Rabu, 19 November 2008

Menjadi Humas yang handal

Menjadi Humas yang handal ©
Bhayu Subrata b

Humas & PR
Humas atau hubungan masyarakat biasanya disamakan dengan Public Relations (PR). Padahal keduanya berbeda. Secara bahasa, Humas adalah bagaimana kita berhubungan, berinteraksi, bergaul, berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat. Bagaimana (how) di sini berarti melakukan dengan cara tertentu, dengan media (instumen/ alat) tertentu pula. Sedangkan PR adalah bagaimana kita membangun jaringan (network) dengan publik. Publik disini berarti pihak-pihak tertentu yang penting dan positif (baca : menguntungkan) baik internal maupun eksternal organisasi dimana kita punya kepentingan dengan mereka. Misal, publik-nya ROHIS adalah Kepsek, Kesiswaan, Pembina Rohis, OSIS dan pihak-pihak eksternal yang dianggap penting oleh ROHIS dan menguntungkan organisasi, alumni ROHIS, misalnya. Publik biasanya para pemegang kebijakan. Bisa jadi masyarakat adalah bagian dari publik. Humas itu memang kerja eksternal bukan jadi kurir yang membagi undangan, nyebar liflet dll. Humas bisa jadi kurir tapi bagi publik. So Humas / PR harus ‘dekat’ dengan masyarakat / publiknya. Pilih mana, Humas atau PR ?

Kerja Humas / PR
Jadi Humas/ PR adalah bagian penting organisasi yang bertanggung jawab pada tiga hal penting :
Pertama, pembangunan dan penjagaan hubungan, interaksi, komunikasi, relasi, jaringan (network) yang baik dan berkelanjutan dengan pihak internal dan eksternal yang dianggap penting dan berdampak positif terhadap organisasi. Humas / PR harus segera memetakan siapa publiknya, kemudian membuka komunikasi, bisa dengan silaturahim, kunjungan dll.. Terus, membangun interaksi secara kontinyu dan menjaga jaringan, bisa silaturahim pada moment tertentu, misal, HUT PGRI, pas beliau ultah, HUT sekolah, dll. Untuk yang satu ini Humas biasanya duet dengan Ketua Umum.
Kedua, pencitraan positif dan branding organisasi. Humas juga bertugas men-create image yang dirancang dan bisa diterapkan oleh pengurus, anggota dan kelembagaan, misal ROHISnya UI, SALAM punya motto BERSAHABAT. Humas juga bertugas mempopulerkan ROHIS dengan branding / logo / simbol. ROHIS juga perlu dikenal dan terkenal.
Ketiga, penyebarluasan informasi kegiatan & rekayasa isu / opini. Informasi adanya ROHIS dan kegiatannya harus diketahui oleh publik. Baiknya ROHIS punya media khusus untuk pemberitaan, informasi, dan propaganda / rekayasa isu, misalnya mading dan bulletin.

Ketiganya memang kerja besar dan berat tapi ROHIS adalah wujud nyata dari amal jama’i (kerja sama yang tersistem). Humas adalah penanggung jawab, konseptor, think tank saja sedangkan pelaksananya adalah semua pengurus, dan anggota ROHIS. Selain sibuk dengan pihak internal, Humas juga perlu membangun link / net dengan ROHIS SMA / SMK, MA lain. Syukur-syukur ada jaringan ROHIS.

Alat Humas / PR
Humas / PR dapat menggunakan media/ alat yang beraneka macam mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Mulai stiker, selebaran, gantungan kunci, pembatas buku sampai poster, mading/ mabok, bulletin, tabloid, majalah, koran, SMS, MMS, dan web / blog. Wallohu ‘alam


© Bahan diskusi Up Grading dan Training Organisasi ROHIS SMA N 2 Purwokerto lokus Humas - Usda, 1-2 November / 2-3 Dzul qo’dah 2008 di SMA N 2 Purwokerto
b Ketua Divisi Humas & Media Remaja Islam Masjid Agung Baitussalam (RIMBAS) Kab.Banyumas, Staf Dept. Jaringan & Media JPRMI Daerah Banyumas, Program Director BAS 107,8 FM, Staff Bag.Pengembangan Unit & Marketting JARIMATIKA Cabang Banyumas, Kepala Bagian Pembinaan NURy Youth Centre.
HP. 081 327 64 64 81. Email: pakbhayu@yahoo.co.id/ weblog : bayubarata.blogspot.com.

My Time , My Life

My Time , My Life*
Bhayu Subrata, S.Sos ^_^

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS.A-‘Ashr [103]: 1-3


Sang waktu…
Imam Syafi’i mengomentari surah diatas dengan singkat “seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya..”. Surah Al-‘Ashr berisi intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Dalam beberapa surah lagi Alloh Swt juga bersumpah dengan waktu, tengok saja Adh-Dhuha, Al-Falaq, dan Al-Lail. Begitu pentingnya waktu sehingga kita harus memberikan perhatian serius kepadanya.
Orang Barat menganggap waktu setara dengan uang, wajar karena mereka materalialistis. Berbeda dengan kita, kaum muslimin berpandangan bahwa waktu adalah kehidupan (Al-Waqtu Al-Hayatun) atau bisa juga waktu adalah amal sholeh (Al-Waqtu Al-‘Amal). Sang waktu memiliki tiga dimensi ; masa lalu (past), masa kini (present) dan masa depan (future). Masa lalu adalah sejarah, tidak mungkin berubah dan tak ’kan kembali. Ia jauh dibelakang kita.. Masa depan adalah misteri. Kita tidak tahu pasti masa depan kita. Kita hanya bisa berencana, memprediksi, dan merancang. Masa kini adalah prestasi. Waktu dalam pandangan Rasulullah Muhammad Saw dirumuskan dalam lima hal utama ; hidup-mati, muda –tua, kaya - miskin, sempat - sempit, sehat – sakit.

Manajemen waktu
Salah satu sifat muslim yang baik adalah haritsun ‘alaa waqtihi, punya manajemen waktu yang baik. Yang bisa kita atur, kita menej adalah masa kini dan masa depan. Masa depan kita menej dengan life planning (perencanaan hidup). life planning ini lebih umum/global, visioner. Masa kini bisa kita atur dengan manajemen waktu harian, pekanan, bulanan, tahunan. Life planning ini lebih umum/global, visioner (cita-cita). Kita ingat pesan dari Aa’ Gym bahwa kita semua diberi modal yang sama oleh Alloh Swt, yang paling rugi adalah yang tidak memanfaatkan modal tersebut dengan baik.
“Setiap orang punya waktu yang sama 24 jam, orang sukses, orang bangkrut, ulama atau penjahat sama ,24 jam. Ada yang dalam waktu 24 jam bisa mengurus negara, ngurus perusahaan dll, namun ada juga 24 jam ngurus, ngatur diri sendiri saja tidak bisa…”

Rasulullah Saw juga sudah berwasiat kepada kita bahwa orang yang celaka adalah yang hari ini lebih buruk daripada kemarin. Orang yang rugi adalah yang hari ini sama dengan kemarin. Sehingga satu-satunya pilihan kita adalah menjadi orang yang beruntung, yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Sehingga selalu ada perbaikan dan peningkatan kualitas pribadi dan hidup. Beberapa ulama besar sangat pandai membagi, mengatur waktu ada yang membagi 24 jam ke dalam 3 aktivitas besar; 8 jam beribadah/berdakwah, 8 jam bekerja, 8 jam istirahat. Atau para shahabat dulu punya prinsip fursaanu finnahar wa ruhbanu fillail, seperti prajurit di siang hari, bak rahib dimalam hari. Mereka membagi waktu siang untuk bekerja, berdakwah, beraktivitas keduniawian. Malamnya mereka habiskan untuk beribadah, mendekat pada Alloh Swt.

Ulama dunia dan tokoh pergerakan islam abad 20, Hasan Al-Banna mengatakan bahwa kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Nah, bagaimana menggunakan, memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu yang ada sehingga produktif dan bernilai pahala. Kita bisa memulai dari aktivitas harian. Sebagai seorang muslim kita punya kewajiban untuk beribadah, bekerja, belajar, kuliah dll. Kita pun harus adil, berimbang. Sederhana saja, perhatikan waktu sholat kita… hidup kita sehari-semalam sebenarnya sudah diatur, sudah ada pedoman berdasarkan pada waktu sholat fardhu kita. Ditambah dengan amal-amal sunnah seperti sholat dhuha, tahajud, fajar dll. Klop sudah. Misal, kita punya target tadarus 1 juz sehari, pake saja rumus 2 x 5. Kita baca 2 lembar setiap ba’da sholat fardu, insya Alloh 1 juz sehari sangat mudah. Satu bulan khatam sekali Setahun khatam 12 kali. 3 tahun khatam 36 kali, hebat kan ? Kuncinya 2 A : Azzam & Alokasi. Kita bertekad meluangkan waktu min 10 - 15 menit saja.

Tips Penting
ü Maknai waktu sebagai kehidupan, menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyian hidup
ü Buat life planning yang realistis, buat juga langkah-langkah menuju ke sana
ü Buat kalender harian, pekanan, dan bulanan
ü Waspada dengan waktu luang, sebab jika tidak diisi dengan aktivitas kebaikan dan manfaat pasti akan terisi aktivitas keburukan dan sia-sia
ü Belajarlah dari orang-orang hebat dan sukses karena mereka pandai mengatur waktu


---------------------------------
* Tulisan untuk Kajian Sore UKKI Magistra Utama, Senin, 17 November 2008
^_^ Humas RIMBAS & Program Director radio BAS FM Masjid Agung Baitussalam Kab.Banyumas, Manajemen JARIMATIKA cabang Banyumas, mantan Ketua Umum UKKI Unsoed 2005/2006

Minggu, 09 November 2008

Pemimpin Alternatif, harus itu !

Pemimpin alternatif 2009 ? harus itu !

Bhayu Subrata

Kemenangan senator muda Barack Obama atas politisi gaek Mc Cain pada Pilpres Amerika Serikat 4 November 2008 ini menjadi sejarah baru di dunia. Bukan hanya karena Obama adalah presiden pertama dari kulit hitam, melainkan pula karena bapak dua putri ini masih berusia muda. Berbekal visi besar yang dikemas dalam slogan ‘Change, we believe it’, program-program baru, tim sukses yang handal dan aksi kampanye yang simpatik, suami pengacara Michele Obama ini berhasil mengantongi lebih dari separuh suara warga negara Amerika. Kemenangan Obama tersebut telah menginspirasi dan membangkitkan semangat akan lahirnya kepemimpinan muda di belahan bumi yang lain. Ya, Obamanomena tengah melanda dan mewabah di dunia, tak terkecuali di negeri seribu pulau bernama Indonesia.

Ya, bangsa ini akan segera menggelar kembali event nasional lima tahunan untuk memilih para wakil rakyat dan presiden-wakil presiden untuk masa bakti 2009 -2014. Pemilu tidak lebih dari sebuah mekanisme atau cara untuk menentukan putra-putri terbaik bangsa ini untuk memimpin bangsa, memperbaiki kondisi masyarakat dan mengawal perubahan besar menuju cita-cita mulia yang telah digoreskan pendiri bangsa ini 63 tahun silam. Sebelum pemilu 2009 pun proses penentuan para pemimpin di tingkat daerah sudah terjadi melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung dimana rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang layak menjadi bupati, walikota dan gubernur di wilayah masing – masing.

Pemilu 9 April 2009 semakin dekat, nama-nama capres dan cawapres sudah berseliweran di media masa dan menjadi topik perbincangan masyarakat. Wacana presiden ‘balita’ atau di bawah lima puluh tahun yang pernah dilontarkan Presiden PKS, Tifatul Sembiring beberapa waktu lalu menjadi isu paling panas dalam perjalanan menuju kursi R1. Ya, kepemimpinan muda adalah sebuah tawaran alternatif sekaligus dianggap sebagai solusi dari kondisi bangsa yang belum juga bangkit dari krisis multi dimensi selama sepuluh tahun ini. Tuntutan hadirnya wajah-wajah baru sebagai generasi baru yang tidak memiliki dosa sejarah dan bukan bagian dari masa lalu di pentas politik nasional mendapat reaksi keras dari politisi tua (baca : senior) yang kembali maju pada pilpres 2009 ini. Argumentasi fakta sejarah telah membuktikan bahwa kepemimpinan muda lebih mempunyai daya ubah yang besar (reformis), berani dan tegas dalam mengambil keputusan serta lebih menjanjikan adanya perbaikan dijawab dengan dalih belum punya pengalaman di dunia politik dan terlalu dini (prematur) bagi kepemimpinan nasional.

Isu pemimpin muda semakin menguat dengan adanya momentum 100 tahun Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda tahun 2008 ini. Kedua peristiwa sejarah tersebut sama-sama dilatar belakangi oleh kondisi buruk bangsa kala itu dan kepeloporan kaum muda. Seolah-olah mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda bergegas berbenah. Uniknya, pilkada yang sudah berlalu -yang merupakan awal dari perhelatan akbar 2009 dan ajang pembelajaran kedewasaan berdemokrasi-, telah melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang berusia relatif muda yang memberi harapan baru bagi masyarakat, misal Pilwakot Depok dan Pilgub Jawa Barat. Ternyata isu kepemimpinan muda sudah mendapat respon positif dari masyarakat di daerah. Lagi-lagi bak mendapat restu sejarah, para calon pemimpin muda 2009 semakin cepat berbenah.

Bangsa ini perlu banyak belajar dari proses demokrasi di AS yang melahirkan presiden muda berusia 47 tahun bernama Barack Hussein Obama. Kondisi negara terutama perekonomian yang semakin mengkhawatirkan, kemerosotan moral generasi muda, dan banyaknya kebijakan pemerintah AS terutama kebijakan luar negeri yang tidak sesuai dengan aspirasi warganya menjadi titik tolak akan adanya perubahan yang signifikan. Maka saat Obama menawarkan program dan kebijakan baru -yang merupakan antitesa dari kebijakan pemerintahan Goerge W Bush selama ini- mendapat sambutan yang amat luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa rakyat AS menginginkan perubahan yang segera dan nyata. ‘Change, we need it’, itulah mainstream kampanye Obama. Yang menarik dari pidato perdana presiden AS ke-44 ini adalah ungkapan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan semua rakyat AS dan ajakan kepada para rivalnya terutama Mc Cain untuk bekerja sama dalam pemerintahan yang baru. Sebuah konsep memadukan semangat generasi muda dan kearifan generasi tua coba diterapkan oleh Obama.

Saat ini bangsa ini membutuhkan pemimpin alternatif yang menjadi harapan baru Indonesia. Pemimpin alternatif itu bukanlah orang-orang kiriman dan warisan masa lalu. Ia juga bukan orang lama dengan dosa sejarah. Ia bukan pula produk sistem yang bobrok. Pemimpin alternatif itu adalah pemimpin yang bisa menawarkan ide-ide baru, gebrakan baru, program – program baru sebagai harapan baru untuk Indonesia baru. Pemimpin alternatif adalah pemimpin yang berkarakter visioner, cerdas, berani dan kuat. Indonesia membutuhkan segera pemimpin baru akan menjebol kebuntuan regenerasi kepemimpinan nasional selama ini. Pemimpin alternatif itu adalah generasi muda. Maka berilah kesempatan kepada generasi muda bangsa ini untuk berjuang, berkontribusi dan menata kembali bangunan Indonesia untuk kebaikan seluruh warga negaranya.

Purwokerto Kota Satria

7 November 2008

tulisan ini sebenarnya mau dikirim ke SINDO tapi ternyata paling lambat 7 November. Tapi ga pa pa ga ada ruginya, sing penting wis nulis

Selasa, 04 November 2008

ayo menulis

Fauzil Adhim: Penulis Laksana "Pejuang"

Penulis buku parenting terlaris, Mohammad Faudzil Adhim, berbagi ilmu. Menulis, menurutnya merupakan aktivitas pejuang. Isnyaallah, matinya tergolong syahid


Hidayatullah.com—Pernyataan ini disampaikan oleh penulis buku-buku parenting Mohammad Fauzil Adhim dalam acara Talk Show “menulis itu candu yang diprakarsai oleh Mushida, Surabaya.

Acara yang bertempat di Aula Rahman, Pesantren Hidayatullah Surabaya ini juga menghadirkan Shinta, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Surabaya. Para pesertnya mayoritas ibu-ibu dan sejumlah siswa SD dan SMP Putri Lukman Al-Hakim, khususnya yang mengikuti ekstra jurnalistik. Dalam kesempatan itu, dua penulis produktif ini membagikan kiat menjadi penulis yang 'merubah'.


Bagi pengarang buku “Ku Pinang Engkau dengan Hamdalah” ini, menulis merupakan aktivitas seorang pejuang, jadi, matinya pun insyaalah tergolong syahid. Oleh sebab itu, menurutnya, sangat menyayangkan para penulis yang berfikir pragmatis yang berorientasi pada royalti dan tepuk tangan orang semata. Padahal, lanjut dia, tulisan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dalam melakukan perubahan paradigma.


Penulis buku, “Membuat Anak Gila Membaca” ini mencontohkan tokoh Yahudi ternama, Theodore Herezle dengan buku The Old New Land yang terbukti telah menginspirasi ribuan warga Yahudi dalam membikin sebuah negara.

Agar tulisan kita dapat merubah, maka diperlukan visi atau tujuan menulis yang jelas, untuk apa saya menulis”, katanya. Jika menulis karena dorongan nurani yang gelisah akan realitas yang jauh dari idelaitas agama, maka tulisan itu akan memiliki 'power' yang dapat merubah.

Ia juga menyebut novel “Ayat-Ayat Cinta”, yang menurutnya hingga kini, pengaruhnya dapat dilihat di layar kaca. Artis memakai jilbab besar dengan dibalut cadar serta praktek berpoligami yang sudah bukan hal menakutkan lagi.

Sekedar bercerita, Fauzil Adhim mengaku mengawali debut menulisnya bukan dengan alat teknologi yang canggih, namun cukup dengan lembaran kertas. Oleh sebab itu, dia menyarankan para penulis agar jangan tergantung dengan alat, walau yang ada secarik kertas.

Hal fatal yang sering dilakukan penulis menurut ujar Fauzil adalah mengikuti permintaan custumer (pasar). Padahal, hal ini dapat mengakibatkan para penulis terjebak pada pragmatisme dan custumer needs yang sesaat.

Jika Anda ingin berhasil, maka tulislah hal yang terbaik dan jangan tanya apa maunya pasar, tapi beri tahu, ini penting untuk pasar,” katanya mengutip raja computer dunia, Bill Gate. [anshar/cha/www.hidayatullah.com]


Antara RUU APP, Syeikh Puji, dan Amrozi cs

Antara RUU APP, Syeikh Puji, dan Amrozi cs

Dua pekan terakhir ini Indonesia dihebohkan dengan tiga berita besar. Berita yang menyedot perhatian public, banyak orang, menghiasi hari-hari media massa cetak dan elektronik, menjadi buah bibir kehidupan sehari-hari. Pertama, RUU Anti Pornografi & Pornoaksi. Kedua, Pernikahan kontroversial milyader, syeikh Puji dengan bocah 12 tahun Luthfiana Ulfa. Ketiga, eksekusi mati trio bom Bali. Mari kita komentari satu-satu…

Pornografi dan pornoaksi di Indonesia sudah berada pada tingkat yang amat menyedihkan, amat akut. Banyaknya kasus pelecehan seksual, video mesum pelajar, maraknya tayangan dan film seksual, beredarnya VCD porno dan majalah khusus dewasa, aneka goyangan erotis, penemuan bayi atau mayat bayi di kali, kasus aborsi, hingga survey perilaku seks bebas di kalangan remaja, menjadi argumentasi yang kuat untuk mengegolkan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Tapi niat yang mulia untuk menyelamatkan generasi muda harus berhadapan dengan raksasa nafsu angkara yang bertopengkan seni dan HAM. RUU ini lama tergeletak di tanah tandus parlemen terkubur oleh agenda daerah bernama Pilkada, RUU Pilpres, lahirnya parpol yang berebut ikut Pemilu 2009.

Alhamdulillah, kita masih punya beberapa anggota dewan yang peduli terhadap masa depan bangsa ini, khususnya generasi muda. Mereka terus menjaga komitmen untuk mengegolkan RUU perbaikan moral bangsa yakni RUU APP. Mereka sadar gol tidaknya RUU ini tergantung dari respon masyarakat. RUU ini memang sarat dengan kontroversi, banyak yang mendukung, namun tak sedikit yang menolak keras. Masih segar di ingatan kita, aksi turun ke jalan para seniman, artis, beberapa tokoh bangsa ini dua atau tiga tahun silam. Mereka adalah pihak yang merasa terancam dengan kehadiran RUU ini. Dalih islamisasi, pelanggaran HAM, merusak kebhinekaan, membubarkan NKRI menjadi alasan. Diskusi dan debat public, surat pembaca dan aksi jutaan massa semakin menambah panas perjalanan panjang RUU APP. Bagi pihak yang pro RUU ini diundangkanya RUU APP menjadi kewajiban sebagai satu solusi perbaikan moranl bangsa. Mereka jenuh, tak kuasa lagi melihat erosi moral, khususnya anak bangsa ini. Bangsa ini tengah menuju jurang kehancuran.

Namun saya dan para pembaca mungkin sempat mendapat SMS yang isinya meminta dukungan dengan vote di situs internet, mengirim surat dukungan ke FPKS, FPPP, FPKB, dll. Itu di dalam parlemen, adu argument, lobbying, bahkan money politik bisa saja terjadi. Sementara itu diluar parlemen, dua kubu masyarakat terus ‘bertarung’, membuktikan kepada mata dunia siapa yang paling banyak dukungannya. Ruang sidang bertambah panas, FPDIP dan PDS terpaksa walkout saat pengesahan RUU tersebut. Itulah demokrasi dimana suara rakyat menjadi harga mati adanya sebuah kebijakan public. Siapa yang paling banyak dukungannya akan sah, legal meskipun itu sesuatu yang tidak baik. Alhamdulillah, RUU tersebut berhasil diundangkan dan telah diuji public di beberapa daerah. Tambahan dalam buku Prof. DR. HM. Amien Rais yang terbaru, agenda mendesak bangsa; selamatkan moral bangsa.


Pria berjenggot bersanding dengan seorang bocah 12 tahun menjadi headline sebuah media cetak nasional. Pernikahan kedua antara Syeikh Puji, pimpinan sebuah ponpes di Kab. Semarang dengan cewek ABG bernama Ulfa tiba-tiba menjadi topic yang amat mengasyikan. Dengan hujjah ittiba rasul –Rasulullah Saw menikahi ‘Aisyah di usia 9 atau 10 tahun- pengusaha kaligrafi alumunium ini mantap mengawini bocah yang lebih pantas jadi anaknya. Dalih akan menjadikan Ulfa sebagai GM salah satu perusahan besarnya membentur tembok besar UU ketenagakerjaan ; dilarang mempekerjaan orang dibawah umur atau anak-anak. UU perkawinan juga menegaskan calon perempuan minimal berusia 16 tahun. Ini pelanggaran terhadap UU. Tak tanggung-tanggung Komnas HAM pun gerah melihat fenomena aneh tersebut ; perampasan hak anak. Norma sosial pun berbicara lantang, milyader itu harus berurusan dengan hukum.

Melihat perilaku beliau di televisi, gayanya yang ceplas-ceplos, tertawa terbahak-bahak, bercanda berlebihan, kata-kata yang terkesan keras, gaya hidup yang glamor. Oia, Syeikh Puji ini pernah membagikan sedekah langsung tunai (SLT) sebesar 1,3 M, koleksi mobil mewah macam BMW, Mercedes duduk manis di rumahnya, kebiasaan menyimpan uang di gudang. Keraguan melintas, apa benar pria berjubah putih ini adalah seorang ulama, seorang syeikh yang banyak limunya. Seorang ulama apalagi syeikh adalah orang yang paling bertaqwa, paling tawadhu, arif - bijaksana, zuhud, sederhana dll. Islam tidak melarang ummatnya menjadi kaya. Fakta sejarah tegas sekali bahwa sebagian besar para shahabat adalah orang-orang yang kaya raya, Abdurrahman bin Auf adalah seorang saudagar, Abu Bakar r.a tetap berniaga sesaat setelah dilantik sebagai khalifah, Utsman bin Affan juga pedagang yang sukses, beliau pernah memborong dua sumur sebagai fasilitas perang. Bahkan Rasulullah Saw juga entrepreneur, bisnisman yang amat sukses. Lihat, maharnya saja saat menikahi Khadijah sebanyak 20 ekor unta muda, setara dengan 20 BMW zaman sekarang. Namun di akhr hayat, beliau tidak meninggalkan warisan harta, bahkan mensedekahkan beberapa keping dirham yang tersimpan dibawah bantalnya. Subhanallah…

Akhirnya perisai hukum disiapkan, namun pengusaha ekspor ini tetep bersikeras tidak akan menceraikan Ulfa. Yang mengagetkan lagi, konon dalam waktu dekat pria 43 tahun ini akan mengawini dua bocah bau kencur 7 dan 8 tahun. Ada apa ini ? dalih ini adalah keputusan Tuhan, jadi harus lewat istikharah panjang, katanya di sebuah media massa. Dalih, Nabi Muhammad Saw juga pernah menikahi gadis belia, jadi ada landasan agamanya, selalu dijadikan tameng. Kenekatannya untuk melawan hukum positif, mengindahkan fatwa para alim ulama menimbulkan tanda tanya besar. Kecurigaan pun menguat, jangan-jangan syeikh ini punya lelaku / amal khusus dengan syarat tertentu terkait dengan kehidupannya saat ini.

Saya sempat baca sebuah buku saku, buku teenlit yang berisi hal-hal yang boleh dilakukan Rasulullah Saw dan bisa kita tiru, dan yang ‘tidak boleh’ kita contoh. Sub tittle di cover buku kecil tersebut tertulis’ ‘Apa yang boleh bagi Rasul belum tentu boleh bagi kita’ Apa yang haram bagi Rasul belum tentu haram bagi kita”. Menerima zakat adalah hal yang tidak boleh dllakukan Rasul, tapi kita, ummat beliau boleh. Bersiwak adalah wajib bagi diri Rasul, tapi sunnah bagi kita. Ustadz muda asal UMP, Asep Daud Kosasih, M.Pd pernah mengatakan dalam mabit Maulid Nabi di Masjid At-Taqwa setahun silam bahwa ada hal khusus yang itu hanya berlaku pada Rasulullah Saw saja.

“Berpoligami dengan 9 istri, hanya untuk Rasul saja. Kita cukup 4 saja” ujar dosen UMP ini disambut gerrr… peserta yang didominasi ikhwan.

Nah, menurut saya hemat saya –gayane… kaya pengamat politik saja-, menikahi gadis belia juga hanya berlaku pada Nabi Saw saja. Dalam sirah Nabawiyah difirmankan bahwa keputusan Nabi Saw menikah dengan ‘Aisyah binti Abu Bakar r.a adalah keputusan Alloh Saw, Rasul wajib taat, wallohu a’lam. Adapun efek dari pernikahan beliau terhadap ummat ini itulah kehendak Tuhan. Bahwa kemudian Ummul Mu’mimin ‘Aisyah r.a lah yang paling banyak meriwayatkan hadits, yang notabene menjaga orisinalitas pendukung wahyu dalam kecerdasan beliau, menjadi figur politisi wanita, dsb, semua itu adalah skenario Alloh Swt. Semuanya sudah amat jelas, muhasabahlah dan bertaubatlah Syeikh !


Cilacap mendadak menjadi kota yang paling terkenal diseluruh jagad raya dunia. Semua mata, telinga tertuju pada daerah kecil di kawasan Jawa Tengah selatan ini. Di salah satu pulau bernama Nusakambangan lah trio terpidana mati kasus bom Bali I dikurung. Berita eksekusi mati awal November ini menjadi berita paling ditunggu oleh dunia terutama para keluarga korban bom Bali 12 Oktober 2002 di Austria, Inggris, Belanda, Australia, Denmark dll. Ya, bom Bali adalah tragedi kemanusiaan level dunia. Saat ini dunia menunggu ketegasan hukum di Indonesia untuk segera mengakhiri hidup ketiga warga negaranya. Bukan tidak mungkin ada campur tangan pihak asing dalam kasus ini. Penjagaan yang amat ketat menandakan begitu berbahayanya tiga teroris dunia tersebut. Kekhawatiran akan adanya serangan balik atau pembalasan sesaat ditembaknya otak peledakan bar di Bali ini membuat pihak keamaman menurukan semua kekuatannya. Razia kendaraan umum dilakukan di beberapa jalur, penjagaan pulau yang berjasa melindungi kota Cilacap dari little tsunami 2006 lalu ini juga amat ketat. Tidak ada yang bisa masuk keluar LP Batu kecuali orang tertentu saja. Wartawan pun hanya melongo dan menerka-nerka atas jawaban ‘no commet, ngga’ tau’, para pejabat.

Tidak ada tanda-tanda penyesalan di wajah Ali Ghufron, Amrozi dan Imam Samudra menjelang tembakan maut. Keluarga mereka di Jombang Jatim dan Banten juga tampak tenang dan pasrah terhadap keputusan hukum. Kemarin mereka gagal bertemu anak-anak mereka gara-gara tidak ada surat ijin dari Kejagung. Bahkan mereka sempat meminta disegerakan dihukum mati karena kata mereka bidadari surga sudah menanti. Permintaan hukuman pancung urung dilakukan karena tidak ada aturannya atau hukum positif Indonesia tidak mengenal hukum seperti itu. Hukum pancung, hudud (rajam) adalah syariat islam yang hanya bisa dilakukan oleh institusi bernama khilafah, kata Abdul Kahar Muzakkar, ketua Komite Persiapan Penerapan Syariat Islam (KPPSI) di forum diskusi nasional 3 tahun silam. Sampai tulisan ini diturunkan, belum ada kepastian kapan dan dimana trio teroris ini akan ditembak mati. Bahkan terancam kembali molor. Semua pejabat bungkam. Tidak ada yang berani menjawab. Rahasia besar akankah terungkap ?

Apa pun alasannya kita semua sepakat hukuman mati harus diberikan kepada trio teroris ini. Ketiganya bukanlah mujahid dan pejuang agama. Bukan sama sekali ! Mereka adalah pemuda-pemuda lugu yang dimanfaatkan oleh pihak yang membenci Islam dan ingin menghancurkannya. Mereka adalah pemuda-pemuda bodoh dengan pemahaman agama yang dangkal sehingga mudah dipengaruhi dan disetir. Mereka adalah pembunuh bayaran. Indonesia bukan daarul harb ! bukan Negara perang. Hukum qishahsh wajib ditegakkan, mata dibalas mata, telinga dengan telinga, nyawa dengan nyawa. Disinilah pentingnya hukum agama yakni untuk melindungi nyawa, darah seseorang.

Tugas mendesak pemerintah adalah membongkar jaringan teroris amatir yang mengatas namakan Islam dan jihad macam Noordin M Top dkk. Untuk para ulama, kembalilah ke barak, urusin ummat, didik masyarakat, para ulama ga usah masuk ke ranah politik praktis. Saya bukan orang sekular. Ini bukan memisahkan tapi mendudukan, memposisikan ulama pada tepat yang tepat. Kita jangan terjebak pada paham sekular yang memisahkan agama dan negara, mengharamkan nilai agama masuk ke wilayah politik. Kasus Ahmadiyah, Lia Eden dll sedikit banyak adalah akibat kelalaian ulama dalam mendidik ummat. Ingat, tugas utama ulama adalah mentarbiyah ummat, menjaga akidah mereka, ibadah mereka. Negara juga menjaga dan mengatur ummat dalam ranah hukum, konstutisi, dan kemaslahatan bersama.

Ketegasan hukum Indonesia dalam kasus ini akan semakin menambah wibawa Indonesia di mata dunia. Bahwa NKRI sangat menjunjung tinggi hukum dan keadilan. Terima kasih.



Purwokerto Kota Satria , 4 November 2008


Senin, 03 November 2008

Dunia Para Malaikat - By ITHA

Dunia Para Malaikat

Sinar terang itu muncul,tersembunyi di antara rimbunan gelap.

Seorang pengemis tua berjalan menyusuri jalan dengan langkah gontai. Jalan yang tampak lengang sesak dibumbui oleh dedaunan yang berguguran di terpa angin.Gerimis itu mulai menjelma menjadi hujan,yang lambat laun mulai deras. Pak tua tak lagi mampu mempercepat langkahnya untuk berteduh di antara sunyinya malam itu.Angin terdengar berisik saat membahasakan beritanya.

Baginya,jalan yang ia jelajahi seakan tak berujung. Sementara rintihan sang hujan telah setia membasahi sekujur tubuh kurusnya.Angin malam terus berteriak seolah tak bersahabat.Membuat daun - daun yang berjatuhan semakin tak teratur.Badannya mulai menggigil dan bibirnya pun membiru.Sesaat matanya menangkap setitik cahaya yang berada jauh di ujung jalan.Legalah ia karena malam tak lagi akan merubungi untuk sementara waktu.Ia telah menemukan tujuan untuk menjadi persinggahannya sementara.

Cahaya yang ia lihat semakin membesar.Itu merupakan suatu pertanda bahwa jarak antara dia dengan si sumber cahaya tidak seberapa jauh.Pak tua itu seperti mendapat kekuatan baru untuk mempercepat langkah.Ia berhenti sejenak mengambil nafas.Luka yang terdapat di kaki menjadi kendala untuk ia bergegas.Dengan usaha yang keras ia akhirnya bisa memfinishkan tujuannya yang pertama.Sesampainya disana,lampu itu ternyata menerangi dua jalan setapak yang bertolak belakang.Seakan memberikan pilihan untuk mengambil salah satu jalan untuk di tuju.Ia amati jalan tersebut.Kedua pilihan jalan itu agak membuat kelegaannya berkurang.Ia memutuskan untuk menunggu sebentar di balik cahaya lampu.Hingga hujan mulai enggan untuk turun lagi ke bumi untuk sementara waktu

Hujan berangsur-angsur reda.Kali ini dia sudah menentukan pilihannya setelah melewati pertimbangan yang cukup pelik.Hatinya mantap untuk menjelajahi jalan setapak yang terletak di sebelah kiri.Karena tempat itu terlihat cukup nyaman dan lebih indah.Setelah sampai di tengah perjalanan,ternyata pemandangan yang ada memang indah.Tepat seperti apa yang diduga.Rumah - rumah mewah berdiri berjajar,indah dengan tiang-tiang yang tinggi.Dikiri kanannya terdapat banyak tanaman serta kolam ikan.Pepohonan seperti memberi salam padanya dengan lambaian daunnya yang tertiup angin.Sejenak pak tua agak terpana.Mungkin hal itu sudah tidak biasa,namun baginya sangatlah jarang di temui di suatu daerah terpencil.

Lampu-lampu jalan yang aneka warna menyala saling bergantian.Selang beberapa lama ia berjalan,ada sekelompok orang yang tengah asyik bercengkerama.Tempat itu tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang.Pak tua agak bahagia karena ia bisa meminta sedekah berupa makanan kepada mereka yang sedang berpesta.Walaupun sedikit,paling tidak itu akan melonggarkan perutnya yang sudah sangat lapar.Ia terpaksa pergi dari emperan toko yang sudah ia anggap sebagai rumah.Karena beberapa pemuda berandal yang sedang mabuk menghajarnya dan menyuruhnya pergi.Bukan cuma itu,ia pun dihadiahkan hantaman-hantaman keras dan pukulan tongkat dari pemuda yang merasa kalau kehadiran pak tua itu mengganggu.

Ia mencoba memberanikan diri untuk mendekati salah satu pria yang memakai kemeja biru,sembari menjinjing jas hitam di tangan kiri. Pakaian yang mereka semua pakai tampak rapi dan indah.Jauh berbeda dengan kaos sobek yng menjadi kebanggannya itu."Permisi...,!!!"suaranya sopan.Pria yang di sapanya itu hanya melirikkan sebelah matanya tanpa merespon.Lantas membuang muka.Pak tua merasa segan dengan.Ia kembali berjalan.Sekarang ia mencoba menghampiri seorang wanita cantik bergaun hitam.Dari dandanannya yang agak mencolok,pak tua berani mengambil kesimpulan bahwa dia adalah nyonya besar.

Untuk yang kedua kalinya ia masih mendapatkan perlakuan yang sama sekali tak ia harapkan.Tak putus asa ia menghampiri orang yang ketiga , keempat,dan kelima.Namun hasilnya nihil.Dari sekian orang yang ia temui tak ada satu pun dari mereka yang mau memberinya sedikit makanan.Melayangkan pandangannya ke pak tua pun mereka enggan.Hatinya tersayat."Apakah kalian tak merasa iba sedikit pun terhadap keadaan saya?"Rintih hatinya.Nafasnya semakin sesak.Rasa lapar itu terus menyiksa tubuh reyotnya.Serasa ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk melangkahkan kaki untuk sejenak menjauh.Dengan serpihan sisa kekuatan yang ada,ia mengasingkan diri ke pojok salah satu rumah yang cukup hening.Tempat itu terasa sangat nyaman dari semua ketidaknyamanan hatinya.

Ia mencoba sabar untuk menunggu sampai pesta usai.Saat itu ia bisa memungut sisa-sisa makanan yang ada demi memanjakan sedikit perutnya.Maklum beberapa hari ia belum mengisinya dengan makanan,perutnya pun semakin perih.Setelah menunggu beberapa waktu lamanya event yang ia tunggu pun tiba.Satu persatu orang meninggalkan tempat itu.Ia merasakan setetes embun jatuh mengaliri sanubari sang jiwa.Tetapi satu yang tak ia habis fikir.Pesta tadi benar-benar merupakan ajang maksiat.Pria dan wanita bercampur baur tak terarah.Yang ia lihat kala itu sangatlah jauh dari cerminan manusia yang berakal dan berpendidikan.Pak tua beristighfar penuh penghayatan.Kini matanya nyalang menatap makanan yang tergeletak di tanah berumput hijau.Ia mulai menggeramakkan tangannya ke bawah meja.

Diambilnya roti yang tampak masih sangat lezat itu.Ia mengucap hamdallah atas rezeki yang Allah berikan padanya.Ia tak mau hidup sebagai hamba yang tak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.Pak tua malahap roti tersebut dengan penuh nikmat.Rona wajahnya memancarkan sinar bahagia.Namun ketenangannya tak berlangsung lama.Baru ia akan menggenapkan gigitannya,sebuah tangan kekar mencengkeram tangannya.Spontan ia ia tersentak dan kaget.Tubuhnya bergetar saat dua pasang mata buas menatap matanya tanpa ampun.

"Heh pak tua!!!Ngapain kamu ambil-ambil makanan disini.Dengar,tempat ini tak pantas untuk orang seperti kamu!!Hardiknya

Pak tua menangis sejadi-jadinya saat roti yang berada dalam genggamannya direbut oleh pria itu.Pria itu menginjak roti tersebut tanpa ampun.Rupanya ia lebih rela kalau roti itu terbuang percuma di tanah,ketimbang diberikan untuknya.Wajahya kini pucat pasi.Wanita yang berada di samping pria itu seolah membenarkan apa yang dikatakan teman kencannya itu.Mereka berdua pergi tanpa perasaan bersalah.Tinggallah paktua sendiri.Dengan perasaan yang kian perih tak terperi ia tinggalkan tempat itu.Tempat yang indah namun hakikatnya hancur.Tak ada keimanan yang tercermin pada setiap penduduknya.Ia merasa terdzalimi.Pak tua menengadahkan tangannya seraya berdoa penuh takzim.Ia yakin kalau Tuhannya Maha Adil dan Maha mengetahui atas apa yang mereka lakukan terhadapnya.

Malam sudah sangatlah larut.Sungguh di luar dugaannya ia akan bertemu orang yang lebih kejam dari pada hewan buas.Suatu tempat yang manusianya tamak,sombong,dan selalu mengumbar nafsu.Memang harta bisa membuat cuaca siang hari menjadi gelap.Begitu pula dengan mudahnya membuat orang yang berakal menjadi orang yang amatlah dungu.

Sudah separuh perjalanan ia lewati menuju tempat pertama kali ia muncul.Sebuah lampu yang memberikannya pilihan.Kali ini ia ingin mencoba ke daerah yang berada di sebelah kanannya.Ia berharap kejadian yang ia alami tidak terulang lagi di sana.Dengan ketidakberdayaan yang amat sangat,ia masih terus berjuang melintasi jalan yang pencahayaannya redup.Untuk menuju tujuannya kini,ia butuh tenaga ekstra.Ia harus terlebih dahulu melewati hutan yang agak rimbun.Benturan di kakinya semakin membuat lukanya bertambah parah.Ia harus menahan rasa sakit setiap kali ia paksakan dirinya untuk berjalan.Darahnya terus mengucur.Rasa lelah dan perih semakin menghujam tubuhnya.Samar-samar ia melihat sebuah tugu pembatas yang berdiri tegak beberapa meter dari tempatnya sekarang.Selangkah....,dua langkah....,tiga langkah....,BRUGG!!!Ia pun jatuh tak sadarkan diri.

---

Matanya tajam menerawang langit-langit kamar yang ia huni.Tempat yang tak ia kenal sebelumnya memberi ia suatu penafsiran baru.Pak tua berangsur-angsur siuman.Ia mendapati dirinya tengah berbaring di asur yang sama sekali jauh dari empuk.Kkinya yang terluka sudah terbalut dengan perban.Wajah pria yang ia tatap tersenyum ramah.Sangat berbeda dengan tatapan sadis yang ia terima dari daerah seberang.Pak tua mengangkat tubuhnya untuk berdiri.Tapi niat itu ia urungkan karena pria tadi mencegah."Bapak belum sembuh betul, lebih baik istirahatlah dulu sejenak di rumah sederhana ini."Pak tua tersenyum.Rumah itu sangat sederhana.Jauh berbeda dengan rumah mewah tadi.

Beberapa hari sudah ia diperbolehkan menginap di sana.Desa yang tak pernah ia kenal namun amatlah asri di hatinya.Disana ia dilayani seolah kerabat sendiri.Tak ada permusuhan antara satu dengan yang lain.Pak Danu/sang pemilik rumah orang yang dermawan.Ternyata setelah beberapa hari ia menetap di sana,ia semakin takjub.Tak hanya pak Danu seorang yang memiliki kemurahan hati.Rata- rata semua penduduk di sana mempunyai sifat yang sama.Mereka saling menguatkan antara satu dengan yang lain.Seakan mereka berpegang pada tali yang sangatlah kuat.Subhanallah....., Allah memberikan kesempatan padanya untuk menerima pelajaran berharga ini.Dua tempat yang sangat berbeda.Seperti jauh berbedanya warna putih dan warna hitam.Seandainya semua manusia yang ada memiliki hati semulia mereka,tentulah kedamaian tercipta di seluruh sudut dunia.Kebaikan hati mereka layaknya malaikat.Bahkan derajat mereka bisa jauh melampaui mlaikat.

Ia mulai membandingkan dengan tempat pertama yang ia jelajahi.Rumah-rumah disana indah namun tak ada yang mau memberikan secuil harta mereka pada orang yang tak berpunya seumpama dirinya.Mereka jauh di bawa hewa ternak.Mereka diberi akal namun tak di\gunakan untuk melihat tanda-tanda kkuasaan RabbNya.Rakus,Sombong,pengumbar nafsu,....semua lengakap pada diri mereka seperti paket komplit.Ia mulai berfikir.Cendrawasih pun kalau sombong hanya sifat itu saja yang jelek darinya.Karena teramat bangga dengan keindahan bulu-bulu yang ia miliki.Tetapi manusia bisa melampaui itu.Padahal mereka di karuniai anugrah yang agung berupa akal.Ia kembali teringat denan tafsir surat At-Tiin seaat secara tak sengaja singgah di dekat masjid.Imam tersebut memberikan penjalasan tentang isi pokok surat tersebut.

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya(neraka)"(At-tin 3-4).

Ia kini tampakmengerti akan sesuatu.Semua yang ia alami dapatv emberikannya dua pilihan hidup.Lebih tinggi derajatnya dari malaikat ataukah lebih rendah dar hewan ternak.Ia sudah menemui dua tempat yang mencerminkan dinamika kehidupan manusia.Yang satu Rabbani dan yang lainnya hewani.

Dua bulan setelah ia merasa lebih baik dan sudah memiliki cukup uang,ia putuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.Ia ingin memberitakan pada orang lain apa yang ia alami di kedua tempat tersebut.Tentunya ia tal mau berlama-lama menyusahakan penduduk yang sudah dngan tulus ikhlas menolongnya.Setelah pamit ia langsung bergegas pergi.Hutan yang harus ia lewat untuk kedua kalinya tak membuatnya takut.Semua tampak lebih mudah.Lampu yang sinarnya masih tetap terang itu masih setia menerangi jalan.Ia berhenti sejenak dibawah cahaya lampu untuk kali keduanya.Ia menolehkan kepalanya ke tempat yang ada di sebelah kirinya.Di tengadahkan tangannya sejajar dengan dada.

"Ya Allah Berilah balasan yang setimpal atas apa yang mereka perbuat padaku." Ia memalingkan wajah ke sebelah kanannya. Ia pun brdoa sama halnya dengan doa yagn ia panjatkan sebelumnya.Dengan hati berbinar-binar ia tinggalkan kedua tempat tersebut.Namun ia terhenyak.Ia lupa menanyakan dese apa kepada para penduduk tersebut.Setelah beberapa langkah ia menengok ke belakang.Dalam hati ia berkata "tempat kedua akan selalu ku ingat sebgai kota para malaikat.Dunia nya para malaikat.Dan ia berhrap suatu saat Allah mengizinkannya kebali kesana.

1 November 2008

Sebuah Fiksi

Karya Itha Heryana

SMKN 3 Purwokerto

SS Writting Forum

NURy Youth Centre