Senin, 16 Februari 2009

Islam Agama Kasih Sayang

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159)

Islam hadir di dunia membawa cita-cita luhur ; rahmatan lil ‘alamin, menjadi rahmat bagi seluruh alam. Agama samawi terakhir ini datang dan berkembang dalam kedamaian, kebaikan, dan kasih sayang. Islam tidak disebarkan dengan kekerasan, dengan peperangan, dengan paksaan. Tidak. Islam itu ditebarkan penuh dengan kerelaan. Islam itu pilihan terbaik.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]:256)

Konsep besar yang melingkupi kasih sayang dalam islam dinyatakan dalam Al-Qur an surah Al-Hujurat ayat 10 :
Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.

Ya, kita semua bersaudara, tidak peduli bangsa dan suku bangsa, tidak peduli warna kulit dan bahasa, tidak peduli asal dan sejarahnya, selama ia bersyahadat dan melaksanakan rukun islam maka ia saudara kita. Hak-hak sesama saudara wajib ditunaikan. Jenguklah ia bla ia sakit, doakan dia. Nasihatilah ia bila minta saran. Berikan salam dan jawablah salamnya, dan lain-lain.
Tidak beriman seorang diantara kamu hingga kamu mencintai saudaramu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri.

Lihatlah bagaimana penjelasan Rasulullah Saw yang dirangkum dengan sangat apik oleh Imam An-Nawawi dalam Hadits Arba’in. Beliau menyamakan kasih sayang, menyetarakan, menyejajarkan perlakuan sesama kita dengan penuh cinta, penuh kasih sayang.
Rasullulah Saw mengibaratkan ummat Islam, kita semua bagaikan satu tubuh, kal jasadi, yang jika salah satu bagian sakit maka bagian yang lalin pun akan merasakan hal yang sama. Satu dan yang lain saling berkaitan. Ya, badan kita adalah perumpamaan atau miniatur kasih sayang itu.

Nilai-nilai kasih sayang dalam Islam sangat melimpah adanya. Kasih sayang itu terucap jelas dan indah dalam salam kita, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu”, Semoga keselamatan dan kasih sayang Alloh Saw selalu Anda nikmati. Salam adalah doa maka sampai sampai kapan pun ucapan salam khas ini tiada kan tergantikan dengan ‘Selamat Pagi, Selamat Siang, atau Selamat Malam’. Abul Qasim menjanjikan kalian akan berkasih sayang jika menjalankan ritual ini; anfussalam, tebarkanlah salam diantara kalian.

Kasih sayang islam juga terlihat jelas dalam senyum manis kita. Selain itu ibadah yang paling mudah, senyuman juga bentuk kasih sayang kita kepada saudara kita. Jangan remehkan itu. Senyuman itu juga bernilai sedekah. Senyuman dari hati, jatuh ke hati…kata Raihan.

Kasih sayang Islam tampak nyata dalam sedekah kita, dalam infaq kita, dakam zakat kita. Ya, Islam punya aturan untuk berkasih sayang kepada orang lain khususnya 8 asnaf; yatim, fakir, miskin, muallaf, ibnu sabil, musafir, dll. Mengutip motto ZIS Centre Baitussalam bahwa kita memang harus ‘Berbagi Sesama, Sejahtera Bersama’. Ingatlah ada hak orang lain dalam diri kita, dalam harta kita, dalam waktu yang kita punya.

Kasih sayang islam juga berlaku pada tetangga kita. Perbanyak kuahnya ibu-ibu…lalu bagikan pada tetangga kita. Rata dan adil, semua dapat. Rasulullah Saw mengecam keras seorang tetangga yang hidup enak, berkecukupan bahkan berlebihan sementara tetangganya kelaparan, hidup pas-pasan dan kekurangan.

Kasih sayang islam juga hadir dalam ruang tamu kita, ‘Barang siapa yang beriman pada Alloh Saw dan hari akhir, maka muliakanlah para tamu’. Segeralah menjamu tamu, jangan biarkan tamu kita menunggu lama suguhan kita. Apalagi jika ia musafir. Berikah apa yang kita punya, apa yang sama dengan kita.Tamu kita berhak menginap di rmah kita maksimal 3 hari.

Kembali ke surah ke-49, Al-Hujurat. Kasih sayang sesama kita lebih ditegaskan sebagai berikut :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. .Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12)

No comment untuk 2 ayat diatas, jelas sekali bahwa Islam sangat menjunjung tinggi bentuk kasih sayang. Oleh karena itu mari kita saling menghargai, saling ber-positif thinking / husnu dzan, janganlah saling curiga apalagi phobia, jangan mendengki karena ia bagai api yang melumat kayu.

Fakta sejarah bagaimana nilai kasih sayang islam diedarkan telah membumikan islam mulai dari Jazirah Arab hingga benua Eropa, berawal dari tanah tandus padang pasir sampai tanah subur makmur nusantara. Fakta sejarah itu telah ada di diri Rasulullah Saw.
“Sesungguhnya engkau, Muhammad adalah berkepribadian luhur, berakhlak mulia. Rasulullah Saw adalah sosok manusia yang penuh kasih sayang, sopan dan santun, ramah sekaligus tegas.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka...(Al-Fath [48]: 29)

Mari kita baca kembali kisah perjalanan kehidupan Nabi Muhammad Saw, kita kaji terus sirah nabawiyah, dan sepak terjang dakwah beliau. Kita ‘kan temukan mutiara dan berlian kasih sayang, cinta, solidaritas dan persaudaraan.

Tidak ada komentar: