Rabu, 04 November 2009

Berburu air minum



Hari kedua saya berburu air minum. Air memang menjadi kebutuhan vital manusia. Konon orang bisa hidup hanya dengan minum saja. Selain itu ± 70 % zat dalam badan kita adalah air [liquid]. Bumi juga didominasi oleh air bahkan volumenya semakin membesar sebab kedua kutub terus mencair seiring retakan lapisan ozon akibat global warming. Ya, penyumbang semua kerusakan ini adalah industri yang dimotori negara-negara maju.
Pagi ini saya kembali memacu kuda besi mengitari kota ini. Dari toko ke toko saya hanya bisa beristighfar. Itu lagi…itu lagi…
“Jangan yang Aqua yaa” begitu pesan temen-temen kantor
Bagi mereka dan banyak muslim lainnya membeli Aqua dan produk lain yang diduga kuat menyumbang dana besar untuk membunuhi saudara seagama di Palestina dan beberapa tanah islam lain adalah sebuah pantangan. Sebuah dosa.

Cerita lain, seorang teman pernah berjam-jam mencari HP dari konter ke konter, dari pusat HP yang satu ke tempat lain di kota ini. Sebenarnya duitnya sangat cukup untuk membeli Nokia seri tertentu dengan spesifikasi yang ia inginkan. Namun ia tidak ingin ikut membiayai perang sehingga ia ‘terpaksa’ membeli merk lain yang bukan produk AS, Yahudi-Israel & sekutunya.

Ya, Aqua cs seperti Coca Cola, Netsle, Intel, Fanta & Sprite, Mc Donald’s, Carrefour, Kiwi, KitKat, Danone, Loreal, Kotex , Johnson-Johnson, Nokia dan semua produk yang seinduk dengannya serta semua produk turunannya adalah produk Amerika dan Israel terbukti kuat menyokong dana perang di Timur Tengah. Ya, sebagian keuntungan penjualan bahkan ada yang lebih dari 50 % nya disumbangkan untuk kepentingan perang baik perang fisik maupun memerangi umat islam lewat media. Adalah Ulama dunia asal Qatar, DR.Yusuf Al-Qaradhawi telah mengeluarkan fatwa bahwa membeli produk AS [& sekutunya] sama saja ikut membiayai perang untuk membunuh manusia di Palestina. Siapa saja pasti tak akan setuju perang apalagi dengan dalih perdamaian yang mengorbankan manusia yang tak bersalah.

Boikot produk Yahuid, Israel dan AS serta sekutunya adalah salah satu solusi. Namun hari ini kita telah terkepung dengan semua itu. Hampir tidak ada produk kita sehari-hari yang bukan produk mereka. Perhatikan para pedagang asongan di terminal, di pasar, di stasiun Aqua lah yang dijajakan padahal yang dibawa adalah merk lain. Memang Aqua telah menguasai pasaran air minum kemasan. Produk unggulan Danone ini sudah memonopoli pasar air minum. Jangan salahkan para pedagang yang menjual produk mereka. Banyak yang tidak tahu atau sudah tahu namun tak punya pilihan.
Dan terbukti beberapa negara pernah ‘nyoba’ memboikot efeknya cukup signifikan bahkan bisa dikatakan telak. Beberapa perusahaan mengalami kerugian yang amat besar. Sayang sekali perlawanan ini tidak serentak mendunia seperti saat doeloe Pangeran Diponegoro dan pahlawan lainnja di seloeroeh noesantara berdjoeang melawan pendjadjah. Merdeka ataoe mati !

Entah sudah berapa kali ada demonstrasi besar mengutuk tindakan kejam agresi militer Israel yang membombardir, membumi hanguskan tanah islam Palestina. Dan seruan boikot produk mereka pun dicanangkan. Namun memang sekali lagi kita tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini. Produk mereka sudah telanjur, kadung mewabah, membanjiri dan menguasai hidup kita. Kita menjadi sangat bergantung dengan produk mereka. Atau merasa ga keren, ga modern jika tidak menggunakan produk Barat. Akhirnya kita harus bercermin pada kaidah ushul fiqh, malaa yadroku kulluhu walaa yatroku julluhu, kalau tidak bisa semua jangan tinggalkan semua. Maksudnya bila belum bisa memboikot semua produknya maka bertahaplah melakukannya. Jangan pasrah menyerah.

Subtitute, itulah yang kita butuhkan hari ini. Produk pengganti yang fungsinya sama. Layaknya pemain pengganti atau cadangan dalam tim sepakbola. Second line memiliki keunggulan yang mendekati first line. Insya Alloh kalau seruan boikit produk Yahudi-Israel dan AS ini dilancarkan dibarengi dengan alternative produk pengganti insya Alloh perlawanan ini akan berhasil. Kelemahan saat ini adalah kita tak punya alternatif produk baru. Kalaupun ada ternyata harganya jauh diatas harga produk mereka. Ironis.

Teringat sebuah hadits tentang khamr. Bahwa Rasulullah saw sangat mengecam orang yang terlibat langsung dan tak langsung dalam aktivitas permirasan. Mulai dari yang menyediakan, yang memeras, yang menjual, yang meminta diperas, yang memesan, yang meminum, yang menjadi perantara. Semuanya kecipratan dosa. Padahal Alloh Swt dalam Al-Qur an melarang keras bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan [keburukan]. Dari Aa’ Gym kita mendapat 3M; Mulai dari kita, Mulai dari hal kecil, dan Mulai sekarang. Ayo perlahan kita ganti produk mereka dengan produk lain syukur-syukur produk muslim. Bertahap kita ajak tetanga kita, teman kita mengalihkan produk mereka.

Akhirnya saya berhasil mendapatkan air minum yang sehat non Yahudi-Israel dan AS. Alhamdulillah. Insya Alloh sehat dan rasanya juga enak dan sueger. Capek memang namun ada rasa puas dan bangga serta syukur bisa membeli produk yang tidak menyokong dana perang brutal.

Purwokerto Kota Satria
Pekan IV Oktober 2009

Tidak ada komentar: