Sabtu, 18 Oktober 2008

Hari ini ‘Idul Fitri

Hari ini ‘Idul Fitri

Rabu ini adalah hari yang penuh dengan syukur. Alhamdulillah, Pemerintah RI lewat Menag menetapkannya sebagai 1 Syawwal 1429 H. Artinya hari ini adalah hari raya ‘Idul Fitri setelah sebulan berpuasa Ramadhan. Satu kebahagian bagi ummat islam yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. Kebahagian yang kedua adalah saat kita berjumpa dengan Alloh Swt Al-Khaliq kelak dengan amal-amal terbaik kita tentunya. Maka, wa’aiddu !

Hari ini kembali lagi ummat islam di seluruh dunia berkumpul di masjid-masjid, di alun-alun, di lapangan. Ummat yang ditakdirkan sebagai ummat terbaik ini menyuarakan tahmid, takbir, tasbih dan tahlil ke angkasa menembus langit hingga ‘Arsy. Allohu Akbar ! Sholat sunnah tahunan tersebut seakan menjadi kewajiban sehingga harus meluber ke jalanan. Alun-alun kota Banjarnegara menjadi lautan manusia yang bermunajat pada Alloh Swt. Masjid Agung An-Nuur yang masih dalam tahap finishing tampak bisu menatap keindahan di depannya. Khutbah selepas sholat ‘Id menjadi bekal dan modal awal tuk menjalani hari-hari baru pasca Syahrul Mubarak. Saya sempat mencatat –dalam Flexi - beberapa point penting dari khutbah panjang yang berujung pada tujuan akhir puasa kita antara lain :

  • Sikap dan perilaku orang yang bertaqwa ada di QS. Al-Baqarah [2]: 177. Saya semakin akrab dengan ayat panjang dalam surah yang termasuk terpanjang dalam Adz-Dzikr ini. Pertama kali mendengar ayat ini dikupas oleh H.M Isplancius Ismail, S.H, M.Hum, ketua takmir Masjid Agung Baitussalam Kab.Banyumas ketika bakti sosial sebulan sebelum Ramadhan di Sokaraja yang lalu, dan … saya langsung jatuh hati dengan ayat yang luar biasa tersebut.

  • Kedua adalah ayat ke-133 dari surah ke-3 yakni ‘Ali ‘Imran yang juga berisi karakter orang yang bertaqwa.

Pagi ini saya kembali saya –dan kedua adik saya- sungkem kepada Ibu dan Bapak seraya mengucap doa terbaik di awal Syawwal; Taqabbalallhu minna wa minkum Ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin wal faidzin.. Kullu ‘aam wa antum bi khayr. Ya, semoga Alloh Swt menerima semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan, mengampuni seluruh dosa kita sekaligus menerima taubat kita. Amiin taqabbal ya kariim. Sejenak terdengan isak tangis Ibu dan Bapak, juga adik yang mengakui kesalahan mereka. Tak lama kemudian tetangga berdatangan, saling bersalaman, bermaafan dan mendoakan. Selesai kunjung mengunjungi sesame tetangga, semua warga RT.01, 02, 03 berkumpul di jalan Puteran untuk bersalam-salaman.Mereka berbaris rapi untuk saling memaafkan.

Lama saya tidak pulang ke Banjar membuat saya pangling ketika bertemu dengan beberapa wajah yang pernah saya kenal dulu. Bocah-bocah yang dulu suka berlarian, tukaran, glewehan pas sholat, kini menjelma menjadi puluhan ABG dan remaja. Beberapa teman sebaya dulu juga banyak yang sudah berubah. Ada yang sudah menggendong bayi, ada yang sudah menuntun bocah 3 tahunan, atau sekedar berpasangan. Bahagia sekali… sekilat kesedihan melintas; aku masih sendiri. Hiks…hiks..

Sempat berkhayal juga, saya mengantri disana dan bersalaman memutar bersama seorang akhwat. Lalu komentar dan pujian pun terucap

Oo ini istrinya Mas Bhayu, cantik yaa…” Mudahkan yaa Alloh Swt, doa ku yakin


Matahari terus meninggi saat saya dan keluarga bersepeda motor ria melalui jalan raya yang mulai sepi. Ibu dibonceng Bapak pake Beatnya Adik. Vixion membawa saya dan Lulu, adik ku yang bontot.. Sementara itu Bowo sendirian diatas Supra ku. Sempet ketemu temen lama, buru-buru saya klarifikasi bahwa yang dibelakangku ini adik ku, bukan istri ku.
Istri ku seorang akhwat berjilbab besar” ujarku singkat

Pesan Bapak, hari ini kita akan silaturahim ke rumah embah dari Ibu, eyang dari Bapak. Sebuah pembelajaran menjaga silaturahim yang bagus. Tapi saya perlu tahu juga garis nasab mereka semua. Alhamdulillah, sampai juga di rumah embah dari Ibu. Mbah putri sudah lama sakit stroke. Bagian tubuh kanan lumpuh. Tangan kanan kaku, berjalan pun ga seimbang. Hanya suara gumam yang keluar dari mulut keriputnya. Sesekali beliau menangis tiap kali cucunya berkunjung. Kasihan sekali. Ku genggam tangan lemahnya, ku’ucap doa. Dulu pernah mau dicoba thibun nabawi yakni bekam, namun urung sebab faktor usia. Beliau sudah sangat sepuh. Tak lama kemudian pakdhe, budhe ku, pasukan keponakan’ku berdatangan. Senyum dan wajah yang berseri dalam balutan baju baru menjadi sesuatu yang paling menarik. Ya, lebaran memang masih identik dengan baju baru. Padahal laysal ‘iid libasul jadiid, wa laakinnal ‘iid tho’aatuhu taziid, pujangga Arab bertutur bukanlah berhari raya itu berbaju baru, melainkan berhari raya itu yang ketaatanya meningkat, alias al-imaanu yaziidu, iman kita menanjak. Tidak salah sih memakai baju baru, jilbab baru hari ini, bisa jadi itu adalah bagian dari ekspresi kegembiraan, bentuk sederhana syukur kita. Tapi yang lebih penting adalah hati kita harus baru, ruh kita baru. Menjaga stabilitas iman dan amal pasca Ramadhan itu lah yang menjadi tugas kita selanjutnya. Memang benar untuk bisa istiqomah itu tidak mudah, perlu mujahadah besar-besaran.


Akhirnya, selamat hari raya ‘Idul Fitri 1429 H, kullu ‘aam wa antum bi khayr, taqabbalallhu minna wa minkum wa shiyamana shiyamakum, ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin wal faidzin.Selamat bagi yang tercapai program khatam Qur an satu kali, hafalan surah baru, I’tikaf 10 hari, QL tiap malam dll. Insya Anda lah sang juara yang berhak mendapat gelar yang hanya diberikan Alloh Swt; al-muttaqin. Bersyukur bagi kita yang malam ini khatam juz 1 Al-Quran, sholat 5 waktu berjamaah di masjid, berinfaq- sedekah, dan berniat shaum 6 hari Syawwal.


Banjarnegara 1 Syawwal 1429 H / 1 Oktober 2008

Bhayu Subrata

Tidak ada komentar: