Rabu, 03 Juni 2009

FB mubah

FB kok haram ?

Syukron email tentang Facebook (FB). Saya pun tertarik untuk berkomentar. Sejak awal ada berita rencana pengharaman FB oleh ulama-ulama di MUI Jatim saya sontak kaget. Kenapa diharamkan? Apa yang salah dengan FB ? dan lain-lain. Saya juga punya FB meskipun tidak semaniak beberapa temen saya. FB masuk dalam 8 besar website yang saya buka tiap pekan. Beberapa alasan yang sempat muncul adalah FB digunakan untuk berghibah/ ngomongin orang, menampilkan foto atau gambar porno, untuk mencemarkan nama baik, memprovokasi dsb. Saya kira ini hanya reaksi sesaat. Dan tidak bisa disama ratakan atau digebug rata bahwa FB berbahaya. Tokoh sekaliber ketua PP Muhammadiyah, Diin Syamsudin pun juga menilai banyak manfaat dari FB.

Saya ingin kita semua bisa berfikir bijak, arif dan luas. Jauh dari pola pikir sempit, sikap kaku dan perilaku gegabah. Saya menilai email itu sangat berlebihan terutama gambarnya. Lebay, kata anak ABG zaman sekarang. Ekstrim/ ghuluw, dalam bahasa dakwahnya. Saya hanya tersenyum dan tertawa kecil.

Begini, FB dan segala alat modern yang saat ini ada adalah benda netral, nol besar. Itu hanyalah alat komunikasi. Kemanfaatan dan ketidakmanfaatannya sangat bergantung pada siapa yang menggunakan. Orang baik pasti akan menggunakannya untuk kebaikan. Begitu pula sebaliknya. FB cs situ ibarat sekeping mata uang. Ada sisi baiknya dan ada pula sisi burunya. Ya tergantung sudut pandang dan perspektif mana kita melihat. Bunga mawar bisa kita katakan berbahaya hanya karena melihat tangkainya berduri. Namun bunga mawar juga bisa katakan sangat indah sebab kita melihat kelopaknya yang merah api.

Saya pernah baca berita operasi HP di sebuah SMA di Cilacap. Saat itu lagi rame-ramenya kasus pornoaksi di kalangan siswa SMA dan SMP. Hasilnya tertangkap kotor beberapa HP yang menyimpan gambar dan video porno alias saru. Kita tahu bersama, saat ini HP bukan lagi barang mewah dan eksklusif. HP sudah menjadi kebutuhan sebagaimana makan dan rumah. Ya, komunikasi adalah kebutuhan primer kita saat ini dan mendatang. Pengguna HP pun sudah sangat merata, mulai orang dewasa, orang tua bahkan anak SD pun sudah mahir memakai HP. HP nya pun jauh keren dari HP saya yang sering hang. HP yang semakin canggih dengan aneka fiturnya memang semakin memudahkan hidup manusia. Memang seperti itulah visi teknologi. Lantas apakah semua HP diharamkan ? sok atuh…
ioa satu lagi, efek negatif teknologi adalah adiktif atau membuat candu, ketagihan. Kita jadi tak bisa apa-apa tanpa teknologi hari ini. Kita sangat bergantung padanya.

TV, orang mengatakan kotak ajaib ini adalah penemuan paling hebat abad ini. Lewat tivi kita bisa melihat dunia tanpa harus keluar biaya banyak. Dengannya kita pun bisa belajar banyak hal. TV mengalami revolusi fungsi dalam beberapa tahun terakhir. Bukan lagi sekedar sarana hiburan melainkan juga sarana pendidikan. Tapi TV juga gudangnya hal negatif. Tayangan mistis, gosip selebriti, kuis, SMS nasib dll. Lantas apakah dengan itu TV diharamkan. Lalu kita anti dan alergi dengan TV? Saya yakin itu bukan sikap yang dewasa. Begitu pula dengan koran, majalah, tabloid.

Internet menjadi penemuan mutakhir setelah TV. Dengan internet kita bisa tahu segalanya. Kita bisa mendapatkan segalanya. Ilmu, teman, bisnis dan uang. Tapi internet pun bisa berbahaya. Indonesia adalah juara 3 pengakses internet kategori pornografi. Gila kan ? Kalau begitu internet haram juga donk ? berarti email haram juga ? sok atuh…jika mengharamkan internet kita kehilangan peluang berdakwah di dunia maya, we’ll lost billion people.

Sekali lagi saya katakan, FB dan segala hal karya manusia hanyalah alat yang netral. Just a tool. Pisau bisa berguna jika dipakai sang istri untuk memotong sayuran, menguliti mangga dan keperluan dapur lainnya. Namun pisau juga bisa berbahaya bila digunakan untuk menusuk, menikam orang. Lantas apakah dengan itu pisau diharamkan, tidak boleh dijual di pasar ? ibu - ibu mengiris tomat, wortel pakai apa ? pakai bambu, wa kaya jaman purbakala donk.

Saya melihat alasan–alasan bahwa FB membuat kita mengabaikan anak, tak bisa meninggalkan komputer, acuh dengan sekitar, membuat kurus karena lupa makan bahkan justru menggemukan karena sambil ngemil, anak-anak juga ber-FB dan wakil rakyat yang ber-FB saat kerja, itu semua terlalu berlebihan. Tapi kalau yang terakhir saya sangat setuju. Alasan-alasan diatas terlalu sederhana untuk mengharamkan FB. Bahkan internet, TV, radio, koran, majalah, tabloid dan segala hal karya manusia juga memiliki alasan yang lebih banyak dan lebih kompleks untuk bisa diharamkan. Semua itu sangat amat bisa disalahgunakan untuk hal yang negatif. Sangat tergantung pada manusianya. Penjahat akan menyalahgunakan untuk kejahatan. Begitu pula orang baik nan sholeh juga akan memanfaatkan semaunya untuk kebaikan dan perbaikan. Pemerintah via KPI juga bertanggung jawab dan wajib mengontrol, membuat peraturan yang bagus agar FB dan semua media massa lainnya digunakan untuk kebaikan, tidak disalah gunakan.

Senapan dilawan dengan senapan, bom dibalas dengan bom, begitu kita-kita analogi dakwah kita. Harus sepadan, setara. Panglima yang duelnya dengan panglima. Kala musuh-musuh islam menyerang dengan teknologi, para da’i pun harus menggunakan sarana yang sama agar seimbang dan peluang menang ada. Kita bisa conter attack pemikiran liberal, jahili dan paham barat dengan buku islam, TV islam, situs islam dan ‘FB’ islam (Muxlim).

Mengutip Ust. DR Irwan Prayitno bahwa dakwah yang baik adalah yang bisa menyesuaikan dengan kondisi zamannya. Saat ini zaman modern, era teknologi canggih maka para pejuang kebenaran, para tentara Alloh juga harus bisa beradaptasi dengan zaman untuk bisa memanfaatkan sarana yang ada untuk berdakwah yang akan sangat bisa efektif dan efisien.

Akhirnya, saya ingin kita semua berfikir global (syumuliyah) bukan lokal (juz’iyah). Insya Alloh dengan itu kita terhindar dari jebakan paradigma ekstrimitas dan sikap berlebihan. Terlalu mudah menuduh, terlalu mudah memfatwakan, terlalu mudah mengharamkan. Dan saya yakin masih banyak hal positif dan baik yang bisa kita gali dari FB, internet, TV dan segala alat komunikasi saat ini. Justru dengan menggunakan semua itu untuk sarana kebaikan kita bisa memimimalisir kenegatifannya. Wallohu a’lam.

+an :
Saya pernah berdiskusi dengan adik-adik Mentoring Agama Islam (MAI) SMKN 1 Purwokerto selepas muter-muter di Superbook Fair akhir April kemarin. Sengaja saya ajak mereka keluar sekolah supaya cakrawala berpikirnya meluas. Saya minta mereka membaca satu buku secara sekilas, syukur-syukur bisa beberapa bab karena banyak juga buku yang tidak disegel.
“Hukum rokok sih gimana Mas? tanya Ian
“Para ulama berbeda dalam hal ini. Ada yang membolehkan (mubah), memakruhkan. Makruh itu sangat dianjurkan untuk tidak dilakukan. Sampai mengharamkan. Sekarang kita mau ikut ulama mana ? sementara fakta bahwa rokok mengandung banyak racun dan zat berbahaya bagi tubuh tidak bisa dibantah lagi. Kalau saya sepakat dengan fatwa haram rokok.” Jawab saya lengkap.
Saya kira mementukan status rokok bisa bertahap sebagaimana Alloh Swt menentukan hukum khamr karena sudah menulang daging dalam masyarakat.

Hari ini kita mau ikut opini yang mana untuk kasus FB ? yang mengharamkan, boleh asal kita bisa konsekuen dengan segala efeknya sebab mengharamkan FB juga mengharamkan semua yang bersumber dari internet. Inilah efek domino. Artimya tidak fair bila menghukumi haram satu hal padahal masih banyak hal yang serupa dengan ‘kadar haram’ yang lebih tinggi justru dibiarkan saja. Saya malah ragu-ragu dengan pihak yang dengan mudahnya mengharamkan, membid’ahkan, apakah akan konsekuen sebab justru akan menyulitkan diri sendiri.

1 Juni 2009,
Bhayu Subrata

Tidak ada komentar: