Senin, 12 Januari 2009

Pelajar Peduli Palestina



Pukul.06.15 ini saya dan Puji melesat diatas kuda besi menuju Sampang, Cilacap. Beberapa hari yang lalu, kita berdua dikontak salah seorang guru disana, sebut saja Pak.Rusmanto (nama sebenarnya) supaya ke sekolah untuk menerima bantuan dana solidaritas Palestina dari pelajar dan guru SMA N 1 Sampang. Sepanjang perjalanan kita sangat gembira. Puji bernyanyi dalam hati, sementara saya menyelesaikan sisa dzikir pagi Al-Ma’tsurat. Kita melewati samudra padi menghijau yang sama indahnya dengan saat menguning nanti. Ya, petani memang sosok yang amat berjasa bagi negeri ini. Baca-baca di koran dan denger-denger di tivi Indonesia sudah swasembada beras lho...hebat juga ya petani kita, lebih hebat lagi Menteri Pertaniannya juga jajarannya.

Akhirnya sampai juga kita di SMA N 1 Sampang. Jujur saya baru pertama kali ke sini. Asri dan adem, begitu lah kesan yang ada. Tempat yang kondusif untuk belajar, tenang. Pasti anaknya pinter-pinter. Pagi ini cuaca cerah berawan, bisa jadi benar prakiraan cuaca di tivi. Kita langsung dipersilakan ke ruang tamu untuk bertemu dengan kepala sekolah dan ketua komite sekolah.
"RIMBAS itu Remaja Islam Masjid Agung Baitussalam Purwokerto Kabupaten Banyumas" Ujar Puji saat Pak.Supangat,S.Pd.. M.Pd bertanya. Kita pun bicara banyak seputar kegiatan di Masjid Agung Baitussalam. Kegiatan RIMBAS banyak mulai MABIT (Malam Bina Iman & Taqwa), KAFILAH (Kajian Fiqh Laah...), Keputrian, RIMBAS Training Centre, RIMBAS Cell, RIMBAS Comp, Bekam Centre, d'Masjid (nasheed from masjid) dll.

"Alhamdulillah, kami punya link dengan organisasi yang selama ini konsen dengan Palestina. Nah, dana dari SMA N 1 Sampang ini insya Alloh kami salurkan lewat KISPA, Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina" Kali ini saya yang menjelaskan seputar kegiatan RIMBAS terkait dengan isu Palestina. Malam Ahad (10/01) kemarin RIMBAS mengadakan MPP (Malam Peduli Palestina) yang diikuti oleh puluhan remaja dan dihadiri oleh Ketua Yayasan dan Ketua Takmir Masjid Agung Baitussalam. Taushiyah Palestina disampaikan dengan sangat apik oleh Ust. Muhibbin Bakrun, Lc, alumus LIPIA yang kini aktif di Al-Irsyad Purwokerto.

Rupanya penyerahan dana solidaritas Palestina diberikan pada saat upacara. Upacara, kata yang baru terdengar di telingaku setelah ± 10 tahun berlalu. Upacara adalah tradisi yang perlu dijaga, meskipun saya yakin sangat sedikit siswa yang merasakan nikmatnya upacara. Buktinya pasti ada saja yang berisik, ngobrol disela-sela upacara bahkan pingsan. Kayaknya kita belum bisa memaknai upacara dengan benar sehingga upacara seperti ritual yang bikin capek, pusing, lemas, lapar.... Upacara mesti dipahami tidak sekedar berdiri ± 30 menit, mendengarkan inspektur upacara, menyimak Pembacaan UUD 1945 dan Pancasila. Nilai-nilai kedisiplinan, kerapian barisan, kesatuan komando, dan kepemimpinan ada disana. Upacara juga melatih kekuatan fisik, konsentrasi dan kesungguhan. Upacara juga merupakan satu upaya menjaga rasa nasionalisme terutama generasi muda yang terus mengalami degradasi.

Ya, kita memang sangat sering terjebak dalam rutinitas. Sholat. misalnya, mengajarkan disiplin waktu, Ashsholatu ‘ala waqtihaa, sholat pada waktunya, cari shaf terdepan, manfaatkan waktu sempit diantara adzan dan iqomat, itu waktu mustajab.Tapi mengapa kita masih sering telat masuk sekolah, telat ngantor, telat makan, malas duduk di depan. Gimana tho, katanya mau sukses? Nilai kebersihan, kita wudhu lima kali sehari, belum kalau ditambah sholat sunnah, belum kalau kita mau tadarus. "Masih adakah kotoran di badanmu jika kau mandi di kali depan rumahmu lima kali sehari? "Tanya Rasulullah Saw kepada seorang sahabat. Lihat kamar kita, ruang kerja kita, halaman rumah dan sekolah kita, selokan depan rumah kita, lihat diri kita… bersih tidak ?

Akhirnya, terima kasih banyak dan jazakumullah ahsanal jaza untuk Mba.Atika dan semua crew OSIS SMA N 1 Sampang yang telah menggalang dana kemanusiaan untuk saudara kita di Palestina. Saat tulisan ini dibuat tercatat 879 jiwa meninggal syahid dan lebih dari 3000 warga sipil meninggal dunia. Pengungsi bertambah banyak, anak-anak menjadi yatim dan piatu. Resolisi PBB 1890 tidak berguna, tentara Israel terus menggempur jalur Gaza dimana Hamas bertahta di sana. Palestina pasti merdeka ! Hidup Palestina !!! Allohu Akbar !!!

Teriring salam jihad dari ikhwan dan akhwat RIMBAS Purwokerto

Bhayu Subrata, S.Sos
Humas RIMBAS

Tidak ada komentar: