Minggu, 21 Juni 2009



Tasyakuran One Day One Juz
-Sang Bayu-

Program One Day One Juz mulai bergeliat hebat. Siang itu, Senin 15 Juni 2009 saya diundang seorang binaan Mentoring Agama Islam (MAI) SMKN 1 Purwokerto. Saya sempat kaget saya diundang ke rumah Adhika di Sokaraja, kawasan sentra getuk goreng salah satu makan khas kota Purwokerto.
“Syukuran khataman One Day One Juz Mas, bisa datang kan Mas” jelasnya saat telpon malam itu dua hari yang lalu. Senyum manisku menembus langit kelam.

Ku putuskan untuk tidak shaum sunnah Senin-Kamis. Harusnya sih jadwalnya puasa, maklum mau nikah jadi ibadah harus tambah rajin, i’dad ruhy atau persiapan ruhiyah, iman dan taqwa. Sabtu kemarin sudah QL di mabit bareng temen-temen.
“Siang ini pasti makan-makan, wah nda enak nek puasa, ngga menghormati tuan rumah, shahibul hajat” batin ku.

Pukul.13.30 WIB saya baru sampai. Saya minta maaf terlambat. Alhamdulillah kelima temen Adhika yang tergabung dalam MAI D’ Yusuf sudah duduk santai sambil melahap snack. Saya pun disambut hangat oleh Pak.Bowo, ayah Adhika dan ibunya. Saya duduk. Tak lama kemudian seorang tua yang disebut guru ngajinya Adhika datang. Pak.Mahmud mulai bertaushiyah setelah Pak.Bowo yang kerja di MTs membuka acara.
“Anda semua seperti sedang berputar mengitari sebuah supermarket. Anda hanya lihat luarnya saja yang indah. Anda pasti ingin masuk dan mengetahui apa saja di dalamnya” Nah Mas Bhayu ini lah yang akan mengajak Anda semua ke dalam supermarket. Mas Bhayu lah yang akan mengajak mendalami Al-Qur an”
Ilustrasinya boleh juga. Ini salah satu kelebihan ulama NU, pandai dalam beretorika, beranalogi. Berprinsip ala Rasulullah Saw, bicaralah dalam bahasa kaummu, sesuaikan dengan audiens, ma’du. Saya harus banyak belajar dari beliau.

Betul sekali, saya memang akan mengajak mereka masuk, mendalami Al-Qur an dengan LMQ NURy YC. Atau saya punya cara sendiri, asli ide sendiri. Selain One Day One Juz saya juga mengupas 1 ayat per hari dari juz yang saya baca. Dengan itu saya bisa mentafakuri dan mendalami ayat demi ayat Al-Qur an.

Sebelumnya Pak.Bowo menyampaikan rasa senang atas prestasi anaknya. Kata beliau kalau yang menyuruh orang tua si anak tak jarang mengabaikannya. Tapi jika orang lain malah bisa. Ya, seringkali orang tua hanya menyuruh dengan kata-kata tanpa perbuatan. Ada kaidah bagus dalam dunia dakwah, lisanul haal afshohu min lisaanil maqal. Berkata dengan perbuatan, tindakan nyata, perilaku, kebiasaan lebih ampuh, lebih berdaya daripada berkata-kata saja. Ini yang perlu diperhatikan oleh semua orang tua dan calon orang tua.

Keteladanan, itulah kuncinya. Rasulullah Saw selalu mengedepankan aspek keteladanan, pelopor dalam beramal. Saat beliau memerintahkan satu amalan maka pastilah beliau sudah menjalankannya terlebih dahulu. Begitu pula dengan larangan, beliaulah yang pertama kali meninggalkannya. Ing ngarso sung tulodho, ing madya mbangun karso, tut wuri handayani, begitu kata pujangga, eh punggawa pendidikan Ki Hajar Dewantara. Kata pendiri perguruan Taman Siswa ini 3 sifat penting seseorang dalam kepemimpinan dan perubahan: tulodho, contoh/pelopor. Setiap individu muslim adalah pemimpin maka jadilah teladan dalam segalanya. Karso, motivasi/ ajakan,seruan. Membangun kemauan. Yang ketiga lupa-lupa inget…apa ya ? Cuma inget kuncinya he he he

Tidak ada komentar: