah maghdhoh (habluminallah) hingga ibadah sosial (habluminanaas). Sepanjang itu tidak menjelek-jelekan organisasi/kelompok islam yang lain, bukan aliran sesat, maka siapapun berhak memakmurkan masjid. Aktifkan remaja masjid sebab itu bagian dari penyelamatan generasi. Menyelamatkan generasi berarti menyelamatkan negeri.
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. QS.At-Taubah (9):18
2. Berdakwah. Menyerukan islam, memotivasi orang lain untuk beribadah dan mengamalkan nilai-nilai islam. Ini menjadi kewajiban setiap muslim, bukan hanya para kyai dan ustadz. Bergabunglah dalam organisasi islam seperti remaja masjid, atau ormas islam sehingga kita bisa berdakwah, beramar ma’ruf nahi munkar bersama-sama. Together is better
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. QS.’Ali ‘Imran(3):104
3. Memasyarakatkan kalender Hijriyah. Kita pantas bangga memiliki kalender Islam. Melupakan kalender Islam berarti menghentikan sejarah. Menggunakannya berarti melanjutkan sejarah. Sertakan penanggalan Hijriyah dalam setiap kegiatan kita. Ini bagian dari syiar Islam.
4. Tingkatkan kualitas diri,keluarga dan lingkungan
Sebagaimana Yatsrib adalah lokasi yang kondusif untuk kemajuan dakwah Islam, maka agar hijrah kita sukses kita pun harus mendapat kondisi yang baik. Kondisi itu adalah teman dan lingkungan. Teman yang baik itu parfum, mendekati saja tertular harumnya. Tapi teman yang buruk itu api, mendekati saja terasa panas. Dapatkan juga lingkungan yang baik yang bisa meng up grade kualitas keIslaman kita.
Akhirnya, selamat berhijrah, semoga di tahun 1431 H ini kita ada pada posisi yang lebih baik, bahkan terbaik. Allohu A’lam.

1 komentar:

sang pemburu impian mengatakan...

subhanallah,luar biasa ????salut bangt Q ma 1day1juz,...semoga bisa lebih maju,amien?????dari-Q mas mujiyono "FPK",jazakumullah khairan kasiro