Sabtu, 18 Oktober 2008

Rahasia Kebangkitan

Rahasia Kebangkitan

ayyub

Bulan Mei ini ada beberapa peristiwa besar yang perlu kita kaji. Pertama, 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh. Dunia menyebutnya May Day. Sebuah aksi jalanan kebangkitan dan perlawanan kaum buruh terhadap majikannya. Kedua, 20 Mei, kita mengenalnya dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Sejarah mencatat kesadaran berbangsa dan bernegara bangkit di tahun 1908. Ketiga, 21 Mei, bangsa ini mengingatnya sebagai tonggak awal reformasi. Upaya perbaikan telah dilakukan, meskipun sampai detik ini belum jua ada perubahan yang berarti. Teruslah berusaha, ikhtiar terbaik kita tinggal menunggu takdir baik kita turun, yakni bertemunya keinginan kita dengan keinginan Alloh Swt.

Bicara kebangkitan nasional, bisa kita kaitkan pada sebuah kisah Rasulullah Muhammad Saw saat menerima wahyu Alloh Swt berupa 7 ayat Al-Muddatstsir.

“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! Ban pakaianmu bersihkanlah, Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”

Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfurry dalam Sirah Nabawiyahnya menuliskan bahwa permulaan ayat ini mengandung seruan yang tinggi, sebagai perintah yang ditujukan kepada Nabi Saw, agar beliau bangun dari tidur dan melepas selimut, siap untuk berjihad dan berjuang. Seakan-akan Alloh Swt berfirman,” sesungguhnya orang yang hidup untuk dirinya sendiri bisa hidup tenang dan santai. Tapi engkau yang memanggul benan besar ini, mengapa tidur-tiduran saja? Mengapa engkau santai-santai saja? Mengapa engkau masih telentang di atas tempat tidur yang nyaman dan tenang-tenang saja? Bangunlah untuk menghadapi urusan besar yang menantimu.Bangunlah untuk berjihad dan berjuang, karena waktu tidur dan istirahat sudah habis. Sejak hari ini engkau harus bersiap untuk lebih banyak berjaga pada malam hari dan perjuangan yang berat lagi panjang. Bangunlah dan bersiaplah untuk semua itu.

Sementara itu, Sayyid Quthb menafsirkan surah tersebut dalam kitab tafsir Fii Dzilaalil Qur an dengan “Maka Rasulullah Saw bangkit, dan setelah itu selama 25 tahun beliau tidak pernah istirahat dan diam, tidak hidup untuk diri sendiri dan keluarga beliau. Beliau bangkit dan senantiasa berdakwah kepada Alloh Swt, memanggul benan berat di pundaknya, tidak mengeluh dalam melaksanakan amanah yang besar di muka bumi ini, memikul beban kehidupan semua manusia, perjuangan dan jihad di berbagai medan. Beliau pernah hidup di medan peperangan secara terus-menerus dan berkepanjangan selama 20 tahun. Urusan demi urusan tidak pernah lekang selama itu, semenjak beliau mendengar seruan yang agung dan mendapat beban kewajiban. Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepada beliau dan kepada siapa pun”

Surah lainnya yang juga amat terkait dengan proyek kebangkitan ini adalah surah ke-73, Al-Muzzammil yang artinya :

“Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit. (yaitu) Seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”(QS.Al-Muzzammil [73]: 1-4

Rasulullah Saw diperintahkan oleh Alloh Swt untuk bangun di malam hari. Bukan hanya membuka mata, namun juga berwudhu lalu sholat malam (tahajud). Setelah itu tadarus dan tadabur Al-Qur an. Bagi sebagian orang, aktivitas ini adalah hal yang merepotkan dan sangat tidak nyaman karena saat itu adalah saat istirahat (baca: tidur). Orang pun lebih enak melanjutkan mimpi mereka. Mimpi yang tidak nyata.

Kita simak, ayat kelima dan keenam surah Madaniyah diatas.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”

Ibnu Katsir menulis dalam tafsirnya, “Bahwa ketika Al-Qur an pertama kali diturunkan, sangat berat terasa oleh Nabi Saw lantaran keagungannya. Zaid bin Tsabit, anak angkat beliau berkata “ Al-Qur an diturunkan kepada Rasulullah. Ketika itu pahanya berada diatas pahaku, dan hampir saja pahaku remuk”. Peristiwa turunnya wahyu dalam kondisi seperti itu bukan yang pertama kali bagi laki-laki mulia ini. Unta beliau pernah jatuh seketika wahyu turun. Beliau juga pernah berkeringat dingin, gemetar hebat.

Al-Qur an selalu punya bahasa yang unik, kata Sayyid Quthb, penulis buku Ma’alim Fiththariq (Petunjuk Jalan). Ya, benar, bukan tanpa maksud Alloh Swt membangunkan Muhammad Saw di malam hari–yang nantinya menjadi ibadah sunnah yang sangat perlu diamalkan oleh kita semua. Ada hal penting yang ingin diberikan. Ada ‘kado istimewa’ bagi manusia mulia yang pasti juga akan dinikmati juga oleh ummat beliau. Ya, ini lah rahasia kebangkitan ummat.

Rahasia pertama adalah sholat malam (qiyamulail) atau tahajud. Waktu yang ditetapkan Alloh Swt dalam QS-Al-Muzzammil adalah waktu yang istimewa, jam-jam mustajab untuk bermunajat bersujud pada-Nya. Belajar, membaca kitab, menulis pada jam-jam tersebut akan sangat bermakna. Para tabi’in, imam-imam mahzab, para ulama kita terbiasa bangun malam untuk mendirikan sholat lalu berdoa pada-Nya. Berdoa’alah yang banyak karena Alloh maha kaya. Barangsiapa yang tidak meminta pada-Nya, Alloh memvonisnya sebagai orang yang sombong. Na’udzubillahi min dzalik.

Rasulullah semakin giat bangun malam ketika dakwah mendapat ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan. Dari sanalah, senyuman ada setelah kesedihan. Dari sanalah pula energi melawan ketakutan, kemalasan berasal. Ustadz Yusuf Mansur selalu memadukan sholat malam / tahajud dengan sedekah / infaq sebagai solusi segala persoalan yang ada. Dan dengan dua amalan itu kita bisa bangkit dan sukses.

Rahasia kedua adalah tilawah/ tadarus Al-Qur an dan mentadaburinya. Al-Qur an bagaikan kamus kehidupan, petunjuk dan cahaya bagi manusia. Membacanya adalah ibadah dan berpahala. Kita perlu membiasakan untuk mengkaji arti dan terjemahannya. Membaca kitab tafsir para ulama akan semakin dalam pula pemahaman kita. Itu adalah ayat-ayat Alloh Swt, kalamullah yang berisi perintah dan larangan terbaik bagi manusia. Ayat-ayat yang dibaca dalam sholat kita. Ayat-ayat-Nya kita ucapkan dalam tadarus kita. Dan Alloh Swt menegaskan bahwa bacaan Al-Qur an baik dalam sholat malam maupun dalam tadarus di malam hari lebih berkesan dan khusyuk. Subhanallah…

Para shahabat tidak akan beralih pada ayat baru, sebelum ayat-ayat yang dipelajari kemarin sudah dilakukan dan menjadi kebiasaan hidupnya. Artinya mereka benar-benar konsekuen, istiqomah dan bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari. Atas azzam itulah Rasulullah Saw dan para shahabat dijuluki “The Walking Qur an” alias Al-Qur an yang berjalan. Setiap perkatan, sikap dan tindakan beliau dan para shahabat tidak pernah lepas dari nilai-nilai Al-Qur an, yang dipraktekan secara nyata dalam kehidupan.

Rahasia ketiga, adalah berdakwah, beramar ma’ruf nahi munkar. Ini adalah perintah agung dalam surah Al-Muddatstsir diatas. “… dan berilah peringatan”. Ya, berdakwah adalah aktivitas fardhu setiap muslim. Ballighu ‘anni walau ayatan, sampaikanlah dari ku (Muhammad), meskipun hanya satu ayat, satu ilmu. Seruan untuk terus berada di jalan Alloh Swt, menegakkan syariat-Nya ini berlaku pada semua manusia hingga yaumil akhir. Berdakwah bisa dilakukan secara perorangan (dakwah fardhiyah) maupun berkelompok (dakwah jama’iyah). Dalam QS.Ali-‘Imran [3] ayat 104, Alloh Swt lebih memerintahkan kita untuk berdakwah dalam komunitas/ kelompok. Sebab dalam kebersamaan ada kekuatan, dan memiliki kekuatan yang lebih hebat untuk melawan kedzaliman dan kemunkaran.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Selain itu, saat ini pihak-pihak yang memusuhi islam sudah bergerak sangat terorgaisir, tertata. Wajar jika khalifah ‘Ali bin Abi Thalib k.w mengatakan ‘kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.’

Dalam surah lain, QS.Ash-Shaf [61]: 4, Alloh Swt lebih menegaskan lagi bahwa dalam berdakwah kita harus solid, kuat, kokoh, dan bersatu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”

Ummat islam telah lama terlelap, dininabobokan oleh modernisasi, budaya asing dan lain-lain. Pasca runtuhnya khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924, ummat Muhammad ini tidak pernah bisa punya kekuatan. Ummat terlena dengan ideologi Barat, Sosialisme dan isme-isme yang lainya. Ummat merasa aman dan nyaman, tanpa sadar dan tak terasa perlahan kita menanggalkan dan meninggalkan keislaman kita. Islam kembali menjadi sesuatu yang asing, sebagaimana sabda Nabi Muhammad dulu. Bagai menggenggam bara api di tangan bagi para pelaku sunnah beliau.

Alloh Swt telah menetapkan kita sebagai ummat terbaik (QS.’Ali-‘Imran [3]: 110). Generasi terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah manusia.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Firman Alloh Swt adalah kepastian. Ketetapan-Nya tidak pernah tidak tepat. Pasti terjadi ! Maka, bangkitlah ! kita adalah ummat terbaik. Allohu Akbar !!!

Tidak ada komentar: