Sabtu, 18 Oktober 2008

Optimalisasi Dakwah via Radio

Optimalisasi Dakwah via Radio
Bhayu Subrata

Misi : Dakwah
Sebelum kita bicara banyak tentang radio dakwah, maka kita perlu memahami dulu apa itu dakwah. Dakwah adalah sebuah aktivitas yang menyeru, mengajak, memotivasi manusia kepada Alloh Swt dengan bijaksana / hikmah, dialogis dan keteladanan (QS.16: 125), yang mengentaskan manusia dari jurang kejahiliyahan menuju puncak cahaya Al-Islam. Ibu kita Kartini sering menyebutnya dengan istilah ‘habis gelap terbitlah terang’. Pelaku dakwah sering disebut da’i., muballigh, ustadz/ ustadzah, kyai, pak.haji dan lain-lain. Pendek kata dakwah adalah sebuah upaya agar manusia bisa memeluk islam dan melaksanakan semua ajarannya secara total, kaffah. Dakwah adalah aktivitas yang dilakoni oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad Saw. Sebuah mata rantai dari proyek raksasa yang tidak terputus hingga akhir jaman nanti.Ya, kita adalah generasi penerus yang melanjutkan tongkat estafet dakwah ini.

Radio hanyalah alat
DR. Irwan Prayitno pernah mengatakan bahwa dakwah yang baik adalah yang mampu menyesuaikan dengan kondisi zaman / up to date. Maka penggunaan media / alat / instrumen dalam berdakwah juga terus mengalami perubahan. Selalu ada variasi dalam hal media dakwah. Konon Wali Songo pernah memakai pendekatan budaya dengan memanfaatkan tradisi Jawa yang disisipi nilai-nilai islam.
Zaman terus berganti, seiring dengan kemajuan pemikiran manusia, maka para da’i pun cepat beradaptasi. Mulai di alam nyata sampai alam maya. Mulai media cetak seperti buletin, koran, tabloid, dan buku dsb, hingga radio, televisi bahkan situs internet.. Saat ini semakin marak media dakwah kontemporer yang dengannya islam semakin mudah dikenal, dipahami dan dilaksanakan.
Memang salah satu alasan penggunaan media adalah supaya dakwah ini lebih mudah diterima, lebih cepat sampai ke masyarakat. Singkatnya, agar lebih efektif dan efisien. Setuju ? Di sisi lain, pihak-pihak yang memusuhi islam terus berupaya menghadang laju islam bahkan menghancurkannya dengan berbagai cara. Saat ini mereka sudah menggunakan cara/media yang canggih. Ini juga menjadi satu alasan lagi mengapa kita menggunakan media/ alat baru dalam berdakwah.

Optimalisasi Radio Dakwah
Jumlah radio dakwah di Purwokerto belum bisa dikatakan banyak, dan rata-rata berstatus radio komunitas (rakom). Sebuah format radio yang segmentasinya sangat terbatas yakni anggota komunitasnya saja. Sebut saja Baitussalam 107,8 FM, MAFAZA 96,7 FM, Al-Faruq FM, Radio Dakwah Muhammadiyah (RDM) Sokaraja dll. Dan setahu saya belum ada radio dakwah yang komersil atau radio swasta yang bermisi dakwah di kota kripik ini. Baik rakom maupun radio komersil mempunyai kelebihan dan kekurangan, aturan main dsb.
Siapa saja boleh mendirikan radio. Apalagi rakom, selain biaya lebih murah, perawatannya juga mudah, meskipun coverage nya amat terbatas. Sebagai radio dakwah maka dakwah lah yang menjadi ruh/spirit, programnya, penyiarnya, musiknya, promo dsb. Semuanya itu tidak boleh keluar dari adab islami, dari koridor syariat islam. Komitmen dan kesungguhan dari management dan penyiar juga perlu diperhatikan, karena rata-rata radio dakwah belum ada sistem reward berupa upah/ gaji. ”Yang nggaji kita Alloh Swt ”, jawab mereka suatu hari.
Sebuah radio dakwah –sebagaimana alat dakwah lainnya- harus dimenej sebaik mungkin, semenarik mungkin sehingga masyarakat/pendengar bisa merasakan manfaatnya. Selain program on air, biasanya ada pula program off air, dimana ada jumpa darat/ temu pendengar yang bisa berbentuk kajian, bedah buku, konser nasyid, nonton film islami, peduli gempa, dll. Selain untuk menjalin ukhuwah islamiyah, acara off air juga bisa dijadikan parameter jumlah listeners. Wallohu a’lam.

Akhirnya SAHABAT MUSLIM, selamat menyimak radio dakwah milik ummat, 107,8 Baitussalam FM.

Tidak ada komentar: