Kamis, 19 November 2009

1 day 1 ayat

1 November 2009, Ahad
Kembali kita pada juz 1 surah ke-2, surat yang sangat panjang; Al-Baqarah. Pada ayat 112 Alloh Swt menyatakan pada kita bahwa siapa saja yang berserah diri full, sepenuh hati pada-Nya dan berbuat kebaikan maka akan medapat reward atau ganjaran. Efek lain dari kepasrahan dan ketundukan ini adalah kita tidak takut dan tidak sedih.
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Kata “Aslama” adalah bentuk lain dari Islam. Ya, islam juga berarti tunduk, berserah diri [istislam]. Maksudnya seorang yang beragama islam akan tunduk dan manut kepada Alloh Swt sebagai Tuhan yang menciptakannya dan mematikannya. Taat berarti mau dan mampu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Seorang muslim akan terikat kuat dengan Alloh Swt. Ia berserah diri atas semua ketentuan
Bahasa yan lebih mudah adalah ngikut apa maunya Alloh Swt. Saat Dia menginginkan kita membayar zakat yang cuma 2,5 % maka kita ‘hanya’ ngikut saja. Ketika Dia mau kita sholat tahajud, kita ngikut saja bangun diri hari dan sholat malam.
Sayangnya belum banyak dari kita yang memahami maka berislam itu sendiri. Salah satu sebabnya adalah karena berislamnya kita itu gara-gara ortu kita islam. Otomatis kita muslim. Tapi itu takdir yang baik. Ibarat pedang, kita tidak mengasahnya sehingga ketajamannya semakin hilang akhirnya tumpul. Ia memang tetap sebilah pedang namun tak berguna, kotor dan berkarat.
Keislaman kita harus kita asah terus dengan belajar tentang islam itu sendiri. Mendalami dan mengkajinya. Mengeksplorasi nilai-nilainya. Rasulullah Saw menyampaikan bahwa tholabul ‘ilmi faridhaun ‘ala kulli muslim. Belajar,- terutama tentang islam- adalah wajib bagi setiap muslim. Perhatikan, wajib lho !. Milikilah agenda khusus untuk belajar islam baik dari buku maupun menghadiri majelis taklim. Lebih baik lagi bila bisa bergabung dengan komunitas orang shaleh dan berilmu, bertemu sepekan sekali untuk mengasah ketajaman berislam kita. Ya, belajar hingga kematian tiba.

2 November 2009,14 Dzulqo’dah 1430
Melangkah di juz 2. Menyisip dalam ayat yang cukup panjang; fitnah. Ditegaskan Alloh Swt bahwa fitnah itu lebih berbahaya, lebih kejam dari pembunuhan.
“Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.” Maksud dari fitnah di ayat 217 Al-Baqarah ini adalah penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan Muslimin.
Bahkan bisa dikatakan bahwa fitnah itu adalah teror psikologis atau psyteror. Pelakunya tergolong teroris yang layak masuk daftar Densus 88. Sebab dengan teror itu si pelaku melakukan character assassins atau ‘membunuh’ karakter, merusak reputasi/nama baik bahkan bisa menghancurkan masa depan seseorang. Fitnah bisa membuat orang stress, sakit hati tingkat tinggi dan depresi dan terisolasi.
Prasangka/dzan itulah cikal bakal fitnah. Dan Aa’ Gym tengah mendapat musibah ini. Beliau diberitakan digugat cerai oleh Teh Ninih gara-gara tidak adil dalam berumah tangga. Aa’ Gym berpoligami dengan menikahi Teh Rini 2 tahun silam. Logika ’bad news is good news’ rupanya masih berlaku di dunia media massa. Aa’Gym pun difitnah. Beliau tegas membantahnya dengan mengatakan bahwa rumah tangganya dengan 2 istri rukun dan damai. Berita ini fitnah dan dusta, tegas beliau kepada media massa. Tidak cuma Aa’ dan kedua istrinya, keluarga beliau pun kena getahnya. Akhirnya fitnah cerai itu meluas menjadi pengkambing hitaman poligami yang jelas-jelas syariat Islam. Bodoh sekali orang yang mencaci maki dan menolak syariat Tuhan.
Ada apa dibalik fitnah terhadap Aa’ Gym. Sekedar bikin sensasi untuk menaikan oplah atau para kuli tinta kehabisan berita baik. Apapun motifnya jelas ini perbuatan kriminal, membuat berita palsu tak berdata dan tak berdasar.
Berhati-hatilah terhadap dzan, isu/ gossip, rumor yang beredar. Tabayun kan segera atas isu positif dan negatif supaya tidak menjadi fitnah. Langsung ke orangnya. Sebab bila tidak, akan merembet ke tajasus atau mencari keburukan, kesalahan orang lain akhirnya kita terjebak dalam berghibah atau memfitnah. Keduanya sama jeleknya.

3 November 2009
Malam ini purnama. Sempurna. Masih di surah ke-2, Al-Baqarah. Di awal juz 3 ini Alloh Swt berfirman tentang infak di ayat ke 254.
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”
Hanya orang beriman lah yang bisa merasakan perintah ini. Sasaran ayat ini adalah kita. Sebagaimana perintah puasa Ramadhan di ayat 183. Meyakini bahwa Aloh Swt Ar-Rozaaq, sang pemilik rizki, maha memberi & membagi rejeki menjadi sangat penting. Ini bagian dari tauhid kita. Rejeki kita dari Alloh Swt sehingga Alloh Swt berhak mengatur untuk siapa saja rejeki kita. Dia meminta kita menyisihkan sebagian dari rejeki kita untuk orang lain. Sebagian itu sedikit yang bila dizakatkan hanya 2,5 %. Sedikit sekali. Maka Ustadz Sedekah, KH. Yusuf Mansur menganjurkan kalau zakat, infaq & sedekah jangan 2,5 %. Itu batas minimal, paling sedikit. Perlahan tingkatkan.
Masalahnya tidak sedikit dari kita yang pelit amit-amit. Dikurangi sedikit saja tidak mau apalagi banyak. Alloh yang maha bijaksana cuma minta sedikit, sebagian saja. Ga usah semuanya kaya Abu Bakar atau ‘Umar bin Khaththab yang bisa separuh. Infaq itu bukan untuk orang lain. Secara dzohir, kasat mata memang diberikan untuk orang lain namun sejatinya itu kembali kepada kita.
Selanjutnya Alloh yang maha kuasa memotivasi kita untuk terus berinfaq, bersedekah di ayat 261, 262, 265, 267.

Rabu, 4 November 2009
Masuk di juz 4, ayat 159 surah ‘Ali ‘Imran cukup menarik kita kaji. Perhatikan baik-baik.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Dalam berdakwah kita harus memperhatikan perasaan orang lain. Pada umumya orang tidak mau dikasari, tidak nyaman kalau diperintah-perintah, dan perilaku tidak manusiawi lainnya. Umunya manusia suka dengan kelembutan, keramah tamahan. Akhlak inilah yang dikedepan Rasul Saw dalam berdakwah. Kita mengenal rumus yassiru wala tu’assiru-basysyiru wala tinaffiru, mudahkan jangan dulu memberatkan-berikan kabar gembira bukanlah/ jangan menakuti-nakuti.
Kisah masyhur seorang pemuda yang berniat tobat tapi belum bisa meninggalkan perbuatan maksiat. Jangan bohongi saya, kata Rasul Saw. Gampang sekali berislam, pikirnya. Sehari penuh ia beraktivitas, keinginan melakukan kemaksiatan selalu muncul tapi ia selalu teringat pesan Muhammad. Masa’ aku bohong, kata dia. Akhirnya dia gagal berbuat maksiat sehari itu. Dan dia pun menjadi mu’min yang taat.
Inilah akhlak mahmudah, perilaku yang baik. Bersikap bijaksana terhadap teman kita yang belum berjilbab. Berikap arif kepada teman kita yang belum rajin sholat. Sampaikan keutamaan, pahala dan surga kepada mereka. Jangan sampaikan siksa neraka jahanam, siksa kubur dan dosa besar. Utarakan dengan baik dan contoh nyata. Berikan senyuman bukan ancaman. Hidayah itu urusan Alloh Swt. Tugas kita adlaah menyampaikan. Begitulah Rasul Saw mengajari kita. Shallu ‘alaih !

5 November 2009, shaum Kamis
Surah An-Nisaa’ juz 5 ayat 32. Camkan apa yang Alloh Swt firmankan tentang kesetaraan gender. Kodrat laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Beberapa kalangan yang mungkin belum belajar banyak soal Islam mengatakan islam tidak adil. Seputar hak waris, sunah poligami, kenabian, imam sholat, pekerjaan dll. Heboh Aminah Wadud yang mengimani sholat berjamaah di sebuah gereja. Sholatnya pun campur baur bahkan tidak menutup aurat. Ya, islam digugat dengan Contra Legal Draft beberapa waktu yang lalu. Para feminis berebut menghujat poligami dan hak waris sebab dianggap tidak adil.
Laki-laki dan perempuan memang berbeda secara fisik, psikologis, sifat dan karakter. Namun untuk hak pahala sama dihadapan Alloh Swt. Peluang meraih surga besar. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Mengapa tidak ada nabi perempuan karena laki-laki ditakdirkan memiliki kekuatan baik fisik dan mental yang lebih baik daripada perempuan. Mereka lebih tahan uji. Mengapa imam sholat harus laki-laki. Perempuan pun bisa menjadi pemimpin. Fatwa ulama memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin dalam pemerintahan selama bukan kepala negara. Perempuan menjadi mulia saat mengandung, melahirkan dan menjadi ibu. Ini persoalan iman yang tidak harus selalu dilogikakan. Yang penting tidak menyalahi kodrat. Laki-laki diciptakan dengan sikap yang tegas, pemberani, kuat. Perempuan itu lembut, pemalu.

Jum’at pertama, 6 November 2009
Kedengkian yang memuncak pada pembunuhan pertama dalam sejarah ummat manusia. Juz 6 QS.Al-Maidah [5] ayat 27 :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa."
Bahaya sekali penyakit dengki sampai-sampai Rasul saw mengibaratkan seperti api yang membakar habis kayu. Sebuah deskripsi dosa yang sangat detail. Penyakit hati ini juga menjangkiti saudara Yusuf bin Ya’kub a.s. Para saudaranya merasa iri sebab Yusuf seperti dianak emaskan oleh abinya. Sebuah dzan yang sangat keliru. Kisah si Yusuf tidak setragis Habil. Dia cuma dijebloskan ke dalam sumur tua. Kemudian ditolong oleh pedagang dan dijual ke raja Mesir.
Kata Aa’Gym, ciri pendengki itu susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Coba raba hati kita adalah rasa itu?
Pernah denger kisah pendengki. Alkisah 2 awak akapal terdampar di pulau asing. Kapal mereka hancur dihantam badai. Malang, mereka berdua ditangkap oleh suku primitif dan jahat. Mereka meminta keduanya mencari makanan yang belum pernah mereka makan, kalau gagal atau menemukan tapi sudah dikonsumsi akan mendapat hukuman. Si A datang membawa sebuah nanas.
“Kau dihukum. Ini makan siang kami, ha ha ha…!” kata kepala suku girang.
Hukumannya unik. Punggung si A digosok dengan nanas yang ia bawa. Gosokan pertama, si A menjerit kesakitan. Semua anggota suku tertawa ceria. Gosokan kedua, suaranya bertambah keras. Darah mulai mengalir. Tapi gosokan ketiga si A malah diam. Semua heran. Gosok lagi. Lebih keras. Si A malah tertawa terkekeh-kekeh. Semua bingung. Ternyata si A melihat si datang dari hutan sebelah kiri membawa buah durian.
Nah orang pendengki saja, dia lagi kesakitan masih bisa tertawa karena akan menyaksikan saudaranya lebih menderita. Na’udzubillah min dzalik

7 November 2009, Sabtu pertama
Ternyata pekat alias penyakit masyarakat yang sekarang menjangkiti sebagian besar masyarakat kita sudah ada di zaman dulu. Ia ada sebagai benytk nyata kejahiliyahan. Kata Ust.Muhammad Nuh dalam buku Jahiliyah abad 21, bahwa inti kejahiliyahan adalah jauh dari Alloh Swt.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Pada juz 7 ini di QS. Al-Maidah [5] ayat 90 diatas dijelaskan bahwa miras/minuman keras yang memabukan, berjudi dengan segala cara termasuk perbuatan tercela. Warisan syetan. Tujuan menghindarinya adalah supaya sukses, selamat dan sejahtera.
Miras diyakini menjadi biangnya maksiat. Entah sudah berapa banyak kasus pembunuhan, tindakan kriminal, kecelakaan, perkosaan dll yang pemicunya adalah mabuk miras. Ya, miras itu sedikitnya memabukan, banyaknya haram. Artinya kadar sedikit saja hukumnya pasti haram. Haram itu dosa. Dan dosa itu neraka. Namun bisnis miras tak pernah sepi. Entah berapa kali pak polisi merazia pedagang miras, menyita lalu menggilas botol-botol haram itu tapi [eredaran miras masih saja ada. Narkoba dan obat2an psikotropika juga termasuk dalam golongan khamr. Inilah yang disebut dengan qiyas, hukum islam ketiga setelah Al-Qur an dan As-Sunah.
Baru-baru ini MUI juga memfatwakan kuis via SMS yang berseliweran di TV termasuk judi. Sebab orang cukup mengirim SMS, REG [spasi]…bisa sebanyak-banyaknya dan orang cenderung mengirim lebih dari 1 kali SMS, dengan tarif Rp.2000 dengan iming-iming hadiah jutaan bahkan milyaran. Ini merusak mental manusia. Jika 1 kuis SMS diikuti oleh 1 juta orang berarti sudah ada 2 M. Dibelikan hadiah mobil, sepeda motor, dl 500 juta. Masih sisa 1,5 M. Siapa yang untung? Padahal tarif normal SMS itu cuma Rp.250. So muslim yang taat seharusnya mematuhi fatwa para ulama.

Senin, 09 November 2009

1 month 1 shaum


Ass.. Ka’ mau tnya Kn ada hadist, dari Abu Hurairah ktanya:’Telah berpesan kpdKu tmanku[Rasulullah SAW].3 macam pesan: puasa 3hri stiap blan, shlatdhuha 2rekaat & shlat wtir sblm tdur” [HR.Bukhari & Muslim] Ka maksud dr puasa 3hri stiap blan tu apa? Mksh.
081226717887

7 Oktober 2009 pkl.20.23, 1 SMS lagi masuk di K22Oi ku, semakin penuhlah inbox ku. Ya, tidak semua SMS yang masuk saya delete. Beberapa saya save, terutama yang bagus dan penting. Kaya yang satu ini. Saya balas saja…
Aslmkm.maaf br bls. Puasa 3hr tiap bln adlh tggl 13,14 & 15 di bln Hijryh.Dsbt jg ayyaumul bidh. Ad haditsny rwyt imam tirmidzi.slmt mcoba.smg bpahala.thanx.

Dan Alhamdulillah,saya dapat ide baru yang kemudian menjelma sebagai satu program baru. 1 month 1 shaum, itu nama amal barunya. Setelah sukses dengan 1 day 1 juz yang berfokus pada how 2 read Al-Qur an well and make it a habit, saya segera menggulirkan satu produk baru; puasa.

Bagi sebagian besar kita berpuasa di luar bulan Ramadhan mungkin sama beratnya dengan tilawah 1 day 1 juz. Akan tetapi jika kita bisa kuat mengangkat beban seberat 30 kg maka bila dengan beban 8 kg pasti sangat bisa. Begitulah perumpamaan puasa yang sering saya sampaikan. Kita telah sukses puasa Ramadhan 30 hari maka kita akan sangat mampu puasa kurang dari 30 hari. Namun meskipun enteng dan lebih ringan dari puasa wajib, sangat sedikit yang mampu melakukannya. Ya, seperti mengenggam bara api,kata Rasul Saw,bila melaksanakan amalan sunnah di zaman ini.

Yaumul Bidh adalah satu dari beberapa pilihan peluang emas yang bisa kita raih di luar bulan Ramadhan. Tidak makan 3 hari berturut-turut adalah hal yang enteng sebab kita masih punya 27 hari dimana kita bisa makan sepuasnya. Tentu saja tidak melebihi 1/3 perut kita sebagaimana anjuran Baginda Rasul Saw.
Ada pula shaum Senin-Kamis. Ini adalah puasa yang sering dilakoni Kanjeng Nabi Saw. Akan tetapi bukan karena beliau lahir hari Senin. Melainkan ada keinginan agar amal beliau dicatat Alloh Swt saat berpuasa. Waduh, rendah hati amat manusia yang satu ini padahal sudah dijamin surga oleh Yang Maha Tinggi. Jadi total kita hanya berpuasa 8 hari selama 1 bulan. Masa’ ga mampu…
Selain itu ada shaum Daud. Puasa ini diambil dari penggagas dan perintis amal ini; Nabi Daud a.s. Shaum ini tergolong unik sebab memiliki pola; 1 hari puasa - 1 hari berbuka. Keren kan? jadi separoh bulan kita berpuasa, selebihnya makan enak. Bisa jadi shaum yang satu ini tergolong ‘cukup berat’ bila dibandingkan dengan shaum yang lain. Akan tetapi semuanya akan terasa ringan bila dilakukan dengan ikhlas, gembira ria. Apalagi jika bersama-sama seperti shaum Ramadhan. Faktor yang terakhir ini lah [rame-rame,-pen] yang membuat kita semua kuat dan semangat berpuasa 30 hari. Mungkin.

Maka alangkah indahnya bila kita bisa bersama-sama, rame-rame melaksanakan ibadah shaum sunnah dalam 1 bulan. Kita pasti akan bersemangat dan kuat sampai bedug maghrib. Kita bisa bentuk 1 komunitas lagi yang akan bersama-sama, beramal jama’i menjalankan amalan sunah yakni shaum.
Pilih saja 1 shaum dari ketiga shaum diatas alias 1 bulan 1 jenis puasa. Lakukan beberapa bulan lamanya, 6 -12 bulan. Kalau sudah konsisten dan istiqomah. Coba buat variasi. Misal, 2 bulan ini shaum Senin-Kamis. 2 bulan berikutnya shaum Yaumul bidh. Biar enjoy bin semangat ajak teman-teman juga.

Dengan rahmat Alloh Swt yang maha gagah, dengan ini program 1 month 1 shaum secara resmi saya gulirkan. Bismillahi Allohu Akbar !!!

Rabu, 04 November 2009

Ramadhan, Bulan Prestasi



Assalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallaah. Allohu akbar. Selamat sore Bapak, Ibu, Mas dan Mbak dan masyarakat yang sore ini melintas di jalan HR Boenjamin.

Alhamdulilah kita bertemu dengan bulan yang suci dan mulia. Bulan Ramadhan adalah bulan yang diagungkan Alloh Swt bahkan disebut dalam Al-Qur an.

Bapak, Ibu, Mas dan Mba yang baik. Saya ingin menyampaikan kultum tentang Ramadhan, bulan prestasi. Sebelumnya saya tanya dulu dengan penyiar Yasika nih. Prestasi itu apa sih? Kita pasti sering mendengarnya. Ada mahasiswa berprestasi, misalnya. Apa prestasi itu Mas? Perbuatan baik, bisa.
Saya punya definisi yang lebih simple. Prestasi adalah karya terbaik. Karya yang lahir dari kerja keras, dengan kesungguhan. Itu prestasi.

Bapak, Ibu, Mas dan Mba yang baik. Kita sudah sama-sama tahu bahwa di bulan suci Ramadhan kita diwajibkan berpuasa. Full 1 bulan. Dan ternyata di bulan suci ini ummat islam pun banyak menorehkan prestasi sejarah emas. Diantaranya adalah perang Badar,tahu ya. Perang ini adalah perang perdana ummat islam pasca hijrah. Di tahun ke-2 itu 300 ummat islam bertarung, berperang melawan sekitar 1000 kaum Qurays, musuh islam. Kalah atau menang? Dengan izin Alloh Swt, kita menang.
Lalu, Palestina juga direbut kembali oleh pejuang islam yang gagah perkasa, Panglima Besar Shalahudin Al-Ayyubi juga terjadi di bulan ini. Bahkan Fath hul Makkah atau penaklukan kota Mekah oleh pasukan Rasulullah Saw juga ditakdirkan di bulan Ramadhan. Hebatnya lagi tanpa pertumpahan darah. Islam menang telak. Allohu akbar ! jadi memang ada kaitan erat antara prestasi ummat islam dengan Ramadhan.

Bapak, Ibu, Mas dan Mba yang baik. Sekarang berprestasi di bulan Ramadhan seperti apa? Pertama, tarawih. Sholat malam ini hanya ada di bulan Ramadhan. Kalau kita bisa tarawih tanpa henti, tiap malam, engga telat. Itu prestasi Pak, Bu. Karena ga mudah tarawih itu, kita harus melawan nafsu ngantuk dan tidur kita, melawan godaan sinetron religi. Walaupun ceritanya islami tetap saja bukan amalam Ramadhan, ga akan berpahala.
Lalu apa lagi prestasi kita… tadarus. Nah ini..tadarus adalah amal unggulan sebab dibulan ini pula Alloh Swt mengawali turunya wahyu Al-Qur an yang berfungsi sebagai petunjuk, hudallinnas. Dalam Al-Qur an surah Al-Baqarah ayat 185 Way of life, penuntun kehidupan. Maka usahakan bisa khatam Qur an 1 kali. Bisa ? bisa tidak? Kalau bisa itu prestasi.

Terakhir, saya mengajak kepada siapa saja yang berpuasa di bulan ini, ayo kita jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan berprestasi. Melakukan yang terbaik dalam setiap ibadah kita sehingga saat nanti kematian tiba kita sudah mempunyai banyak hala yang bisa dibanggakan, yang bisa dipersembahkan untuk Alloh Swt. Allohu a’lam.

Mari kita beroda sebelum berbuka puasa, Allohumma laka shumtu….. Amiin. Selamat berbuka puasa, semoga Alloh Swt menerima amal ibadah kita hari ini.

Wassalamu’alaikum wr wb

Purwokerto Kota Satria,
Sabtu, 29 Agustus 2009

"Tehnik Menghafal dan Murajaah Al Quran"



Bagi para penghafal Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, murajaah juga semakin berat.
Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal surat (ayat 1). Ketika selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal itulah yang lebih sering dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang akhir. Sehingga otak kita lebih hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya kita sangat hafal ayat-ayat awal surat dan sering lupa pada ayat-ayat akhir surat.
Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi kita untuk mengetahui ayat selanjutnya. Ayat-ayat setelah „ayat macet“ menjadi gelap. Ini dikarenakan kita menghafal secara sekuensial/berurutan, sehingga satu ayat selalu diingat setelah ayat sebelumnya. Sehingga kalau ayat “sebelumnya” macet maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga. Dalm hal ini tidak ada cara lain untuk mengingatnya selain membuka mushaf Al Qur’an.
Lalu bagaimana cara efektif untuk menanggulangi masalah tersebut?

Kuncinya adalah ketika proses menghafal sebuah surat dilakukan. Hafalkan surat dengan cara memotongnya menjadi 10 ayat 10 ayat. Di dalam tiap sepuluh ayat potong-potong lagi menjadi 5 ayat-5 ayat.
Misalnya kita menghafal surat An Naba yang didalamnya ada 40 ayat. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Hafalkan ayat 1 sampai lancar. Lakukan sampai ayat 5.
2. Kemudian hafalkan secara berurut ayat 1 sampai dengan ayat 5. Ikatlah ayat 1 sampai ayat 5 dengan mengulang-ulangnya bersama-sama sampai lancar. Gerak-gerakkan jari-jari tangan anda sesuai dengan ayat yang sedang di hafal. Bila menghafal ayat 1 gerakkan ibu jari, ayat 2 gerakkan jari telunjuk, ayat 3 gerakkan jari tengah, ayat 4 gerakkan jari manis dan ayat 5 gerakkan jari kelingking.
3. Kemudian hafalkan ayat 6 sampai 10 sambil menggerak-gerakkan jari-jari tangan kiri sama seperti yang dilakukan oleh tangan kanan. Ulang-ulang ayat 6 sampai 10 sampai lancar. Kegiatan ini mengikat ayat 6 sampai dengan ayat 10
4. Sekarang mengulang menghafal ayat 1 sampai 10 dengan sambil menggerak-gerakkan jari sesuai dengan nomor ayat yang dilafazkan. Lakukan sampai lancar. Hal ini mengikat ayat 1 sampai 10.
5. Lakukan langkah diatas untuk ayat 11-20, ayat 21-30 dan ayat 31-40.
6. Terakhir gabungkan semua ayat (ayat 1 sampai 40) dalam surat tsb. Ulang-ulang sampai lancar

Kemudian bagaimana anda murajaah sebuah surat bila kita telah menghafal secara konvensional? Bila surat tersebut ayat-ayatnya pendek maka kelompokkan menjadi 10 ayat-10 ayat. Hafalkan per 10 ayat. Bila suratnya berayat yang panjang-panjang seperti Al Baqarah, Ali Imran, An Nisaa dll, maka pecah 10 ayat menjadi 5 ayat-ayat. Manfaat dari menghafal dengan sistem potongan ini adalah:
1. Ketika murajaah kita tidak selalu harus memulai dari awal surat – ayat1- sehingga untuk surat yang panjang murajaah dapat dilakukan sepotong-sepotong di dalam shalat kita. Misalnya: untuk setiap rakaat shalat kita membaca 10 ayat. Maka ketika shubuh kita sudah dapat murajaah sampai 40 ayat (sunnat shubuh 2 rakaat dan shubuh 2 rakaat). Ini cukup bagus untuk surat An Naba yang 40 ayat. Atau untuk surat yang panjang seperti Al Baqarah, bila dilakukan 10 ayat untuk setiap rakaat shalat, maka selesai shalat isya kita sudah murajaah 100 ayat! Bila ditambah dengan shalat2 sunnah rawatib maka kita bisa murajaah 200 ayat dalam sehari. Dan bila ditambahkan dengan shalat dhuha dan tahajjud kita bisa mnyelesaikan 286 ayat Al Baqarah dalam shalat yang dilakukan sehari semalam!
2. Kita tidak merasa susah murajaah karena seakan-akan kita sedang menghafal surat-surat yang pendek saja. Secara psikologis kita merasa lebih ringan. Dan di dalam memurajaah surat yang panjang kita mempunyai
3. Menguatkan secara merata ayat-ayat di seluruh surat. Bukan hanya ayat-ayat awal surat saja. Ketika memurajaah surat-surat yang panjang dan kemudian terputus oleh kondisi eksternal – tamu datang, telfon berdering, anak menangis, masakan gosong dll- kita masih tetap bisa melanjutkan ayat selanjutnya setelah kondisi eksternal tertangani. Tanpa harus mengulangi dari awal surat. Dengan metoda menghafal konvensional maka kita kita harus selalu mengulangi mulai dari awal surat lagi. Kondisi-kondisi seperti ini akan menguatkan hafalan ayat-ayat awal dan menurunkan kualitas hafalan ayat-ayat akhir.
4. Hafal nomot ayat tanpa kita sadari. Ini adalah bonus yang sangat bermanfaat untuk kita
5. Mengatasi kasus “ayat macet“. Bila macet di satu ayat biasanya akan berhenti memurajaah surat tersebut karena ayat-ayat yang selanjutnya sangat bergantung pada ayat yang macet/lupa. Tetapi dengan sistem ‚potong surat’ ini kita masih tetap bisa terus memurajaah ayat-ayat setelah ayat macet ini. Mengapa ? Karena dalam menghafal sistem ini setiap ayat independen diletakkan dalam memori otak kita. Sebuah ayat tidak hanya dikaitkan dengan ayat yang sebelumnya –seperti dalam sistem menghafal konvensional- tapi juga dikaitkan dengan nomornya (yang diingat secara tidak sadar dengan menggerak-gerakkan jari tangan ketika menghafal). Ketika memori yang terkait dengan ayat sebelum terlupakan maka ada „ pengait“ yang lain yaitu nomor surat. Percaya atau tidak? Anda tinggal mencoba sistem ini dan merasakan hasilnya!
6. Melakukan metoda ini tak sesulit membaca baris-baris di atas. Bila anda melakukannya ini adalah hal yang sangat simpel. Metoda ini menjadikan kita santai dan tidak stres dalam memurajaah. Karena kita mempunyai „petunjuk/milestones“ dalam surat-surat hafalan kita yaitu ayat 1, 11, 21, 31, 41 dst. Kita akan memurajaah „ayat-ayat pendek“, yaitu 10 ayat saja. Cobalah anda praktekkan dan anda akan terkejut dengan hasilnya.
Selamat bermurajaah!

Berburu air minum



Hari kedua saya berburu air minum. Air memang menjadi kebutuhan vital manusia. Konon orang bisa hidup hanya dengan minum saja. Selain itu ± 70 % zat dalam badan kita adalah air [liquid]. Bumi juga didominasi oleh air bahkan volumenya semakin membesar sebab kedua kutub terus mencair seiring retakan lapisan ozon akibat global warming. Ya, penyumbang semua kerusakan ini adalah industri yang dimotori negara-negara maju.
Pagi ini saya kembali memacu kuda besi mengitari kota ini. Dari toko ke toko saya hanya bisa beristighfar. Itu lagi…itu lagi…
“Jangan yang Aqua yaa” begitu pesan temen-temen kantor
Bagi mereka dan banyak muslim lainnya membeli Aqua dan produk lain yang diduga kuat menyumbang dana besar untuk membunuhi saudara seagama di Palestina dan beberapa tanah islam lain adalah sebuah pantangan. Sebuah dosa.

Cerita lain, seorang teman pernah berjam-jam mencari HP dari konter ke konter, dari pusat HP yang satu ke tempat lain di kota ini. Sebenarnya duitnya sangat cukup untuk membeli Nokia seri tertentu dengan spesifikasi yang ia inginkan. Namun ia tidak ingin ikut membiayai perang sehingga ia ‘terpaksa’ membeli merk lain yang bukan produk AS, Yahudi-Israel & sekutunya.

Ya, Aqua cs seperti Coca Cola, Netsle, Intel, Fanta & Sprite, Mc Donald’s, Carrefour, Kiwi, KitKat, Danone, Loreal, Kotex , Johnson-Johnson, Nokia dan semua produk yang seinduk dengannya serta semua produk turunannya adalah produk Amerika dan Israel terbukti kuat menyokong dana perang di Timur Tengah. Ya, sebagian keuntungan penjualan bahkan ada yang lebih dari 50 % nya disumbangkan untuk kepentingan perang baik perang fisik maupun memerangi umat islam lewat media. Adalah Ulama dunia asal Qatar, DR.Yusuf Al-Qaradhawi telah mengeluarkan fatwa bahwa membeli produk AS [& sekutunya] sama saja ikut membiayai perang untuk membunuh manusia di Palestina. Siapa saja pasti tak akan setuju perang apalagi dengan dalih perdamaian yang mengorbankan manusia yang tak bersalah.

Boikot produk Yahuid, Israel dan AS serta sekutunya adalah salah satu solusi. Namun hari ini kita telah terkepung dengan semua itu. Hampir tidak ada produk kita sehari-hari yang bukan produk mereka. Perhatikan para pedagang asongan di terminal, di pasar, di stasiun Aqua lah yang dijajakan padahal yang dibawa adalah merk lain. Memang Aqua telah menguasai pasaran air minum kemasan. Produk unggulan Danone ini sudah memonopoli pasar air minum. Jangan salahkan para pedagang yang menjual produk mereka. Banyak yang tidak tahu atau sudah tahu namun tak punya pilihan.
Dan terbukti beberapa negara pernah ‘nyoba’ memboikot efeknya cukup signifikan bahkan bisa dikatakan telak. Beberapa perusahaan mengalami kerugian yang amat besar. Sayang sekali perlawanan ini tidak serentak mendunia seperti saat doeloe Pangeran Diponegoro dan pahlawan lainnja di seloeroeh noesantara berdjoeang melawan pendjadjah. Merdeka ataoe mati !

Entah sudah berapa kali ada demonstrasi besar mengutuk tindakan kejam agresi militer Israel yang membombardir, membumi hanguskan tanah islam Palestina. Dan seruan boikot produk mereka pun dicanangkan. Namun memang sekali lagi kita tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini. Produk mereka sudah telanjur, kadung mewabah, membanjiri dan menguasai hidup kita. Kita menjadi sangat bergantung dengan produk mereka. Atau merasa ga keren, ga modern jika tidak menggunakan produk Barat. Akhirnya kita harus bercermin pada kaidah ushul fiqh, malaa yadroku kulluhu walaa yatroku julluhu, kalau tidak bisa semua jangan tinggalkan semua. Maksudnya bila belum bisa memboikot semua produknya maka bertahaplah melakukannya. Jangan pasrah menyerah.

Subtitute, itulah yang kita butuhkan hari ini. Produk pengganti yang fungsinya sama. Layaknya pemain pengganti atau cadangan dalam tim sepakbola. Second line memiliki keunggulan yang mendekati first line. Insya Alloh kalau seruan boikit produk Yahudi-Israel dan AS ini dilancarkan dibarengi dengan alternative produk pengganti insya Alloh perlawanan ini akan berhasil. Kelemahan saat ini adalah kita tak punya alternatif produk baru. Kalaupun ada ternyata harganya jauh diatas harga produk mereka. Ironis.

Teringat sebuah hadits tentang khamr. Bahwa Rasulullah saw sangat mengecam orang yang terlibat langsung dan tak langsung dalam aktivitas permirasan. Mulai dari yang menyediakan, yang memeras, yang menjual, yang meminta diperas, yang memesan, yang meminum, yang menjadi perantara. Semuanya kecipratan dosa. Padahal Alloh Swt dalam Al-Qur an melarang keras bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan [keburukan]. Dari Aa’ Gym kita mendapat 3M; Mulai dari kita, Mulai dari hal kecil, dan Mulai sekarang. Ayo perlahan kita ganti produk mereka dengan produk lain syukur-syukur produk muslim. Bertahap kita ajak tetanga kita, teman kita mengalihkan produk mereka.

Akhirnya saya berhasil mendapatkan air minum yang sehat non Yahudi-Israel dan AS. Alhamdulillah. Insya Alloh sehat dan rasanya juga enak dan sueger. Capek memang namun ada rasa puas dan bangga serta syukur bisa membeli produk yang tidak menyokong dana perang brutal.

Purwokerto Kota Satria
Pekan IV Oktober 2009

Saatnya menjadi pahlawan


November selalu identik dengan hari pahlawan. Ya, 10 November 1945 yang lalu para pemuda, arek-arek Suroboyo terlibat peperang dengan Belanda. Bong Tomo dan kawan-kawan berjuang dengan gagah berani melawan armada perang tentara negeri kincir angin. Dalam segala keterbatasan pejuang Indonesia bisa mengimbangi serangan udara dan darat musuh. Pekikan “Allohu Akbar!” dan yell ‘merdeka atau mati !’ menjadi api jihad yang berkobar selama pertempuran. Ya, mereka berjihad. Begitu pula Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Patimura, Teungku Imam Bonjol dan para pejuang yang lain telah syahid, insya Alloh, gugur sebagai pahlawan. Dan mungkin masih banyak lagi para pejuang yang tidak tercatat dalam sejarah, tidak diingat oleh anak cucu bangsa ini namun Alloh Swt telah mencatat keikhlasan mereka dan pasti membalas kebajikan mereka. Amiin.

Pahlawan, ada yang mengatakan berasal dari kata ‘pahala’ dengan akhiran ‘wan’. Seperti ilmuwan yang berarti orang yang memiliki ilmu tinggi, spesialis dalam satu ilmu tertentu. Bila kita sepakat dengan definisi diatas maka pahlawan adalah orang yang mempunyai banyak pahala. Pahala itu didapat dari rangkaian perbuatan baik. Perbuatan baik yang ditujukan pada sang pemilik pahala yakni Alloh Swt yang maha kaya. Kita juga sering mendefinisikan pahlawan adalah orang yang berjasa bagi nusa bangsa terutama di masa perjuangan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Pahlawan adalah mereka yang berjuang [baca: berperang] kemudian gugur sebagai bunga bangsa maupun hidup sebagai saksi sejarah. Mereka mewariskan bangsa ini, tanah air ini. Kita pun mengenal pahlawan tanpa tanda jasa. Dialah bapak dan ibu guru kita yang digambarkan dengan sangat apik dalam Laskar Pelangi. Semoga nasibnya semakin apik di hari kemudian.

Saudaraku, Islam pun tak pernah sepi melahirkan pahlawan. Mereka yang berislam tak pernah padam, yang memiliki semangat yang hebat, yang berdakwah dengan gagah. Jasa mereka masih terasa hingga hari ini. Ya, kita memeluk islam karena jasa Rasulullah Saw dan para shahabat. Mereka lah pahlawan sejati. Mereka lah panutan kita, sumber inspirasi kita. Begitu pula para ulama kita.
Hari ini kita membutuhkan banyak pahlawan. Orang biasa yang bisa berbuat luar biasa, wajaahidu fillahi haqqa jihaadihi. Orang Indonesia yang bisa berkarya, nahnu qawmun ‘amaliyun, kita adalah generasi yang bekerja nyata. Wong Banyumas yang bisa memberi sebanyak-banyak manfaat bagi sesama, khayrunnaas anfa’uhum linnaas. Ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan sebagai para pahlawan baru :
1. Keberanian.
Sifat ini melekat dalam diri seorang pahlawan. Tidak disebut seorang pahlawan jika ia seorang penakut dan pengecut. Seorang pahlawan selalu berani menebar kebaikan dan menumpas keburukan [amar ma’ruf nahi munkar], berani menghadapi tantangan dan mengambil risiko, berani merebut peluang dan memanfaatkan kesempatan.
Berani berdakwah dan menegakan syariat islam meskipun terancam dituduh sebagai teroris. Kami bukan teroris, kami hanya aktivis, kami cinta perdamaian berpedoman pada Al-Qur an, begitu lantunan nasyid jihad Islamic Revolution Army [IRA].

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
[QS.’Ali ‘Imran[3]: 110]
Rasulullah Saw dan 300an shahabat berani bertempur dengan ribuan tentara Quraisy di perang Badar. Keberanian yang berbuah kemenangan. Panglima Besar Jenderal Soedirman berani memimpin peperangan meskipun sakit parah. Buya Hamka gigih & gagah berani mempertahankan fatwa haramnya Natal bersama.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." [QS.Fushilat [41]:30]

2. Pengorbanan.
Seorang pahlawan selalu siap siaga berkorban apa saja. Ia bersedia mengorbankan sebagian dari rejekinya untuk orang lain, dengan berzakat, infaq dan sedekah. Ia mau mengorbankan waktu istirahatnya hanya untuk sholat tahajud, bersua dan berdua dengan Sang Khaliq. Bahkan ia sanggup mengorbankan jiwa, raganya untuk Alloh Swt.
“Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [QS.Al-An’am [6]:162]
Adalah Abu Bakar r.a mengorbankan semua hartanya fii sabilillah. ‘Umar ibnul Khaththab ‘hanya’ separuh dari hartanya. Atau puluhan pemuda dan pemudi Palestina yang mengorbankan jiwanya dengan istisyahadah [bom syahid] dalam perang melawan penjajah Zionis Israel. Berjihad mempertahankan setiap jengkal tanah islam, kiblat pertama ummat islam.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.”
[QS.’Ali ‘Imran[3]: 169]

3. Keikhlasan.
Seorang pahlawan akan berjuang, berbuat baik dan beribadah hanya mengharap ridho Alloh Swt. Ada atau tidak ada orang ia tetap berbuat yang terbaik. Ia selalu menjaga kebersihan hati, kelurusan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ia tak memikirkan pujian, cacian, penghargaan dan imbalan dari manusia. Ia juga tak berharap akan dikenang atau dimakamkan di taman makam pahlawan. Kalaupun ada semuanya adalah nikmat dari-Nya. Ia hanya berharap tercatat sebagai hamba-Nya yang sholeh.
“Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS.At-Taubah [9]: 105]

Akhirnya, selamat menjadi pahlawan. Lakukan yang terbaik bagi diri sendiri, bagi teman dan saudara, bagi keluarga dan masyarakat, bagi agama islam dan ummat muslim, bagi nusa dan bangsa. Bagi Alloh Swt, yang maha satu. Allohu a’lam.


Purwokerto Kota Satria
15 Dzulqa’dah 1430 H
3 November 2009
www.bayubarata.blogspot.com