Sabtu, 18 Oktober 2008

SMS pas mau liqo’

SMS pas mau liqo’

Siang itu, langit menghitam. Perlahan dan pasti semakin hitam. Awan kelabu bergerak pelan membuat redup kota satria. Saya melaju dengan nyaman menuju satu sekolah menengah favorit di kota ini. Oia, dua hari ini saya pake Kharisma mirip kaya punya adik. Biasalah skuter lagi rewel. Sebenarnya hari ini, 18 Mei libur sebagaimana keputusan pemerintah yang menambah satu hari setelah hari libur nasional ummat Kristiani yang memperingati naiknya Yesus Kristus. Ya, pekan kemarin anak-anak minta pekan ini tetep ada halaqah.
"Halaqahnya habis pentas seni saja" pinta mereka optimis.
"Boleh" Saya mengangguk pelan.
Saya memasuki areal parkir. Ya, meskipun libur tapi banyak motor yang bisa dipastikan banyak siswa yang sedang pentas seni, termasuk binaan saya. Sampai juga di musholla Ulul Albab, nama yang cocok dengan institusi sekolah. Ketika saya sedang membaca mading tentang etika di masjid. C65 saya bergetar dan nasyid Yusuf Islam mengalun memecah sepinya musholla. Nomor asing, 085227560888 aku mengeja lirih, masuk pukul. 13.10 WIB.
"Juru kunci saidah mekkah bermimpi bertemu rosulullah saw beliau berpesan kuatkan aqidah karena dunia ini sudah goyang, dan sebarkan sms ini ke 10 muslim maka insya allah dalam jangka 10 hari akan mendapat rizki bsr dan jika tidak disebarkan tunggulah kesulitan yang tiada henti2nya ingat ini amanah"
"Wah bahan tulisan nih" Sudah ada banyak kata di otakku tinggal ditulis nanti ba’da liqo’.Dan ini tulisannya. Selamat membaca.

Pikiran saya kembali ke masa lalu. Isi SMS ini hampir sama dengan selebaran yang pernah heboh di masjid-masjid, dulu. Dulu pas saya di rumah, Ibu juga pernah agak risau karena beliau menerima selebaran yang isinya yang seperti itu. Cuma yang ini lebih singkat tapi kalau dihitung-hitung setara dengan 2 SMS. Kalau selebaran yang dulu 2 lembar dan banyak hujjahnya, ada ancamannya, ada juga kesaksiannya. Waktu itu saya katakan pada ibu, nggak usah dipercaya, buang baen. Dan nyatanya tidak terjadi apa-apa sampai detik ini.
Pesan bahwa bumi sudah goyang, bisa saya terima, dan memang itu sudah lama terjadi, akhir 2004 serambi Mekkah digoyang gempa hampir 8 skala Ritcher. Konon masuk dalam gempa terbesar di dunia. Korbannya pun ratusan ribu. Berlanjut tengah 2006, DIY dan Klaten bergoyang, meskipun jauh dibawah Aceh tapi pemerintah menetapkannya sebagai bencana nasional. Goyangan kerak bumi terus menjalar ke daerah Cilacap dan perbatasan Jawa Barat. Isu tsunami menggemparkan warga Cilacap. Mbah saya sampai ngungsi ke tempat Bu Dhe di Banjarnegara. Dan masuk tahun 2007 sudah beberapa kali bumi bergoyang lagi. Kata BMG, Indonesia memang dilewati jalur gempa, kerennya sabuk gempa. Sehingga diprediksikan 300 tahun mendatang akan ada gempa lagi di NAD dengan kekuatan yang hampir sama. Artinya untuk konteks ke kinian pesan pertama masih relevan.

Itu berkaitan dengan aqidah, ya pasti. Silakan cek surah kedua Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 155, disana dijelaskan bahwa memang Alloh Swt akan memberi cobaan pada manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kehilangan harta benda, jiwa dan buah-buahan. Tapi justru Alloh Swt menyebut itu sebagai good news kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Orang yang bagaimana? Ayat 156 : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Dan betul-betul berita bagus, Alloh memberi mereka keberkahan, kasih sayang, rahmat dan mereka disebut orang yang mendapat petunjuk Ayat 157). Artinya kita meyakini sepenuh hati bahwa takdir baik dan buruk semuanya dari Alloh. Ada takdir yang bisa diubah dengan ikhtiar, ada pula yang tidak bisa. Apa yang kita pilih, itulah takdir kita, begitu quote saya. Ya terima kasih, bisa dimanfaatkan untuk sarana dzikrul maut, mengingat hari kiamat, yang kata Ustadz Dedi Mizwar, sudah dekat.
Tapi pesan kedua. Ini yang agak aneh. Apa iya Rasulullah Saw sampai berpesan dan memerintahkan agar orang yang ditemui beliau menyebarkan pesan beliau dengan cara SMS kepada 10 muslim. Apa itu bukan inisiatif si penerima SMS. Atau orang yang menerima SMS pertama kali. Atau ini permainan operator seluler? Wah banyak kemungkinan. Kalau benar seperti itu, Rasulullah yang menyuruh SMS ke 10 orang, wah wallahu a’lam. Saya tetep sanksi, ‘sanadnya’ ga jelas. Matannya, isinya ada sih yang baik. Kalau hadits mungkin ini hadits maudhu’ alias palsu. Soal mimpi bertemu Rasulullah Saw, semua orang muslim bisa bermimpi bertemu dengan beliau, tentu saja dengan izin Alloh Swt dan itu pasti Rasulullah karena syaitan tidak bisa menyerupai Abul Qasim. Beberapa orang yang mengaku pernah mimpi bertemu Muhammad Saw memang menjadi orang besar. Sebut saja Aa’Gym, ustadz muda ini bercerita dalam bukunya "Aa’ Gym Apa Adanya" bahwa dia bermimpi bertemu Rasulullah dan setelah itu ia memiliki semangat beragama yang besar dan mengalami banyak kemudahan dalam berdakwah. Saya juga ingin ngimpi bersua dengan Muhammad Saw. Alangkah indahnya hidup ini jika dapat ‘ku tatap wajahmu, begitu besar harapan Raihan.

Perhatikan iming-iming alias nada gembiranya "sebarkan sms ini ke 10 muslim maka insya allah dalam jangka 10 hari akan mendapat rizki bsr". Misalkan disebarkan dan itu ternyata terbukti benar, saya kira itu bukan gara-gara kita mem-forward ke 10 muslim, akan tetapi lebih karena dzan kita pada Alloh Swt. Ingat, ana ‘inda dzanni abdi bii, Aku, kata Alloh Swt, sesuai dengan persangkaan hambaku (pada Ku). Artinya kalau kita percaya bahwa kita mendapat rejeki besar karena kita menyebarkan SMS ini, bisa jadi kita kena delik syirik, na’udzubillah. Halus memang seperti gerakan semut di atas batu hitam di malam hari, begitu Rasulullah mengibaratkan. Berarti si pemimpi berani menjamin 100 % bahwa yang menyebar SMS ini akan mendapat rizki besar, waduh, ndak boleh itu, ndhisiti kersane Gusti Alloh. Terus, kalau sampai lebih dari 10 hari tidak mendapat rizki besar berarti dia bohong donk, dia dusta ! Al-Kadzab ! (tenang Bay, jangan emosi…udah, beli makan sana, wajahmu sudah pucet). Begitu pula dengan pesan ancamannya. Tidak ada yang bisa menjamin kita tidak selamat, kecuali Dia. Pokoknya kita berikhtiar saja, bekerja keras untuk mendapatkan rejeki yang halal. Yang saya khawatirkan adalah penerima SMS ini menjadi malas berusaha, mengandalkan kebenaran SMS, menggantungkan nasib pada SMS, menunggu-nunggu keberuntungan. Perbuatan setan itu. Saya tidak akan mem-forward SMS tadi, saya tidak percaya pada pesan gembiranya dan ancamannya. Kita lihat apa yang terjadi 10 hari lagi, saya yakin, dengan ijin Alloh Swt saya masih hidup. Hati-hati kalau suatu saat Anda menerima SMS seperti tadi, delete saja. Atau di-reply agar beristighfar dan bertaubat. Mau?

Surya tenggelam di ufuk barat, adzan menggugah jiwa
18 Mei 2007
Bhayu Subrata

Tidak ada komentar: