Pemimpin alternatif 2009 ? harus itu !
Bhayu Subrata
Kemenangan senator muda Barack Obama atas politisi gaek Mc Cain pada Pilpres Amerika Serikat 4 November 2008 ini menjadi sejarah baru di dunia. Bukan hanya karena Obama adalah presiden pertama dari kulit hitam, melainkan pula karena bapak dua putri ini masih berusia muda. Berbekal visi besar yang dikemas dalam slogan ‘Change, we believe it’, program-program baru, tim sukses yang handal dan aksi kampanye yang simpatik, suami pengacara Michele Obama ini berhasil mengantongi lebih dari separuh suara warga negara Amerika. Kemenangan Obama tersebut telah menginspirasi dan membangkitkan semangat akan lahirnya kepemimpinan muda di belahan bumi yang lain. Ya, Obamanomena tengah melanda dan mewabah di dunia, tak terkecuali di negeri seribu pulau bernama
Ya, bangsa ini akan segera menggelar kembali event nasional
Pemilu 9 April 2009 semakin dekat, nama-nama capres dan cawapres sudah berseliweran di media masa dan menjadi topik perbincangan masyarakat. Wacana presiden ‘balita’ atau di bawah
Isu pemimpin muda semakin menguat dengan adanya momentum 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda tahun 2008 ini. Kedua peristiwa sejarah tersebut sama-sama dilatar belakangi oleh kondisi buruk bangsa kala itu dan kepeloporan kaum muda. Seolah-olah mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda bergegas berbenah. Uniknya, pilkada yang sudah berlalu -yang merupakan awal dari perhelatan akbar 2009 dan ajang pembelajaran kedewasaan berdemokrasi-, telah melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang berusia relatif muda yang memberi harapan baru bagi masyarakat, misal Pilwakot Depok dan Pilgub Jawa Barat. Ternyata isu kepemimpinan muda sudah mendapat respon positif dari masyarakat di daerah. Lagi-lagi bak mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda 2009 semakin cepat berbenah.
Bangsa ini perlu banyak belajar dari proses demokrasi di AS yang melahirkan presiden muda berusia 47 tahun bernama Barack Hussein Obama. Kondisi negara terutama perekonomian yang semakin mengkhawatirkan, kemerosotan moral generasi muda, dan banyaknya kebijakan pemerintah AS terutama kebijakan luar negeri yang tidak sesuai dengan aspirasi warganya menjadi titik tolak akan adanya perubahan yang signifikan. Maka saat Obama menawarkan program dan kebijakan baru -yang merupakan antitesa dari kebijakan pemerintahan Goerge W Bush selama ini- mendapat sambutan yang amat luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa rakyat AS menginginkan perubahan yang segera dan nyata. ‘Change, we need it’, itulah mainstream kampanye Obama. Yang menarik dari pidato perdana presiden AS ke-44 ini adalah ungkapan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan semua rakyat AS dan ajakan kepada para rivalnya terutama Mc Cain untuk bekerja sama dalam pemerintahan yang baru. Sebuah konsep memadukan semangat generasi muda dan kearifan generasi tua coba diterapkan oleh Obama.
Saat ini bangsa ini membutuhkan pemimpin alternatif yang menjadi harapan baru
Purwokerto Kota Satria
7 November 2008
tulisan ini sebenarnya mau dikirim ke SINDO tapi ternyata paling lambat 7 November. Tapi ga pa pa ga ada ruginya, sing penting wis nulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar